20. Pacar ?

145 16 3
                                    

"sudah 20 menit kamu ngeliatin itu. Kenapa? Bagus ya bentuknya ??"

Ruby tidak percaya dia ada di situasi ini. Dia yang telah bertekad akan melupakan Jeno dan tidak akan bertemu dengan Jeno lagi nyatanya tak bisa dia tepati. Jarak antara Soul dan London tampaknya tak membuat takdir mereka terputus.

Dan lihatlah dia sekarang. Duduk termangu disisi Jeno yang setengah telanjang. Ohhh.. rasanya ini sedikit menggelikan.

"Aww... Pelan-pelan Ruby, ini masih sakit." Jeno terus-terusan mengeluh ketika Ruby meletakkan kantung kompres di atas penis nya dengan kasar.

Benda itu berwarna keunguan sekarang. Ruby jadi berpikir apa tendangannya memang sekeras itu hingga membuat milik Jeno memar begitu?

"Makanya ga usah ngomong aneh-aneh. Diem nurut aja kalau mau di obatin." Ruby mengomel.

Jeno sejak tadi menggodanya bahkan dengan kurang ajar meraba bokongnya.  Ruby jelas tidak terima karena hubungan mereka tak sedekat dulu. Ruby merasa harus menjaga jarak dari Jeno.

"Iya-iya ini aku diem."

Sesuai dengan ucapannya Jeno tak mengatakan apapun setelah itu. Dia berbaring menatap langit-langit kamar Ruby dengan mata polos dan kelopak mata yang berkedip-kedip. Sementara Ruby sibuk membolak-balik kompres di atas area vital Jeno.

Wanita itu juga mengoleskan gel anti memar setelahnya. Awalnya Ruby melakukan itu dengan telaten dan tanpa sedikit pun pikiran kotor melintas di kepalanya. Namun tiba-tiba saja benda itu bangun dan membuat Ruby cepat-cepat melepaskannya.

"Sudah selesai." Ketusnya dengan segera. Jeno menunduk untuk melihatnya.

"Ruby.. ga mau keluarin sekalian?? Tanggung." Kata Jeno tanpa tau malu.

"Kamu pikir aku cewe apaan. Sana pergi !!"

"Aku di usir ?? " Jeno duduk dengan wajah memelas.

"Iya. Cepat pergi sebelum Rui melihatmu."

"Memangnya kenapa? Aku kan calon papa nya. "

"Lee Jeno !!!"

Jeno berdecak. Ruby benar-benar tidak asik. Dia tidak bisa di ajak bercanda sama sekali. Lelaki itu buru-buru menaikkan celananya dan berjalan keluar rumah Ruby dengan cara yang lucu. Ruby hampir saja meledak tertawa namun dia masih menjunjung tinggi-tinggi harga dirinya. Dia tidak mau terlalu akrab dengan Lee Jeno.

"Tuan.. mobilnya... " Riku menggantungkan kalimatnya ketika dia melihat Jeno berjalan mengangkang.

Lelaki yang sudah 5 tahun bekerja pada Jeno itu melipat bibirnya kedalam karena menahan tawa. Lalu dia melirik Ruby yang juga mati-matian menahan tawanya.

"Ga usah ketawa !!! Ayo pergi !!"

"Mama perlu jelasin sesuatu sama Rui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mama perlu jelasin sesuatu sama Rui."

Ruby memejamkan kedua matanya bersamaan dengan helaan nafas panjang yang terasa berat untuk berhembus. Ada hal-hal yang akan berubah rumit ketika seorang pria mendekati seorang janda. Soal anak adalah salah satunya.

"Kenapa Rui??" Ruby berbalik dengan senyuman palsu di wajahnya seolah tidak pernah terjadi hal konyol di depan toko kemarin.

"Siapa laki-laki yang mama peluk di depan toko kemarin? " Kedua mata polos itu menatap ingin tau. Tapi dari nada bicaranya Rui terlihat tidak senang dengan keadaan ini.

"Ehh.. itu.. mm.. cuma teman lama mama, iya.. hehe." Ruby berkilah tapi bocah 7 tahunan yang telah dia besarkan dengan segala kekurangan itu tak bisa dengan mudah dia bohongi.

Bocah itu mendekat ke arahnya. Tatapannya tampak menyelidik dengan bibir mengerucut yang siap melontarkan tuduhan.

"Ohya? Kalau teman kenapa berciuman?"

'Gawat.' Ruby menelan ludahnya.

Dasar Lee Jeno kurang ajar, apa tidak bisa sekali saja dia tidak menempatkan Ruby di situasi yang sulit??

"Eehh.. itu... "

"Pacar mama ya ?? " Ruby rasanya sudah terintimidasi dengan tatapan mata bulat polos milik Rui.

Wanita itu menggaruk kepalanya, merasa bingung akan jawaban apa yang akan dia beri pada sang putra.

"I-iya.. umm... Anggap saja begitu." Dan terpaksa dia mengiyakan agar Rui berhenti bertanya.

Benar saja, bocah itu hanya menjawab dengan 'ooohhh' panjang sebelum akhirnya lanjut bermain dengan mobil-mobilan miliknya.

Ruby bernafas lega karena Rui berhenti bertanya. Wanita itu kemudian kepikiran Jeno. Sudah 2 hari dia tidak datang. Mungkinkah Jeno sudah kembali ke korea??

'tunggu, kenapa aku harus berharap dia datang??' Ruby mengkritik dirinya sendiri.

Dia menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga dengan senyum yang coba dia tahan serta semburat merah muda yang menghiasi pipi nya.

Ruby mencoba menghilangkan perasaan aneh itu, dia menyibukkan dirinya dengan berpuluh mawar merah yang sedang dia bersihkan durinya, sampai ada suara lonceng di pintu yang membuatnya menoleh.

Ternyata itu Lee Jeno.

"OH.... PACAR MAMA DATANG."

Sialnya Rui berteriak sangat keras di depan Jeno hingga membuat Jeno sedikit terkejut. Sementara Ruby.....

Jangan di tanya, dia malu setengah mati dan berusaha menyamarkan wajah merahnya di antara kelopak-kelopak mawar.

"Apa ?? Pacar?? " Jeno menyeringai.

'Sial, Mulut Rui beneran ga bisa jaga rahasia !!'

'Sial, Mulut Rui beneran ga bisa jaga rahasia !!'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND CHANCE | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang