27. Gadis Kembaran Jennie

526 93 11
                                    

Karena ada hal yang sangat penting, Suho terpaksa membawa istri dan anak-anaknya kembali ke Seoul. Ia diminta oleh ayahnya untuk menggantikan posisinya sebagai CEO. Soal restoran, ia serahkan kepada Xiumin. Sahabat sekaligus tangan kanannya. Suho baru saja melantik Xiumin menjadi CEO baru direstorannya.

"Sayang gapapa kan kalau kita balik lagi ke Seoul" tanya Suho was-was. Barangkali Jisoo bakal marah sebab mereka memiliki kenangan buruk di Seoul.

"Aku gapapa. Cuma aku khawatir sama anak-anak. Sewaktu-waktu mereka pasti bakal ketemu lagi sama Bohyun tapi kamu gak usah khawatir aku sudah bujuk mereka dan mereka setuju" kata Jisoo membuat Suho bernapas lega meski tidak sepenuhnya merasa tenang.

Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki dari atas tangga. Itu adalah Chaelisa bersama koper besarnya. Suho lantas cepat sigap membawa koper itu ke bawah.

"Apa kita jadi berangkat sekarang Eomma?"

"Ne, apa masih ada yang ketinggalan?" tanya Jisoo memastikan si kembar tidak melewatkan satupun barang sebab jarak dari Jeju ke Seoul cukup jauh.

"Tidak"

"Kalau gitu ayo kita berangkat" si kembar mengangguk patuh. Mengganggam masing-masing tangan orangtuanya.

Rumah di Seoul ini tidak jauh besarnya dari rumah di Jeju. Chaelisa sampai ternganga memandang megahnya bangunan yang sudah mereka anggap seperti istana itu.

"Apa kalian suka rumahnya?"

"Ne" jawab Chaelisa seadanya. Suho lantas mengacak gemas rambut mereka berdua lalu menurunkan barang-barang dibagasi dibantu oleh pak satpam dan tukang kebun.

Kedatangan mereka tersebut ternyata disambut hangat oleh para tetangga. Mereka semua keluar dari rumah guna menyambut kedatangan tetangga baru di kompleks mereka.

"Baru sampai ya. Darimana?"

"Jeju ahjumma" jawab Jisoo sedikit tersenyum.

"Anak-anakmu sangat cantik. Kelas berapa nak?" ahjumma itu beralih pertanyaan kepada si kembar.

"5 ahjumma" jawab Lisa.

"Tapi kenapa kelihatan kayak TK ya" gurau ibu-ibu paruh baya tersebut menggoda si kembar.

"Ayo masuk,-" ucapan Suho terhenti tatkala mendapati ada banyak tamu di teras rumahnya.

"Suamimu?"

"Ne"

"Aigoo. Kalian sangat cocok tampan dan cantik. Tidak heran mengapa anak-anak kalian juga cantik" puji ahjumma lain. Walau sebenarnya Suho agak risih tetapi ia lumayan nyaman sebab tetangga disini ramah-tamah.

"Ah ne, terimakasih" jawab Suho alakadarnya.

"Semoga betah ya tinggal disini. Gak usah heran. Kami memang selalu begitu setiap ada tetangga baru datang kami akan menyambutnya dengan hangat" jelas si ibu yang mengerti tatapan tidak nyaman Suho dan Jisoo.

"Eomma beri aku uang" seorang gadis cantik tiba-tiba datang meminta uang pada ahjumma berambut coklat sebahu tersebut.

"Uang mulu. Uang bulanan yang Eomma kasih itu kemana"

"Udah habislah buat traktir teman-temanku" jawabnya enteng sembari memainkan kunci mobil.

Pandangan Jisoo terpaku pada wajah si gadis dan hal itu tak luput dari perhatian Suho. Mata istrinya nampak berkaca-kaca. Ada apa dengan istrinya ? Dan apa maksud tatapannya itu?

"Jennie" gumam Jisoo seiring jauhnya setetes buliran mata. Sama halnya dengan Jisoo, si kembar langsung memeluk gadis itu dengan sangat erat. Yang dipeluk pun terperanjat kaget namun tidak mau melepaskan pelukannya.

"Unnie, Unnie kemana saja. Kami kangen" lirih Chaeyoung di perut rata gadis itu.

"Aku bukan Unnie kalian" balasnya.

Lamunan Jisoo buyar. Ia bergegas menarik bahu si kembar.

"Maaf, anak-anak saya mengira kamu adalah kakaknya" ucap Jisoo tidak enak hati telah membuat gadis itu tidak nyaman.

"Maaf, emang apa yang terjadi sama anakmu?"

"Putri sulungku baru saja meninggal satu tahun lalu dan wajahnya sangat mirip dengan putri ibu" jelas Jisoo tak dapat menyembunyikan air matanya.

"Benarkah?" untuk membuktikan ucapannya, Jisoo mengeluarkan secarik foto Jennie dari dalam dompet. Dia selalu membawa foto Jennie kemanapun pergi.

"Daebak! Kalian sangat mirip" kaget si ibu dari gadis tadi.

"Kok bisa mirip gitu sih Eomma" protes anaknya ikut melihat foto Jennie.

"Mungkin kamu salah satu dari tujuh kembarannya di dunia ini"

"Eomma kok masih percaya sih sama mitos begituan" sangkal putrinya. "Sudah, cepat berikan saja uangnya. Aku udah telat nih" dengan sedikit menggerutu, sang ibu memberikan uang kepadanya.

"Eomma itu Unnie kan, kemana lagi dia pergi" kata Lisa menunjuk-nunjuk kepergian gadis tadi.

"Itu bukan Unnie sayang. Unnie udah gak ada. Lili lihat sendiri kan Unnie dikuburkan" ucap Jisoo menahan air mata sekuat tenaga.

"Unnie masih hidup. dia belum meninggal" lirih Lisa lalu menangis. Chaeyoung sendiri hanya dapat melamun seperti orang kehilangan akal namun air matanya tetap mengalir. Jisoo segera mendekap anak-anaknya dan menangis bersama. Suho tersenyum kecut. Dadanya ikut sesak. Jadi seperti itulah bagaimana bentuk rupa Jennie sebab selama ini Jisoo tidak pernah memperlihatkan fotonya.

"Namanya Ningning kalian bisa memanggilnya Ningning Unnie dan menganggapnya sebagai kakak kalian" kata ibu Ningning tersenyum kecut.

"Unnie hiks Eomma Unnie" hati Jisoo sama hancurnya. Kepergian Jennie belum bisa mereka ikhlaskan.

"Kemarin kan sudah Eomma bilang  kita akan mengikhlaskan Unnie, apa kalian lupa hum?" anak kembar itu menggeleng diperut besar sang ibu. Bagaimana bisa semudah itu dilupakan saat sejak dari bayi Jennie yang merawat mereka.

"Maaf bila anda tidak nyaman, anak-anak dan istri saya masih berkabung atas kepergian putri sulung kami" Suho meminta maaf karena membuat mereka tidak nyaman.

"Gapapa. Kami dapat mengerti. Bukan hal mudah mengikhlaskan kepergian seorang anak dan kakak" sebagai seorang ibu, ibu-ibu itu memahami perasaan Jisoo dan si kembar. Siapapun pasti akan terpuruk bila diuji dengan cobaan seberat itu.

"Sudah hum nanti kepalanya pusing kalau menangis terus" bujuk Suho mengusap rambut Jisoo dan anak-anak.

"Ayo kita masuk. Maaf, kita ke dalam dulu" pamit Suho pada tetangga barunya.










Tbc


Gaes, Senin besok aku berangkat KKN. Takutnya gak ada sinyal atau bagaimana selama disana jadi aku infoin dulu disini. Semoga jaringan disana tetap lancar. Aku bakal usahain buat namatin cerita ini. Maaf kalau beberapa hari ini update gak beraturan.

See u bulan depan. Semoga kalian sehat selalu :⁠-⁠)





After That Day ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang