🦋60

7.6K 831 63
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_






























"Mau dibawa kemana ponakane ?"

"Kedepan Budhe, diteras"

"Yo wes jangan jauh jauh"

Pagi ini Pesantren terasa lebih sepi walaupun hari libur karna banyak yang memilih untuk tidur lagi setelah semalam tidur lebih lambat terutama para Panitia acara aqiqah semalam yang bahkan ada yg tidak tidur sama sekali

Arzan memangku ponakannya duduk dishofa teras sembari menikmati pagi di Pesantren yang syahdu yang tak akan bisa dia temui ditempat lain

Tak lama Raidan duduk disampingnya membawa 2 kopi dan roti

"Mba mana mas ?"

"Masih istirahat, semalem mungkin beda suasana jadi Raisa ndak mau merem"

"Oh, pantesan dari tadi ditoel toel ndak mau melek"

Arzan menciumi pipi ponakannya yang sudah mulai gembil itu, dia teramat gemas pada gadis kecil itu

"Gimana jadinya Zan ?" Tanya Raidan yang mulai memakan roti coklatnya

"Jadi apanya mas ?"

"Keputusan kamu jadinya gimana ? Mau dihalalin kapan hubunganmu sama dia"

"Semalem udah tak fikirin mas, kalau nikahin dia sebelum wisuda repot mas, dia kan harus ikut aku ke Semarang jadi niatnya setelah dia wisuda aja. Tadi subuh tanggal dan bulannya udah tak bilang ke Baba dan Pakde, tapi belum di Acc"

"Katanya dia juga harus nunggu sertijab juga kan ?"

"Iya mas, sertijab nya kata Pakde 2 mingguan lagi"

"Ya sudah, persiapin semuanya termasuk buat pengajuan juga. Hildanya pasti kaget dengan keadaan kehidupan kamu jadi pelan pelan kasih taunya"

"Iya mas"

Arzan mengambil hpnya dan mengambil beberapa foto keponakannya itu yang kini sudah hampir memenuhi memorinya

"Lah ini disini, Bunda cari dimana mana gak ada taunya disini" kesal Ning Dhifa melihat cucunya digendongan Arzan

"Lah dari tadi disini Bun"

"Bunda nyarinya sampe ke teras belakang"

Ning Adhifa mengambil cucunya dan masuk kedalam rumah lagi karna Raisa harus direbahkan agar tak sakit sakit badannya

"Semalem ada hal yang mas denger dan cukup apa yah, cukup kurang mengenakan lah bagi mas"

"Apa mas ?"

"Kang Abror katanya masih belum bisa lupa sama Hilda, semalem bahkan kata kang Subhan, kang Abror masih menyimpan foto Hilda tapi sudah direbut Kang Subhan dan dibakar. Foto itu yang nemuin istrinya dan diberikan pada kang Subhan"

Arzan menghela nafasnya, meminum kopinya sejenak merileks kan fikirannya

"Apa diumumkan saja yah mas tentang aku dan Hilda"

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang