18

105 1 0
                                    

Happy reading

18.Amerika

~~~

Arga bersiap menyiapkan beberapa keperluannya ta terlalu banyak hanya satu koper sedang berangkat ke bandara menggunakan taksi ia kali ini akan mengguankan transportasi yang tersedia di negara ini dengan memanfaatkan uangnya yang ta habis-habis

Sesmpainya di bandara Internasional Los Angeles arga menunggu di sebuh kafe ia akan memesan sebuh kopi ia mengantuk tapi iya ta mungkin tidur di pesawan yang hendak mendarat atau pun ia tidur di kafe itu hal bodoh jika ia benar-benar melakukannya

Arga membuka ponselnya membuka aplikasi telfon dan menelfon orang kepercayaannya di kota negara ini ta lama telfon tersambung arga langsung berbicara tanpa basa basi lagi yang ta perlu ia lakukan

"Bastian tolong jemput saya di bandara"

"Baik tuan"

Sambungan telfon terputus seorang pelayan wanita mendekat di tangannya terdapat sebuh baki berisi secangkir kopi "Silahkan dinikmati tuan" kata wanita itu dan ia kembali berdiri lagi di tempatnya

Arga memang sedang menikmati kopi itu di kafe ini tapi hatinya dan fikiranya pergi entah kemana ia takut ayahnya melukai calya jika itu terjadi itu adalah bencana besar ah iangin secera memastikan keadaan calya secara langsung bahwa ta ada luka sedikitpun di tubuhnya

Ta lama dari itu seorang lelaki memasuki kafe lelaki berwajah bule lelaki itu mendekat kearah arga dia bastian "Tuan" kata lelaki itu membungkukan sedikit tubuhnya di hadapn arga

arga yang sudah menghabiskan kopinya pun mendongak mereka keluar dari kafe bastian membuka pintu mobil untuk arga "Silahkan masuk tuan" kata bastian bastian memasukan koper arga ke bagasi

Bastian memasuki mobil dan duduk di kursi pengemudi menyalakan mobil dan melajukan mobil itu memnelah jalanan kota los angeles "Apa kau tau dimana calya berada" tanya arga sepontan

Bastian melirik kearah arga melewati kaca di tengah bagian ada dashboard mobil "Saya tidak tau tuan siapa yang tuan maksud" kata bastian ia memang ta tau siapa yang di maksud oleh tuan mudanya itu

Arga menyalakan ponselnya dan membuka seluruh media sosial ia mengecek media sosial sang istri di lihat apa ada postingan baru tapi ternyata ta ada apa pun di aplikasi itu "Apa ayah membawa seorang wanita ke mission" kata arga suaranya terdengar mengeram menahan amarah pada aplikasi itu yang menyebalakan

Bastian tanpak berfikir hingga ia mengingat sesuatu yang mungkin bisa membantu pertanyaan tuannya itu "Ah ada tuan kemarin tuan besar memabawa seroang wanita" kata bastian ia ingat seorang wanita yang tuan besar bawa

Arga mematikan ponselnya menatap bastian dengan serius ia akan mengorek infotmasi dari bastian semoga saja dapat ia harap "Apa ayah melukai gadis itu" tanya arga ia ta segan-segan lagi untuk membunuh ala jika calya terluka karna ayahnya

Bastian menunduk ia ta berani menatap mata tuannya itu ia takut salah berucap atau pun salah berbuat "Saya tidak tau tuan saya hanya melihat sekilas, saya bahkan tidak melihat wajahnya" kata bastian ia berusaha fokus ke depan meski tatapan arga dari belakang yang dapat ia lihat dari kaca atas sedikit mengganggunya

Sesmpianya di mission utama keluarganya terlihat tiang-tiang kokoh berdiri tegak lampu-lampu menyala menerangi bagian yang gelap hari sudah mulai senja arga memasuki pintu utama berjalan kearah sebuh pintu berwarna hitam

Ceklek

Cit

Itu merupakan ruang kerja ayahnya pintu arga buka dengan cukup kasar terlihat seorang pria paruh baya yang duduk di kursi kerjanya di hadapanya ada sebuh leptop yang menyala "Ayah" kata arga suaranya terdengar memendam amarah

Lelaki paruh baya itu mematikan leptopnya dan menatap kearah arga yang baru saja memasuki ruangan kerjanya pasti arga mencari wanita itu fikir adiwilaga "Akhirnya setelah beribu purnama kau kembali datang ke missionku" kata adiwilaga sambil menunjukan senyum tipisnya

Terlihat kedua tangan arga terkepal ia marah karna ayahnya membawa calya hanya Agar dia datang ke mission sialan ini sungguh menyebalakan ia ta sudi ke mission ini jika bukan karna calya "Dimana calya?" tanya arga dengan menekan setiap kata yang ia uacapakn

Adiwilaga mengulas seulas senyum manis pada wajahnya yang ta lagi muda pria di hadapanya ini persis seperti dirinya ketika muda dulu keras "Tenang saja dia aman bersamaku" kata adiwilaga dulu juga ayahnya melakukannini tapi bedanya ayahnya menculik selingkuhanya dan ia menculik menantu sahnya

Tangan arga semakin mengepal ia menataptajam kearah pria tua bangka bau tahan di hadapanya ia ta sudi datang ke sini juka bukan untuk calya lelaki berengsek yang melukai hati bundanya bahkan hingga bundanya tiada "Dimana calya?" kata arga sorot matanya tertanam kebencian yang terpancar

Adiwilaga mengambil secangkir kopi dan mengngkatnya ia masih duduk di kursi kerjanya "Jangan gegabah kita bisa menyantai sambil meminum kopi" kata adiwilaga ia menyesap kopinya pagi ini ia bahagia setelah sekian lama akhirnya putranya mau datang meskipun dengan sedikit ancaman dan paksaan

Kepalan tangan arga ta sekuat tadi tapi tatapannya masih terpancar tajam kearah adiwilaga yang berada tepat di belakangnya "Tidak dimana calya aku ingin segera pergi dari sini" kata arga setelah melihat raut wajah adiwilaga yang tampak tenang ia jadi yakin calya akan baik-baik saja dan ayahnya itu memperlakukan calya dengan baik

Adiwilaga terdiam di tempatnya satu pertanyaan terlintas di dalam fikirannya tapi iya ta yakin untuk mengatakanya itu pada arga tapi jika tidak sekarang kapan ia bertanya ia yakin ta akan ada kesempatan lagi "Apa kau sangat membenciku" tanya adiwilaga terdengar seperti orang bodoh

Arga menatap adiwilaga yang berkata tanpa dosa bahkan terkesan dengan nada bodoh di pendengarannya arga terkekeh kecil "Ayah tau aku benar-benar membencimu" setelah kejadian itu kata arga ia jarah berkata ayah setelah kejadian itu bahkan mungkin ta pernah lagi memanghil ayah pada pria di hadapanya

Adiwilaga terdiam saat mendengar kata ayah terucap dari mulut arga seperti dugaannya ini akan sedikit menyakitkan setelah sekian lama arga membali memanggilnya ayah "Tapi ala tidak bersalah kau harus bisa menerimanya" kata adiwilaga ia sebenarnya ta mau mengungkit ini tapi sampai kapan arga akan menutup matanya dari kenyataan

Tangan arga kembali mengepal erat ia kembali mengingat hari di mana ibunya pergi di usianya yang baru saja 18 tahun ia benci pembahasan ini "Bahkan karna dia bunda pergi dan setelah semuanya terbongkar ayah masih saja menyayanginya" kata arga

Adiwilaga menghela nafanya putranya ta salah tapi salah memahami ini semua salahnya lagipula ia sudah menghukum dirinya sendiri dan juga wanita itu "Tapi ini bukan kesalahan ala bahkan wanita itu sudah berada di jeruji besi dan yang pasti dia tidak akan bisa lepas lagi dari ayah" kata adiwilaga ia akan terus berusaha meyakinkan arga

Arga membuang mukanya ia ta mau lagi meantap kearah sang ayah hatinya semakin pedih matanya memanas karna amarah yang terus berkopar di dalam hatinya "Aku tidak peduli, dimana calya?" kata arga ia hanya mrmbutuhkan calya sekatang

Ia ta ingin tetap berada di ruangan ini jangan sampai ada kasus seorang anak membunuh ayahnya sendiri karna ayahnya memculik istri pelaku sangat ta etis bukan adiwilaga tampak terdiam dan berkata

"Dia ada di lantai atas temui saja"

~~~

1166 kata

Bantu support aku ya vote/commentnya gratis kok

(\_/)
( •_•)
/>♡<\

Sumpah makasih banyak-banyak buat yang udah mau baca sampe sini aku ga maksa kalian lanjut kalo sekiranya boring dan kurang asik boleh kok ke lapak lain buat yang mau nunggu dan tetep di sini baca cerita ga jelas buatan aku makasih banyak-banyak

My TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang