Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_Hilda membereskan baju bajunya, kitab kitabnya juga barang barang yang lain miliknya ditaruh ditempat barunya
Yah, Hilda sekarang sudah tak menjabat lagi sebagai Lurah Putri semenjak Sertijabnya kemarin malam
Hilda berpindah kamar namun tak jauh dari kantor pondok, persis didepan kantor pondok memang ada 3 kamar yang masing masingnya diisi 10 orang
Kamar khusus Pengurus yang sudah purna namun belum lulus sekolah karna jika masuk ke kamar saat dulu pertama mendaftar itu sudah tak muat walaupun ada beberapa yang memilih kembali ke kamar yang dulu
Tak hanya Hilda, Rania pun kini menempatti kamar yang sama sebab Rania nantinya akan diangkat menjadi Ustadzah setelah wisuda nanti
"Akhirnya dapet kamar lega gak ndusel nduselan lagi" ucap Rania setelah selesai membereskan barang barangnya
Dulu saat di kamar pengurus, 1 orang hanya dapat jatah 1 tempat tidur yang seukuran dengan lemarinya, jadi tak bisa bergerak bebas
Paling kalau mau tidur bebas tidurnya di ruang kitab namun disana cukup dingin dan terkadang jam 2 saja sudah berisik karna kantor pondok berdekatan dengan catering pondok juga
Sekarang di kamar purna pengurus 1 karpet bisa untuk sendiri membuat Rania bisa berleluasa berguling kesana kemari begitupun nanti di kamar ustadzah yang bahkan hanya diisi 2 orang dalam 1 kamar
Menjadi pengurus memang terlihat menyenangkan namun sebenarnya tak semenyenangkan itu
Mereka tidur lebih malam dan harus bangun lebih awal, sering disalahkan jika ada santri yang badung padahal jumlah pengurus tak sampai 20% dari santri
Terkadang orang tua juga banyak yg komplain pada pengurus atas anak anak mereka seakan mereka lupa bahwa pengurus pun sebenarnya santri hanya saja mengemban tugas yang lebih berat
Pengurus lebih capek selain harus tetap mengikuti kajian mereka juga harus memastikan seluruh santri aman dalam jangkauan
Artian aman itu adalah mereka masuk ke masjid pada waktunya, mengikuti kajian sesuai harinya
Meskipun begitu banyak santri yang menganggap remeh pengurus, kebanyakan santri tersebut adalah santri yang sering dihukum oleh pengurus
Hilda menghembuskan nafas beratnya saat menghitung uang didalam celengannya
Mungkin uang itu cukup untuk keperluannya saat di Pesantren namun setelah ini dia akan mengadakan pesta pernikahan yang sudah terkenal bahwa Arrosyid tak pernah main main dengan itu dan pasti biayanya besar
Dia tak punya uang untuk ikut menyumbang, orang tuanya pun tak mungkin mau menyumbang. Dia tau betul sifat orang tuanya
Dia akan menjadi beban Arzan nantinya karna hampir semuanya akan ditanggung Arzan
"Heh ngelamun" kejut Rania pada sahabatnya yang tengah memegang celengan yang sudah dibukanya
Hilda hanya terdiam menatap sahabatnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
HALLO DOK !
Teen Fiction"Maaf membuatmu menunggu, saya kira kamu tidak menunggu saya, saya kira bukan saya yang kamu inginkan" ~ Mahagra Raidan Arsyanendra Zafia Jabbar Wiratama Squale Gus Perwira & Hallo Ning