🦋7

17.3K 1.2K 15
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_



























Hilya selesai praktek hari ini lebih sore karna pasien dari demo itu benar benar terus bertambah, yg sudah ditangani langsung masuk ke ruang inap yg belum kenbali masuk ke IGD

Namun sebelum pulang dia merasa tak mungkin jika tak menengok adiknya terlebih dahulu terlebih tak ada keluarga lain yg tau bahwa Raidan sedang dirawat

Dia masuk ke ruang rawat yang berisi 2 orang pasien, 1 pasien sudah dijenguk keluarganya yg merupakan anggota TNI juga

Raidan sudah siuman namun masih diam, efek bius juga membuatnya seakan linglung beberapa saat

"Raidan" panggil Hilya

Yg dipanggil langsung menoleh begitu saja pada Hilya

"Mba Hilya"

Raidan berusaha duduk menahan luka di perutnya, Hilya membantu dengan menaikkan sandarannya

"Perutnya masih sakit ?"

"Ngilu mba, tapi gapapa tolong jangan kasih tau umik dan Abi yah mba"

"Tapi aku gak bisa kalau gak kasih tau Bunda dan Baba"

"Asal Umik jangan tau mba, nanti khawatirnya berlebih kalau umik tau"

"Aku kasih tau Baba dan Bunda yah, biar ada yg bantu kamu disini sampe kamu sembuh"

"Aku gapapa mba, aku bentar lagi juga sembuh tinggal pemulihan aja mba"

"Gak usah sok kuat deh, aku pulang dulu yah soalnya bilang ke Baba prakteknya sampe jam 4 nanti kesini lagi sama Baba"

"Asal umik dan abi jangan tau yah mba"

"Iya, nanti aku bilang Baba"

"Makasih mba Hil"

"Sama sama, aku pulang dulu yah, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam mba, hati hati"

Hilya segera keluar ruangan itu lalu bergegas pulang dengan motornya sesampainya dirumah dia langsung mandi karna Babanya belum pulang, hanya ada Bundanya yg sedang olahraga sore di lantai 2

Selesai mandi dan Sholat terdengar Babanya sudah pulang tengah berada di ruang Tv bersama bundanya

"Ba" panggil Hilya lalu duduk disamping Babanya

"Kenapa mba ?"

"Itu mau ngasih tau tapi jangan bilang Ammah Shofia yah"

"Maksudnya ?"

"Raidan dirawat dirumah sakit tempat mba dinas, nah dia kena sayatan diperut dan harus dirawat tapi dia gak mau Umiknya tau"

"Astaghfirullah, kenapa dia ?"

"Katanya sih ngamanin Demo Ba, tadi pas mba jenguk sebentar masih agak linglung efek bius"

"Ya sudah, Baba bebersih dulu terus nanti kesana yah"

"Iya ba, jangan kasih tau ammah dan Ami yah ba"

"Iya mba"

******************************************

"Berarti kamu dirawat disini sampe pulih nanti baru ke Jogja lagi ?"

"Iya pakde, komandannya sudah bilang begitu dari pada harus pindah ke jogja, sama saja gak kerja mending sampe pulih disini"

"Ya sudah wes wong disini ada pakde, budhe dan mba Hilya, mba Hilya juga dines disini"

"Jangan kasih tau Umik yah pakde"

"Iya InsyaAllah umikmu gak bakal tau"

"Nih maem, tadi Budhe sudah masakin sengaja buat kamu"

Raidan mengangguk lalu dibantu Gus Hamdan mengambil meja makan khusus pasien dan didudukkan posisi Raidan agar gampang untuk makan

"Mau disuapin ?" Tanya Gus Hamdan yg dibalas gelengan dan kekehan Raidan

Sementara Hilya memilih sibuk dengan hpnya duduk di shofa ruangan tersebut

Keningnya mengerut mendapati pesan dari Dokter sekawannya

Apa pasien di ruang Lily 2 itu lelaki yang kamu kagumi Dok ? Seorang Tentara ?

Hilya membuang nafasnya kesal, dia memilih tak membalas pesan dari dokter Hasan itu

"Tapi ini Pakde gak bisa nginep gapapa ? Besok Pakde ada kegiatan dari subuh"

"Gapapa pakde, nanti ada temen yg mau nginep disini"

"Oh ya sudah kalau begitu, habiskan itu makanannya"

"Iya pakde, budhe makasih"

Raidan dengan lahap menyantap makanan masakan budhenya karna memang sebenarnya dia sedang lapar sekali, makanan rumah sakit belum dia sentuh karna tak berselera melihatnya

"Kamu pindah ke Semarang apa gimana kenapa ikut keamanan demo di Semarang ?"

"Sebagai bantuan pakde, ternyata bener bener ricuh, dan ya banyak tentara yang jadi korban"

"Kamu kena sayatan dari mana ?"

"Awalnya mau gantiin yang didepan yang sudah tumbang, baru 10 menit didepan ada gak tau mahasiswa gak tau warga lain yang nekat mau nerobos akhirnya dicegah tapi ternyata dia bawa senjata tajam pakde dan mau dikeluarin senjatanya langsung nyayat aku"

"Kamu langsung mundur ?"

"Mundur lari ke bagian teraman terus udah gak sadar pakde, perih pokoknya"

"Oh jadi gak tau siapa yg bawa gitu ?"

"Paling polisi atau tentara yg berjaga juga pakde"

"Yang meriksa mbamu tuh, sampe merinding liat lukamu"

Semua mata tertuju pada Hilya yg masih memainkan hpnya menonton vidio di tiktok

"Mbaaa" panggil Ning Adhifa

"Eh iya kenapa bun ?" Jawabnya

"Liatin Mayor Teddy mulu kamu tuh"

"Hehehehe maaf Ba"

Hilya memasukkan hpnya ke tas lalu beranjak dari duduknya dan mendekati ketiganya

Ikut mengobrol sampai waktunya jam besuk habis dan kawan Raidan datang, mereka izin pamit untuk pulang

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang