30. Janji Untuk Selalu Bersama

671 85 17
                                    

Satu jam kepergian mereka, Jisoo mulai khawatir. Ia meminta Suho mencari si kembar sementara ia masih belum bisa banyak bergerak. Keluarga suaminya pun masih betah main disini.

Ceklek

Suho terkejut tatkala mendapati si kembar tidur sambil berpelukan dilantai dingin. Hatinya teriris, pasti anak-anak itu terluka sama ucapan sepupunya tadi.

"Maafin Appa tadi sempat mengabaikan kalian" ucap Suho pelan.

Suho tak punya pilihan lain selain membangunkan mereka. Hanya dengan tepukan pelan pada lengan, kedua anak kembar itu terbangun. Chaeyoung sedikit terkejut melihat wajah Suho sedekat ini sementara Lisa masih mengucek matanya.

"Kenapa tidur disini. Ayo masuk, Eomma mencari kalian" ujar Suho lembut. Dia hanya takut Chaelisa berpikir bahwa dia melupakan mereka setelah kelahiran sang adik.

Chaelisa ragu-ragu masuk. Mereka malas bercampur sama orang lain. Alih-alih mendekati brankar Jisoo, Lisa justru pergi ke sofa melanjutkan tidur disusul Chaeyoung. Mereka masih sangat mengantuk. Beruntung Sofanya besar sehingga muat untuk dua orang.

"Mereka darimana?" tanya Jisoo kepada Suho.

"Di depan pintu ini tidur dilantai berpelukan" beritahu Suho membuat Jisoo spontan terkejut namun setelahnya tersenyum getir melihat anak-anaknya tidur berpelukan diatas sofa dengan nyamannya.

"Yeoubo, kamu jagain baby dulu ya. Aku mau ngeliat mereka"

"Ne, mau ku bantu?"

"Tidak usah. Aku sudah lebih mendingan" tolak Jisoo halus meninggalkan bayinya bersama Suho. Kasihan bayi besarnya itu kalau diabaikan terlalu lama. Jisoo tau mereka cemburu.

"Unnie" lirihan itu keluar dari bibir tebal Lisa. Raut wajahnya tampak gelisah. Chaeyoung sendiri sudah dibanjiri peluh keringat padahal AC di ruangan ini hidup.

"Unnie" sahut Chaeyoung. Bibirnya bergetar dengan sudut mata meneteskan buliran bening.

"Ikut"

"Hajima" Chaeyoung menyahut lirihan Lisa. Entah apa yang mereka lihat didalam mimpi Jisoo tidak tau tetapi itu berhasil mengundang air matanya.

"Baby's bangun hey, Eomma disini" Jisoo memutuskan untuk membangunkan mereka dari mimpi buruk itu. Kedua-duanya sama-sama keringat dingin dan gelisah tak menentu.

"Lili mau ikut. Bawa kami juga" Lisa meracau dalam tidurnya. Tatkala Jisoo menghapus air mata dipipi masing-masing anaknya, ia dikagetkan oleh suhu tubuh si kembar yang hangat.

"Sayang bangun. Jangan buat Eomma takut" panik Jisoo berusaha membangunkan anak-anaknya.

"Musowo" lirih Chaeyoung.

"Unnie musowo" Jisoo benar-benar panik. Apa mereka sedang bertemu Jennie dialam mimpi. Mengapa mereka meminta ikut, apakah mereka tidak nyaman tinggal bersamanya.

"Eomma,-" tubuh Jisoo menegang tatkala namanya disebut Lisa.

Setelah mengucapkan itu tubuh Lisa tiba-tiba mengejang hebat. Kakinya menyentak tak terkendali sementara wajah Chaeyoung tampak sangat pucat.

"Lili kenapa nak hiks" Jisoo sudah menangis melihat kondisi anaknya. Dia langsung menjerit menyuruh Suho memanggil dokter.

"Demamnya sangat tinggi oleh sebab itulah tubuhnya kejang-kejang tetapi anda tidak perlu khawatir, saya sudah menyuntikkan obat penenang dan penurun panas" jelas dokter. Brankar Lisa dan Chaeyoung disatukan dengan ruangannya.

"Anak saya satu lagi dok?"

"Sama. Demamnya juga tinggi tetapi untungnya tidak sampai step"

"Mereka baik-baik saja kan dok" dokter itu tersenyum guna menenangkan kekhawatiran Jisoo.

After That Day ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang