~Chapter 26~

369 32 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

Lokasi : rumah sakit pulau rintis
Waktu : 12.00 pg

Terlihat di salah satu bangsal rumah sakit, terdapat 2 orang remaja yang berbeda umur disana. Terlihat juga jika salah satu remaja disana tengah sibuk mengemas sesuatu di dalam koper tas yang berukuran agak besar

Sedangkan satu orang lagi sedang memandangi pemuda yang ada didepan nya yang tengah sibuk mengemasi barang barang kedalam koper itu dengan tatapan yang sulit diartikan

"Abang gem, apakah gak papa laze tidak bantuin abang gem?? " tanya blaze kepada gempa yang masih sibuk mengemasi barang bawaan nya

"Hehehe?! Tidak perlu laze lagipun ini sebentar lagi selesai kok, yang terpenting sekarang laze istirahat ya" jawab gempa dengan nada lembut sambil memandangi blaze yang sedang duduk di samping bangsal tempat tidur nya dengan senyuman manis

Mendengar itu, blaze hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pelan dan kemudian kembali memandang gempa yang kembali fokus membereskan barang bawaan nya itu

Keheningan pun mulai terjadi diantara adik beradik itu, mereka semua seperti hanyut dalam pikiran mereka sendiri atau dengan pekerjaan yang mereka kerjakan, hingga suara pintu yang semula tertutup dengan rapat kini terbuka dengan perlahan, menampilkan 1 orang yang sedikit lebih tua dari mereka masuk

"Apakah sudah selesai?? " tanya pemuda itu sambil menutup pintu bangsal rumah sakit itu dengan pelan

Mendengar suara yang terasa cukup familiar, gempa pun mengalihkan Fokus nya yang awalnya terfokus dengan menyusun barang barang didalam koper itu pun , kini memandang kearah pemuda yang baru masuk itu

"Hmm sedikit lagi kok abang hehehe?! " ujar gempa sambil memandang pemuda itu dengan senyuman kecil yang terlukis di wajahnya

Sedangkan pemuda itu hanya membalas dengan mengangguk kepalanya, sebelum salah satu tangannya dengan cepat mengambil tas koper yang berada di depan gempa

". Heh?! Abang gak papa , biar gem-"

"Sudah, tidak apa apa, biar abang bantuin ya.. "

Tepat sebelum gempa menyelesaikan kalimat yang ingin dia lontarkan pemuda itu lantas memotongnya, dan membawah koper yang berukuran sedang itu keluar dari bangsal ruangan itu , meninggalkan gempa yang masih terdiam terpatu ditempatnya

Namun sedetik kemudian, seutas senyuman lembut, terlukis di wajah gempa dengan ia memandangi punggung pemuda yang sedikit lebih tua dari nya itu menghilang dibalik pintu bangsal ruangan itu

"Dasar, abang hali kau tidak pernah berubah" batin gempa sambil menatap punggung sang abang sulung  nya yang pelan lahan menghilang

Gempa pun kemudian, mengalihkan pandangan nya kepada adik pertama nya, yang sedari tadi terdiam di bangsal tempat dia duduk sambil mengayunkan kedua kakinya

Melihat hal itu, membuat gempa kembali mengingat beberapa memori semasa dia masih kecil kala melihat sang adik berlakuan layaknya anak kecil berumur 4 tahun

Lost Emotions AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang