29

70 2 0
                                    

Happy reading

29.kebahagaian

~~~

Satu minggu berlalu setelah hari di mana kepergian ala arga sedikit berubah kurang menunjukan senyum manisnya lebih sering dingin meski kadang calya dapat melihat senyum itu namun tampak seperti seulas senyum paskaan t setulur dulu tapi calay berusaha mengerti arga butuh waktu

Ta terasa kehamilan calya sudah memasuki 6 minggu waktu berjalang sangat cepat pagi ini calya berencana akan memeriksa kandunganya sekaligus menjenguk adi yang sudah lebih baik dari sebelumnya namuan masih di rawat karna masih menjalani masa pemulihan

Calya menatap kearah arga yang sedang duduk di ruang tengah mengerjakan pekerjaannya dari rumah sebenarnya arga bisa jika harus bekerja di kantor tapi adiwilaga melarangnya bahaya jika orang dengan keadaan linglung seperti arga di biarkan membawa mobil sendiri setidaknya arga harus bisa mengendalikan dirinya sendiri

Calya menuruni anak tangga dan terlihat di sana ada arga calya mendekat kearah arga dengan langkah riangnya "Mas" kata calya ia akan bilang pada arga dan meminta izin untuk pergi sebentar mungki pling lama 2 jam ta akan selama itu

Arga menoleh seulas senyum tampak pada wajahnya tapi matanya yang sembab dan juga tatapan kosong yang terarah pada calya itu ta bisa berbohong "Kenapa sayang" kata arga suaranya terdengar sangat lembut

Calya membalas senyuman arga dengan seulas senyum manis pada wajahnya "Aku mau ke rumah sakit kamu mau ikut?" Tawarnya ia juga akan sekalian meneriksa bayi di dalam kandungannya semoga dia sehat di dalam sana alasan calya mengajaknya arga adalah agar arga ta bosan karan hampir satu minggu di seolah di kurung di dalam rumah

Raut wajah arga berubah sekarang tampak khawatir apa calya sakit tampa sepengetahuannya "Kamu kenapa ada yang sakit" tanya arga ia mendekat kearah calya tanganya mengelus perut calya yang masih tergolong rata belum terlalau tampak

Calya terkekeh ia suka arga khawatir padanya arga adalah lelaki yang paling pengertian yang pernah ia temui setelah ayahnya "Engga aku cuma mau periksa dede" kata calya tanganya juga ikut mengelus tepat diatas tangan arga

Raut wajah arga kembali tenang tanganya mengelus ngelus perut calya kesedihannya sedikit teralihkan "Yaudah aku ikut ya" kata arga ia ingin ikut bukan tanpa sebab ingin bertemu ankanya dan juga adi jika ia siap ia akan berusaha merelakan ala ini semua takdir

Tangan calya mengelus lengan atas milik arga dengn lembut "Yakin aku mau sekalian jenguk adi, kalo kamu belum siap ga usah di paksa tunggu aja" kata calya ia berusaha untuk mengerti dengan keadaan sang suami yang tergolong belum kembali pulih secara fikiran dan juga mental

Arga tampak tersenyum manis ia mencoba terbiasa dan rela selama ini ia hanya di hantui rasa bersalah "Aku ga papa kok lagian ini bukan salah adi" kata arga ia tau adi ta salah semua ini keputusan adiknya dia menjadi orang yang terbaik karna menyelamatakan orang lain

Calya akihirnya mengiyakan perkataan arga ia membuka ponselnya untuk memesan taksi "Yaudah yu, tapi kita pesen taksi aja kamu jangan nyetir" kata calya ia ta ingin mereka celaka hanya karna arga yang manis kurang fokus

Arga tersenyum tanganya terulur untuk menyubit pipi istrinya yang tamak sedikit berisi tapi tampak sangat cantik "Iya sayang aku ga akan nyetir" katanya ia juga ta mau jika nantinya mencelakakan calya dan juga calon putra pertamanya

Mereka pergi menggunakan taksi sesmpainya di rumah sakit mereka turun dari taksi dan masuk calya memutuskan untuk memeriksa keadaan putranya terlebih dahulu dan nanti siang menjenguk adi tampak calya dan arga sedang duduk di kursi yang tersedia

Di dekat ruangan pemeriksaan mereka sedang mengntri untuk di panggil calya mendapat nomor urut yang ke 13 dan baru saja seorang wanita dan lelaki yang memiliki nomor urut 12 masuk ta lama dari itu ada suara yang terdengar dari speaker

My TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang