12. Second Choice

107 13 0
                                    

Semua orang membenci wanita simpanan. Semua orang benci istri kedua. Semua orang juga sangat membenci wanita perebut suami orang.

Jujur, Ruby tidak pernah berpikiran untuk menyakiti orang lain. Dia adalah manusia yang hidup lurus sesuai dengan norma di masyarakat. Tapi entah kenapa keadaan seolah menempatkannya sebagai seorang antagonis.

Setelah keributan yang di buat Caroline di rumahnya beberapa hari lalu, pandangan yang dia terima mendadak berbeda. Tetangga mencibirnya, merendahkannya, bahkan mengutuknya.

Panggilan sebagai wanita jalang kini tersemat di belakang namanya. Tidak ada yang bisa Ruby lakukan selain mengurung diri di rumah dan mengintrospeksi dirinya.

Berpikir bahwa menerima Jeno di rumahnya adalah kesalahan besar yang seharusnya tidak dia lakukan. Namanya sudah cukup buruk ketika dia memiliki anak tanpa seorang ayah, dan sekarang tidak ada lagi tempat bagi Ruby bisa menempatkan harga dirinya.

Gadis itu kembali menghela nafas entah sudah keberapa kalinya dalam setengah jam terakhir. Dan ketika dia mendengar suara pintu terbuka, gadis itu segera bergegas.

"Pergi !!" Ruby mencoba menahan Lee Jeno tetap di depan pintunya.

"Kenapa ? Aku mau mengunjungi Rui."

"Rui ga butuh di kunjungi. Cepat pergi." Gadis itu berusaha menutup pintunya tapi di gagalkan oleh tangan berotot Jeno.

"Apa yang teerjadi ? Apa mama datang dan marah-marah lagi?"

Ruby menghela nafas. Apa sulit bagi Jeno untuk mengerti posisinya ? Ataukah lelaki itu terlalu acuh dengan keadaan Ruby dan memilih mencari keuntungan untuk dirinya sendiri ?

"Jen.. Kamu sudah punya istri, ga seharusnya kamu disini. "

Tatapan Jeno pada Ruby berubah. Mimik wajahnya merosot kebawah seolah dia bisa merasakan luka di setiap pernyataan Ruby.

"Apa salah kalau aku memilih datang untuk wanita yang aku sayangi ?"

"Sayang huh..? " Ruby tertawa sarkastik meskipun air matanya telah menggenang di pelupuk mata.

"... Kamu nempatin aku di situasi yang sulit Jen. Kamu dan masalah rumah tanggamu sudah bikin aku susah. Kamu ga sadar itu?"

Jeno menelan ludahnya. Bibirnya hanya terkatup tak mampu menjawab.

"Kamu bikin aku kelihatan kayak wanita simpanan Jen, semua orang nyalahin aku, kamu tau itu??? "

"Ruby... "

"Aku cuma mau hidup tenang Lee Jeno.. tolong jangan ganggu aku. "

Jeno tertunduk. Tangannya yang semula menahan pinggiran pintu kini merosot kebawah. Tersadar akan betapa fatal kesalahannya. Kini tak cuma Caroline saja yang dia buat menderita, tapi Ruby juga.

"Aku minta maaf.. " Jeno menatap Ruby penuh penyesalan.

"Aku tau aku punya balas budi padamu, tapi kali ini aku akan bayar dengan cara lain, bukan dengan cara jadi pelarianmu. "

Jeno akhirnya kembali ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno akhirnya kembali ke kantor. Dia enggan pulang kerumah dan bertatap muka dengan Caroline, dia juga tidak di terima di rumah Ruby. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah bermalam di ruangannya ditemani beberapa kaleng bir.

Jeno merenung, di tengah kesadarannya yang hampir mencapai batas. Tampaknya dia benar-benar telah menjelma menjadi seorang pria brengsek yang menyakiti dua wanita sekaligus.

Jeno sadar dia telah menyakiti Caroline, dia juga sadar telah membawa dampak buruk pada Ruby. Jeno tidak memiliki pembelaan apapun kali ini karena dia telah mengaku salah.

Tapi dia tidak bisa lagi untuk mundur. Perasaannya pada Ruby tumbuh tanpa bisa dia bendung. Sementara hatinya untuk Caroline jelas sudah berubah.

Jeno bersandar dengan hembusan nafas panjang yang diiringi kepulan asap rokok. Tangannya bergerak lambat meletakkan kaleng bir terakhirnya di atas meja.

Sekali lagi Jeno mengkonfirmasi perasaannya pada Caroline. Dia tak ingin salah sangka untuk kedua kalinya dan menyesal.

Dia tengah mencari sisa-sisa hatinya untuk wanita yang masih menjadi istri sah nya itu, tapi Jeno tidak menemukan apapun. Caroline pasti merasa dipermainkan selama ini, tapi anehnya Jeno sama sekali tidak menyesal.

Dia akan melepaskan Caroline, setuju atau tidak Jeno akan tetap memaksakan kehendaknya untuk bersama Ruby.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND CHANCE | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang