🦋62

7.5K 819 40
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_

































Hilya dan Raidan hari ini sudah kembali ke kota dimana Raidan berdinas

Meskipun berat bagi keluarga lain melepas keduanya untuk kembali ke Jogja namun pekerjaan Raidan tak bisa ditunda

Hilya pun tak mau jauh dari suaminya alhasil dia menghabiskan masa cutinya bersama suaminya juga

Hilya juga sebenarnya berat untuk meninggalkan keluarganya di Kudus

Ingin rasanya meminta suaminya mengajukkan pindah namun itu sangat tidak mungkin mengingat jabatan suaminya disini

"Ngelamun sayang ?" Tanya Raidan pada sang istri yang tengah mencuci baju dengan mesin cuci

"Enggak mas, cuma tiba tiba kangen Pesantren aja"

Mendengarnya, Raidan tersenyum dan mengusap lembut kepala istrinya

"Sabar yah, nanti kesana lagi kalau Arzan nikah"

Hilya mengangguk lalu menekan tombol untuk membuang air yang ada didalam mesin cuci karna hendak dibilas

"Mas tinggal ke kantor dulu nggak papa ? Kalau ada apa apa telfon yah"

"Iya mas"

Hilya mengelap tangannya yang basah lalu mencium tangan suaminya dibalas dengan ciuman di wajahnya

Hilya menyalakan air untuk kembali mengisi mesin cuci itu lalu sembari menunggu dia membuka hpnya ternyata di grub Kompi sedang membahas untuk menjenguknya

Hilya mengetikkan sesuatu disana, mengabari jika kalau ingin menjenguk besok saja mengingat dia belum menyiapkan apa apa

Dan semua menyetujui

Hilya juga membalas pesan adiknya yang bertanya akan kabarnya apakah sudah sampai apa belum

Arzan kini menetap dirumah milik Gus Hamdan, bukan semata mata warisan untuknya namun sekedar rumah tempat tinggal untuknya karna Gus Hamdan tak mau menjual rumah itu

Rumah yang sudah ditinggali lebih dari 10 tahun, banyak kenangan Hilya remaja dan kecilnya Arzan

Awalnya memang rumah itu akan diwariskan ke salah satu anak gus Hamdan namun mengingat Hilya pasti akan ikut suaminya. Gus Hamdan memutuskan rumah itu tak akan diwariskan

Rumah itu tetap atas nama Ning Adhifa, dan boleh digunakan Hilya maupun Arzan

Gus Hamdan tau putra putrinya tak gila warisan jadi tak perlu untuk dibagi

Lagipula di Pesantren masih banyak tanah kosong yang bisa gus Hamdan bangun untuk mereka jika memang mereka ingin punya rumah di Pesantren saja

Hilya pun tak marah saat tau rumah berukuran besar dengan fasilitas yang sudah lengkap itu akan dihuni adik dan istrinya nanti

Hilya malah menyuruh Arzan tak perlu memikirkan soal rumah, Hilya lebih menyarankan Arzan untuk membeli kendaraan saja apalagi dia akan menikah selayaknya keluarganya yang akan menikah pasti membeli mobil atas nama istrinya

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang