🦋33

11.6K 1K 11
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_




































Sudah 7 bulan semenjak kejadian keguguran itu, Hilya sudah kembali bekerja di rumah sakit walaupun awalnya dia sudah berfikir ingin berhenti saja, ingin fokus pada suaminya

Namun difikir lagi kalaupun dia berhenti dia akan kesepian dan malah akan terus teringat anaknya

Walaupun gak munafik sampai sekarang Hilya masih sering melamun dan membayangkan jikalau anak itu dia tau lebih dulu pasti sudah lumayan besar perutnya

Kalau kata orang jawa Hilya itu Kelomen

Seperti sekarang, baru saja dia follow up pasien dan tak sengaja berpapasan dengan ibu hamil yang sedang periksa di poli kandungan dengan suaminya

Tanpa sadar tangannya mengusap perutnya sendiri dan berakhir air matanya runtuh di ruangannya

"Kapan dateng Dek, ibu nungguin dedek diperut ibu, ibu pengin peluk dedek" lirihnya terus mengusap perutnya

Segala hal sudah dia upayakan setelah nifasnya, makan kurma muda, minum air buah zuriyat, baca beberapa amalan namun masih belum membuahkan hasil

"Dedek kalau hadir nanti bakal jadi cucu pertamanya Baba, tau gak dek Babanya ibu gak mau dipanggil Kakek maunya dipanggil Baba aja sama dedek, hadir yuk dek, Peluk Ibu" ucapnya disertai tetesan air matanya

Namun Hilya segera menghapus air matanya dan menormalkan suaranya saat telfon masuk ke hpnya yang ternyata dari sang suami

Assalamualaikum dalem mas

Waalaikumussalam yang mas diloby,
sudah selesai kan ?

Oh iya mas sudah, sebentar yah

Iya sayang




Hilya langsung merapikan penampilannya, cuci muka di wastafel didepan ruangannya lalu menutup pintu ruangannya berjalan menuju loby menemui sang suami

Hilya tersenyum saat melihat sang suami duduk di sana menunggunya sembari tersenyum juga kearahnya

Raidan bangun dan menggandeng sang istri untuk pulang dengan motornya

"Mas beli Es dulu yah"

"Boleh, mau beli es apa sayang ?"

"Es pisang ijo mas"

"Iya kita beli yah"

Hilya mengangguk lalu melingkarkan tangannya ke pinggang sang suami, menyandarkan kepalanya di punggung tegap suaminya

*****************************

Malamnya, Hilya terlihat kembali murung, dia sudah sebisa mungkin ceria didepan suaminya namun suasana hatinya tak bisa diajak kompromi

Keduanya baru saja menghadiri acara 4 bulanan kawan Letting Raidan yg baru menikah 6 bulan lalu

Dan itu yang membuat raut wajah wanita yang selalu dipanggil Mba Raidan itu sendu

"Sudah dong, jangan sedih kaya gini, mas gak pernah mempermasalahkan anak yang" ucap Raidan memberikan jus jeruk buatannya pada sang istri yang tengah duduk di ruang tamu sembari menatap hujan di malam ini

"Kita pembuka Letting mas, tapi cuma kita yang belum punya anak, semua letting mas yg sudah menikah sudah pada punya anak"

Pembuka Letting artinya orang pertama yg menikah di Lettingnya

"Karna mereka pacarannya lama yang bahkan ada yang dari masih Taruna, wajar Allah ngasih nya cepet karna mereka sudah cukup berdua, bermesra lama berbeda dengan kita"

"Kalau Hilya gak bisa punya anak gimana mas ?"

"Kita akan menua bersama, berdua, menghabiskan masa Pensiun di Pesantren. Masa tua kita akan banyak anak sayang, anak anak santri yang nanti gak lagi memanggil kita Ning ataupun Gus mereka akan memanggil kita panggilan yang kita mau kaya manggil ibu, abi, dan yang lain"

"Mas gak sedih ?"

Raidan mengusap kepala istrinya, menariknya agar masuk kedalam hangatnya dekapannya

"Sedih itu wajar sayang tapi kita juga harus menerima takdir, bersyukur atas apa yang Allah berikan"

"Hilya takut pas kita udah meninggal, gak ada yang ngirimin kita doa karna kita gak punya anak, kita gak punya amal jariyah yang mengalir karna gaada anak yang terus mengamalkan apa yang diberikan orang tuanya"

Raidan mencium kepala istrinya lama lalu menempelkan pipinya disana

"Sayang, tau kan amal jariyah itu ada 3 hal bukan hanya dari anak anak yang sholeh namun juga dari sedekah dan ilmu kita yang bermanfaat. Makanya dimasa tua nanti mas gak mau kita menghabiskan di kota lain selain di Pesantren, kita abdikan masa tua kita, kita memberikan ilmu pada santri santri yang nantinya mereka amalkan dan pahalanya akan mengalir ke kita. Dan jangan pernah lupakan kita dzuriyah sayang, kalau boleh menyombong, nama kita akan selalu Santri ingat, nama kita jika kita tiada akan masuk list fatihah Santri setiap selesai Sholat dan itu akan mengalir ke kita"

Hilya mengeratkan pelukan pada suaminya, betapa lapang hati sang suami

"Mas menikahimu bukan ingin punya anak, bukan. Mas menikahimu karna ingin punya pasangan sehidup sesurga, mas ingin punya pendamping dalam menjalani hidup, mas ingin mencintai dan dicintai kamu, mas ingin bersamamu sampai kapanpun, tak peduli ada anak ataupun tidak. Adanya anak ya Alhamdulillah itu karunia Allah yang nanti akan kita jaga kalaupun tidak ya gak masalah, cinta mas gak akan pernah habis, karna kamu cinta pertama mas"


































*******************

Maafin lama ygy

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang