Happy reading
32.marah
~~~
Ting tong
Terdengar suara bell di sebuh rumah minimalis namun cukup besar ini imba baru saja sampai mengantarkan calya ta lama pintu terbuka menunjukan seorang wanita yang merupakan dita
Mata dita membulat segera menarik calya kedalam pelukaannya bagaimana pun calya tetap lah putri semata wayangnya yang sangat ia sayangi "Imba calya kenapa" tanya dita sambil mengelus punggung calya di pelukannya
Calya ta bisa membendung lagi kesefihanya ia menangis meraung di pelukan sang bunda "Ayo masuk dulu" kata dita mereka memasuki rumah dan duduk di ruang tengah calya masih berada di pelukan dita
Imba duduk tepat di hadapan calya dan juga dita hanya terhalangkan sebuah meja "Jadi tadi calya ada salah faham sama papah, mungkin malam ini calya nginep dulu di sini, ga papakan tan?" kata imba ia menjelaskan seadanya
Dita menunjukan seulas senyum hanyatnya "Engga papa dong" kata dita ia masih mengusap punggung sang anak penuh kasih sayang "Kamu gimana mau nginep juga?" tanya dita pasalnya ini sudah cukup larut malam
Imba membalas senyuman dita ta kalah hangatnya "Engga tan aku mau pulang" kata imba ta mungkin ia menginap di rumah ibu sambungnya apa kata tetangga "Dafhina juga kayanya udah nunggu" kata imba ia bernajk dari duduknya aku aku pamit kata imba
Dita menghela nafasnya melihat kelakukan calya "Yaudah hati-hati maaf ga bisa nganter ke depan" kata dita pasalnya calya masih menemplok pada tanganya bagaikan cicak yang menempel pada dinding sulit di lepaskan
Ta lama dari itu tampak seorang pria menuruni anak tangga bhanu menatap calya yang tiba-tiba saja ada di sini bukanya tidak senang tapi jika calya datang tanpa kabar pasti ada bencana rumah tangga "Ada apa ini?" tanya bhanu
"Ada yang baru kabur yah" kata dita setelah kepergian imba calya baru melepaskan tangan dita "Kamu ini belajar dewasa, apa-apa jangan kabur harus saling mau mendengarkan dan percaya" kata dita calya ini bersikap seolah masih pacaran yang bebas pulang kapan saja
"Tapi-"
Perkataan calya di potong oleh bhanu "Tenangin diri kamu, ayah ga mau kalo sampe besok kamu masih marahan sama arga ya, ga baik udah nikah kabur-kaburan gini" kata bhanu menasehati putri semata wayangnya itu
"Iya ayah" kata calya pasrah ia ta bisa melawan ayahnya karna ayahnya selalu terbaik soal apa pun padanya "Malam ini lya mau bobo sama ayah" boleh kata calya entah kenapa ia rundu masa dimana tidur bersama ayahnya
Dita yang mendengar itu menatap tajam kearah calya yang menatap kearahnya dengan tatapan polos yang menyebalakan itu "Engga apa-apaan kamu sama suami kamu lahkan udah punya" kata dita dulu sih ta apa calya meminta di temani tidur satu minggu sekali tapi untuk sekarang tidak akan dita izinkan
Calya memeluk tangan sang ayah bergelendot manja dia tangan kekar milik ayahnya yang sealalu saja nyaman untuknya menjadi senderan "Ayah bunda jahat" adu calya belum ada calya satu hari di rumah ini tapi sudah ada pertengkaran
Bhanu menatap kearah sang istri dengan tatapan hangatnya saat dita hrndak berbicara bhanu lebih dulu berbicara "Sett dita bisa ga ngalah dulu" kata bhanu nada suaranya terdengar sangat lembut
Mereka berjalan menuju lantai dua dimana kamar calya berada dan dita malah mengikuti nereka "Aku terus yang ngalah, kamu nyebelin ya" kata dita menunjukan raut kesalnya sambil memajukan bibir bawahnya
Bhanu menghela nafasnya ia beruntung memiliki anak perembuan karna jika lelaki ia ta ingin berbagi istrinya tapi sekarang yang membuatnya pusing adalah di perebutkan "Kita tidur barengan aja bertiga" usul bhanu dari pada makin runyamkan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twilight
General Fiction"ga papa lo selingkuh gue juga bakal selingkuh" katanya ia memunguti baju yang berceceran di lantai membuka jendela kamar itu melempar seluruh baju dan juga sepatu ia ta menyisakan apa pun di sana "Sama siapa gue tau ga ada yang mau sama lo selain g...