36

21 2 0
                                    

Happy reading

36.si kecil

~~~

Di pagi yang sangat indah ini tampak di sebuh kamar bernuansa ungu pastel tampak seorang wanita memasuki kamar tersebut membuka gerdeng yang langsung membuat cahanya matahari masuk menyinari seorang gadis kecil yang tampak masih tertidur di atas ranjang

Wanita itu bernama Navisa Febriyani yang merupakan ibu dari gadis kecil yang tampak menghindari cahaya matahari yang menggu tidurnya "Wi bangun" kata Navi tanganya menguncangkan tubuh sang anak penuh dengan kasih sayang dan kehati-hatian

Gadis kecil itu bernama Dewi sri mulyani nama yang familiar bukan gadis kecil itu menraik selimbut untuk menutupi wajahnya "Ah momy asih atuk" kata gadis kecil itu dengan nada merengeknya menolak segera bangun dari kasur yang sangat nyaman ini

Navi mendudukan tubuh putrinya dengan tegak tampak sangat lemas "Bangun yu kita sarapan" rayu navi di setiap pagi dewi selalu bersemangat jika ada susu rasa coklat favoritenya namun sekarang saat gadis kecil itu mendengar kata 'sarapan'

Gadis kecil itu segera bangkit dan turun dari atas ranjangnya bahkan tampak sempoyongan ketika berlari "Uwi au salapan di umah om aik" kata gadis cilik itu ia berlari menuju pintu keluar dari kamarnya

Navi yang melihat kelakukan sang anak hanya bisa menggelengkan kepalanya mereka baru 5 hari tinggla di rumah ini tapi gadis kecil itu sudah sangat dekat dengan tetangga mereka "Jangan sayang ngerepotin" kata navi menyusul sang anak

"Wui au di canah" kata gadis kecil itu berlari dengan langkah kecilnya menuju ke rumah yang tepat berada di samping rumahnya memasuki pintu utama dan ia melihat ada calya yang sedang membuat sarapan "Alo agi emua" kata gadis cilik itu padahal hanya ada calya di sana

Calya menoleh dan mendekat tanganya mengusak rambut gadis cilik itu dengan gemas "Pagi juga cantik" kata calya tampaknya gadis cilik itu baru saja bangun tidur dilihat dari penampilannya yang tampak masih berantakan

"Dewii!!" Pekik seorang wanita yang tampak mengejar gadus cilik itu "Maaf ya cal dewi ngerepotin terus" kata navi meminta maaf toh putri semata wayangnya itu sangat merepotkan tetangganya "Ayo pulang sayang" katanya sambil menarik tangan mungil milik dewi

Dengn polosnya gadis itu melipat kedua tanganya di depan dadanya "Engga uwi au di cinih" katanya sambil menunjuk kebawah dimana lantai yang ia pijak ini merupakan bagian dari rumah milik tetangganya ia mudah akrab dengan orang baru namanya juga anak-anak

"Ga papa kok mba" kata calya navi lebih tua 7 tahun darinya "Lagian dewi juga nemenin bian kasian juga bian ga punya temen di sini" kata calya di komplek ini bian memang ta memiliki teman seusinya ada pun temannya adalah anak SMP yang tinggal satu komplek denganya sangat jauh bukan

Dewi memalingkan wajahnya kemudian kembali menatap kearah navi dengan tatapan kesalnya ia suka berada di rumah calya karna suatu hal yaitu mengusik ketenangan bian itu asik tapi dewi tidak suka di usik balik oleh bian "Uwi di cini momy" kata dewi kekeh

Navi menghela nafasnya sangat susah memberi tahu putrinya itu yang memiliki sifat seperti suaminya keras kepala "Yaudah jangan nakal" tangan navi terangkat jari telunjuknya tampak terangakt tinggi "Awas kalo nakal nanti dady marah besar" kata navi dengan mata melotot

Dewi menatap kearah navi dengan tatapan dramatisnya "Uwi nda cuka dady alah esal" kata dewi tapi ia ingin bermain dengan bian "Uwi nda atan akal" kata dewi sambil menunjukan seulas senyum hangatnya yang tampak sangat indah

Tangan navi teulur mengusak puncak kepala sang anak "Cal titp dewi ya, maaf ngerepotin" kata navi ia merasa sangat ta enak satu minggu saja belum tapi dewi sudah sangat merepotkan calya entah membuat keributan atau lain sebagainya

Calya mengulas seulas senyum terindahnya bahkan tampak sangat cantik di usinya yang masih 20an "Ga papa santai aja mba" kata calya ia senang jika tetangga barunya itu sering bermain ke rumahnya terasa ramai dan juga hangat berhubungan juga dengan calya yang suka anak-anak

Navi pun berpamitan pergi "Ayo masuk" kata calya mereka pun memasuki rumah calya melanjutkan membuat sarapan dan dewi duduk di meja makan yang tampak melahapnya lebih besar darinya bahkan jika di lihat dari belakang seolah ta ada yang duduk di sana

Dari arah tangga tampak seorang pria yang berjalan menuruni anak tangga "Sayang" panggil arga dengan suara paraunya ia ta menyadari kehadiran dewi ia mendekat kearah calya dan memeluk calya dari belakang dan dewi melihat itu dengan tatapan sulit di percaya

Ia malas di rumah karna orang tuanya yang selalu mengacuhkanmya dan lebih asik bersama berdua saling berbincang seolah-olah dewi tidak ada di sana calya berbalik dan melepaskan pelukan itu "Ian mana mas?" tanya calya

Arga belum menoleh dan otomatis belum menyadari kehadiran dewi di belakang sana yang ta bersuara sama sekali hanya terdiam sambil menatap lain tempat karna melihat wajah calya yang memerah "Masih tidur" kata arga ia malah menghimpit tubuh calya

Calya berusaha mendorong dada arga agar menjauh ia malu karna dewi melihat semua apa yang mereka lakukan namun tenaga arga lebih kuat darinya "Kenapa ga kamu bangunin" kata calya dengan nada kesalnya sambil menatap arga seolah berbicara di belakang sana ada orang

Arga berbalik ia menjauhkan tubuhnya dari calya saat melihat dewi memperhatikannya berdehem pelan menghilangkan rasa gugup dan juga malunya "Aku mau berduaan dulu sama kamu" bisik arga "tapi ternyata ada dewi" kata arga lirih di awal kalimatnya

Calya yang melihat wajah arga yang memerahpun tertawa kecil "Dewi tolong bangunin ian ya" kata calya ini bukan pertama kalinya pasalnya kemarin dewi ikut dengan calya membangunkan bian jadi calya bisa meminta bantuan dewi kali ini untuk menutupi rasa malu yang mereka berdua rasakan

Tangan dewi terangkat hormat "Siap ate" katanya tanganya mendorong kursi dengan tubuhnya yang bertumpu pada meja memegang pinggiran kursi dan turun dewi adalah salah satu gadis cilik yang memiliki keberanian tingkat tinggi

Selain jarang menangis dewi juga ta takut pada hal-hal di sekitar apa pun itu termasuk hewan tapi namanya anak kecil pasti sesekali pernah menangis namun ta sesering itu dewi berjalan menaiki anak tangga rumah kediaman arga sesmpinya di lantai dua

Di sebuah pintu kayu tangan dewi terangkat untuk mengetuk pintu kamar bian menjuhkan tanganya dari pintu dan mengetuk pintu itu dengan kuat hingga tanganya terasa berdenyut nyeri bersamaan dengan dentuman keras yang terdengar namun setelahnya

Kedua tanganya terangkat dengan penuh amarah dan juga tekat gadis cilik itu mengendor pintu kamar milik bian itu dengan berutal ta mempedulikan rasa panas pada tanganya yang tampak memerah karna terlalu kuat memukul pintu toh diakan kuat kaya supermen

Tokk

Bark

Bark

"Ian angun ian"

Ceklek

~~~

1111 kata

Sumpah, kalian bab bian ga ada yang mau baca kah aku tau itu ga realistis karna aku ga tau lahiran kaya gimana tapi tetep aja jangan di lewat baca dulu masa ga ada yang mau baca bian

Nanti bian ngambek, dedek ian marah loh

Bantu support aku vote/commentnya gratis kok

(\_/)
( •_•)
/>♡<\

My TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang