28. Suho Ultah

409 87 1
                                    

Khusus hari ini Chaelisa tidak masuk sekolah sebab Suho masih mengurus surat-surat pindahnya. Chaelisa cuma berharap di sekolah barunya ini di Seoul, mereka tidak bertemu teman di sekolah lama. Mansion besar ini sangat membosankan. Chaelisa uring-uringan disofa depan tv.

"Eomma bosan" rengek Lisa si bungsu Kim.

"Mainlah diluar sama tetangga kita. Eomma lihat mereka lagi ngumpul" saran Jisoo.

"Malas. Ayo temani" manja Chaeyoung mempoutkan bibir. Sebesar apapun mereka tumbuh, bagi Jisoo anak kembarnya itu masih bayi. Lihat saja kelakuannya.

Mendapat aegyo seperti itu tentu Jisoo tidak bisa menolak. Meskipun kini beban diperutnya memakan banyak ruang dan tenaga untuk bergerak. Bagi Jisoo saat ini  kebahagian anak-anak adalah hal paling utama.

Ketika membuka pintu, Jisoo dikagetkan oleh Suho yang membawa banyak orang bersamanya. Entah siapa, Jisoo tidak mengenal satupun wajah-wajah tersebut.

"Kalian mau kemana?" tanya Suho.

"Itu ke depan. Mau ngobrol sama tetangga. Ada apa ya Yeoubo"? tanya Jisoo penasaran. Suho tersenyum lebar mengusap sayang pipi kanan Jisoo.

"Mereka teman-temanku. Tadi saat di kantor salah satu darinya menelepon ku katanya mau ke rumah buat ngerayain ulang tahun bareng"

"Kamu ulang tahun sekarang?" kaget Jisoo baru tau.

"Iya sayang. Maaf ya aku lupa ngabarin kamu" kata Suho tak enak hati. Masa perkenalan mereka yang singkat membuat keduanya sama-sama belum mengenal terlalu dekat.

"Seharusnya aku yang minta maaf, aku"

Cuph

Ucapan Jisoo terhenti karena Suho mengecup bibir hatinya.

"Yang penting kan sekarang kamu udah tau. Gak perlu nyalahin diri begitu hum"

Niat Jisoo hendak berkumpul bersama tetangga pun urung. Menyuruh teman-teman Suho masuk ke dalam. Karena belum ada maid, Jisoo bersama si kembar terpaksa bekerja sama membuatkan minuman untuk para tetamu.

"Kenapa harus repot-repot sih sayang. Aku bisa pesan minuman"

"Gapapa. kalau dipesan dulu ntar kelamaan" kata Jisoo menyunggingkan senyuman.

"Kamu istrinya Suho?" Seorang gadis cantik bertanya tanpa sopannya kepada Jisoo. Tatapannya pun terlihat penuh kebencian.

"Ne" jawab Jisoo.

"Kamu nggak salah milih dia Suho. Cewek kampungan begini? Ku pikir cantik banget ternyata masih kalah jauh sama aku" Jisoo yang memang lagi sensitif sejak hamil hanya mampu menunduk. Dirinya juga mengakui kalau ia tidak pantas untuk Suho.

"Kok kamu yang sewot. Dia kan istriku" balas Suho membela sang istri.

"Cih, apa dia mempengaruhi ibu dan ayahmu sehingga dia merestui hubungan kalian. Masak mau sama bekas orang sih" cerocos cewek tadi tak puas meyindir Jisoo.

"Maaf Suho, apa benar dia dulu pernah di penjara?" sahut yang lain membuat suasana semakin runyam.

"Mwo, penjara?!" kaget wanita itu heboh menutup mulut.

Ini yang Jisoo takutkan. Ia takut membuat nama Suho menjadi jelek gara-gara masa lalu kelamnya. Si kembar yang pintar membaca situasi pun lantas memeluk sang ibu dimasing-masing sisi.

"Eomma, aku mau jus mangga juga" rengek Lisa guna mengalihkan perhatian Jisoo dari gunjingan tamu.

"Chaeng juga. Tidak mau avocado" ucapnya membuat Jisoo terkekeh kecil. Dia tau kalau Chaeyoung sangat membenci alpukat.

"Arraseo, tunggu sebentar Eomma buatkan dulu"

"Ikut" Chaeyoung dan Lisa mengekori langkah Jisoo ke dapur.

"Kalian bisa nggak sih nggak bahas masa lalu istriku. Aku membawa kalian kesini bukan untuk membicarakannya" marah Suho menatap satu-satu wajah audience.

"Kami kan cuma bertanya. Dia aja yang baperan" jawab gadis itu memutar mata.

"Irene, kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi jangan berharap aku bakal luluh sama kamu dengan caramu menjelek-jelekkan istriku" peringat Suho kepada gadis cantik yang ternyata bernama Irene.

"Dasar bodoh. Setidaknya carilah penggantiku yang lebih sepadan. Ini enggak malah sama janda beranak dua mantan pidana"

Jisoo dan anak-anak kembali ke tempat duduk. Jisoo benar-benar tidak nyaman duduk bersama teman-teman suaminya.

"Kamu udah minum susu kan sayang?"

"Udah"

"Vitaminnya?" tambah Suho.

"Udah juga" Suho tersenyum manis seraya menyimpan tangan besarnya di baby bump sang istri.

"Kamu udah cek kandungan?"

"Besok jadwalku"

"Ku temani ya"

"Anniya. Aku bisa pergi sendiri. Kamu besok kan kerja" tolak Jisoo halus. Semenjak menikah dengan Bohyun pun Jisoo tidak pernah manja minta ditemani cek kandungan karena Bohyun selalu sibuk jadi sekarang kalau pergi sendiri pun bukan masalah besar untuknya.

"Yaudah, kalau ada apa-apa hubungi aku ya" mata Suho berpindah pada Chaelisa disamping Jisoo.

"Mulai besok kalian sudah bisa masuk. Appa sudah menyiapkan seragam sekolahnya"

"Terimakasih Appa" Suho tersenyum singkat.

"Oh iya aku baru ingat. Ini kan sudah masuk sembilan bulan. Apa kamu udah sering ngerasin mulas sayang?" Suho sengaja mengabaikan teman-temannya dan memanasi Irene. Membuktikan bahwa ia telah melupakan gadis itu sepenuhnya.

"Lumayan. Kadang sakit banget disini" kata Jisoo mengusap perut bagian bawahnya.

"Mau dirawat aja di rumah sakit sampai lahiran?" saran Suho langsung ditolak mentah-mentah oleh Jisoo. Yang benar saja dia harus menginap selama beberapa Minggu di rumah sakit yang membosankan.

"Ya enggaklah. Kamu ya" ketus Jisoo mencubit punggung tangan Suho. Suho malah tertawa melihat raut kesal istrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Hingga netra Jisoo melirik tetamu yang memandang mereka ilfeel. Pandangan Jisoo terpaku pada wajah Irene yang tampak terbakar api cemburu.

"Sayang, mereka" tegur Jisoo agar Suho memperhatikan tamunya.

"Eomma dan Appa ku akan datang ikut merayakan bersama. Selagi menunggu mereka datang kalian boleh pesan makanan atau apapun biar aku yang bayar" kata Suho panjang lebar. Dari awal dia memang tidak setuju mereka datang ke mansion. Jisoo pasti menjadi bahan olok-olokan mereka.

"Eomma" panggil Chaeyoung pelan.

"Iya sayang?" lembut Jisoo.

"Chaeng lapar"

"Ck, baru satu jam lalu kita makan Chaeng" julid Lisa. Kakak kembarnya itu memang sangat mencintai makanan. Terkadang Lisa heran, walaupun makan banyak tubuh Chaeyoung tetap langsing membuatnya iri.

"Biarin aja"

"Pesan saja. Biar Appa yang bayar" Suho menyela.

"Eomma,-" Chaeng menatap Jisoo. Dia masih canggung meminta pada Suho.

"Tidak apa-apa nak. Pesanlah hum" karena segan, Chaeyoung hanya memilih satu makanan sementara Lisa hanya memilih minuman.

"Terimakasih Appa"

"Sama-sama cantik" balas Suho. Ia perlu berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan hati anak sambungnya itu.

















Tbc

After That Day ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang