🦋63

7.6K 832 47
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_
































Hilda membereskan baju bajunya, kitab kitabnya juga barang barang yang lain miliknya ditaruh ditempat barunya

Yah, Hilda sekarang sudah tak menjabat lagi sebagai Lurah Putri semenjak Sertijabnya kemarin malam

Hilda berpindah kamar namun tak jauh dari kantor pondok, persis didepan kantor pondok memang ada 3 kamar yang masing masingnya diisi 10 orang

Kamar khusus Pengurus yang sudah purna namun belum lulus sekolah karna jika masuk ke kamar saat dulu pertama mendaftar itu sudah tak muat walaupun ada beberapa yang memilih kembali ke kamar yang dulu

Tak hanya Hilda, Rania pun kini menempatti kamar yang sama sebab Rania nantinya akan diangkat menjadi Ustadzah setelah wisuda nanti

"Akhirnya dapet kamar lega gak ndusel nduselan lagi" ucap Rania setelah selesai membereskan barang barangnya

Dulu saat di kamar pengurus, 1 orang hanya dapat jatah 1 tempat tidur yang seukuran dengan lemarinya, jadi tak bisa bergerak bebas

Paling kalau mau tidur bebas tidurnya di ruang kitab namun disana cukup dingin dan terkadang jam 2 saja sudah berisik karna kantor pondok berdekatan dengan catering pondok juga

Sekarang di kamar purna pengurus 1 karpet bisa untuk sendiri membuat Rania bisa berleluasa berguling kesana kemari begitupun nanti di kamar ustadzah yang bahkan hanya diisi 2 orang dalam 1 kamar

Menjadi pengurus memang terlihat menyenangkan namun sebenarnya tak semenyenangkan itu

Mereka tidur lebih malam dan harus bangun lebih awal, sering disalahkan jika ada santri yang badung padahal jumlah pengurus tak sampai 20% dari santri

Terkadang orang tua juga banyak yg komplain pada pengurus atas anak anak mereka seakan mereka lupa bahwa pengurus pun sebenarnya santri hanya saja mengemban tugas yang lebih berat

Pengurus lebih capek selain harus tetap mengikuti kajian mereka juga harus memastikan seluruh santri aman dalam jangkauan

Artian aman itu adalah mereka masuk ke masjid pada waktunya, mengikuti kajian sesuai harinya

Meskipun begitu banyak santri yang menganggap remeh pengurus, kebanyakan santri tersebut adalah santri yang sering dihukum oleh pengurus

Hilda menghembuskan nafas beratnya saat menghitung uang didalam celengannya

Mungkin uang itu cukup untuk keperluannya saat di Pesantren namun setelah ini dia akan mengadakan pesta pernikahan yang sudah terkenal bahwa Arrosyid tak pernah main main dengan itu dan pasti biayanya besar

Dia tak punya uang untuk ikut menyumbang, orang tuanya pun tak mungkin mau menyumbang. Dia tau betul sifat orang tuanya

Dia akan menjadi beban Arzan nantinya karna hampir semuanya akan ditanggung Arzan

"Heh ngelamun" kejut Rania pada sahabatnya yang tengah memegang celengan yang sudah dibukanya

Hilda hanya terdiam menatap sahabatnya itu

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang