🦋22

16.9K 1K 29
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_






























3 hari sudah Raidan dan Hilya berada di Pesantren, hari ini mereka diboyong Gus Hamdan ke Semarang untuk menginap disana 1 hari sebelum ke Jogja

"Dijaga yah anak orang, dia dibesarkan dengan kasih sayang kedua orang tuanya, Kakek neneknya, dia gak pernah kekurangan kasih sayang, jangan sampai sama kamu dia kekurangan kasih sayang. Dia anak yang diratukan Babanya kalau belum bisa melampauin paling tidak menyamai bagaimana Babanya meratukannya, yah Rai"

"Nggeh mi, InsyaAllah minta Ridhonya, minya doanya, minta restunya yah mi"

"Selalu Rai, sehat sehat yah disana"

"Nggeh mi"

Raidan melambaikkan tangan pada semua yang ada diPesantren bersama Hilya masuk ke mobil kado ulang tahun untuk Hilya

Perlahan mobil berwarna hitam itu mulai mundur dan membelokkan menuju gerbang Pesantren

Kedua mobil itupun keluar dari area Pesantren, didepan ada mobil Gus Hamdan beserta Ning Adhifa dan Arzanka

Sementara pengantin baru ada dimobil kedua

"Mass"

"Dalem sayang, kenapa ?"

"Ini kenapa ada seragam yang warna ungu yah, itu seragam apa ?"

"Itu seragam ibu IKKT sayang, yang suaminya ikut Mabes"

"Kaya siapa ?"

"Kaya Mayor Teddy, beliau ikut Mabes gak ikut batalyon nah istrinya dapet Seragam 2 yaitu hijau dan Ungu"

"Bangus banget ungunya"

"Sayang mau ?"

"Emang bisa ?"

"Doain yah, mas usahakan mas bisa masuk ke Mabes karna gak mudah yang, seleksinya ketat"

"Yang ikut Mabes hanya yang kaya Ajudan ajudan gitu mas ?"

"Enggak juga tapi kebanyakan iya yang"

"Hanya TNI AD atau bisa yang lain yang ?"

"Enggak juga, ketua sekarang saja bu Vero atau bu Yudo beliau istri angkatan Laut, setau mas sih yang di kementrian, lembaga pemerintahan non kementrian sama PNS yang TNI"

"Oh, tapi bagus banget tau mas bajunya, warnanya tapi jangan mas paksain yah buat masuk kesana kalau emang mas nyamannya di Yonif, Hilya cuma muji warna bajunya aja yang bagus"

"Cita cita mas itu pengin masuk ke Mabes yang"

"Hah ? Serius mas ?"

"Iya, awalnya pengin kopasus tapi Umik kurang keridhoi takut karna kopasus kan bahaya yah yang bukan karna kurang memahami apa itu kopasus cuma kalau kopasus umik gak bisa mengakui mas sebagai anaknya didepan publik, kopasus itu sangat terahasia, bahkan ketika di hutan sesama prajurit kebanyakan tak saling mengenal, mereka banyak yg menyamarkan nama mereka karna gak tau yg sedang duduk bersama itu benar benar Kopasus apa bukan"

"Oalah makanya mas milih di Mabes ?"

"Iya, doain yah"

"Aamiin mas"

Raidan menengok ke istrinya lalu mengusap kepalanya lembut, menariknya agar bersandar di bahunya

"Mas kenapa pengin banget dipanggil mas ? Kan kata Baba jangan mas, bagusan manggil sayang aja tapikan malu kalau didepan umum yah mas"

"Mas itu pengen gitu dipanggil mas karna selama ini gak ada yang manggil mas" jawab Raidan sembari terkekeh

"Hah ? Masasih ? Di yonif mas ?"

"Sayang sudah hidup di Yonif dari kecil kan ? Pasti tau kan panggilan untuk tentara bujang"

"Iya manggilnya pasti pada Om yah mas"

"Iya gak ada satupun yg manggil mas, kalau keluar Yonif manggilnya malah pak, dirumah dipanggil Kaka, dipesantren dipanggil Gus. Mas pengin dipanggil mas kaya mas Malik"

"Kenapa ? Kan Kaka juga bagus mas"

"Kurang menjawa sayang, mas dalam jawa tuh menurut mas romantis banget"

"Padahal kan mas ada darah sunda kenapa gak Aa atau akang"

"Mas kan dari kecil di Kudus yang, lebih suka dipanggil mas"

"Berarti Hilya orang pertama yang manggil mas itu dengan panggilan mas ?"

"Iya yang"

"Mas Raidaaaann, hehehehe"

"Dalem sayangkuuuu"

"Mas nanti jangan kaget yah liat kamarnya Hilya"

"Serba ungu yah ?"

"Gak serba sih cuma setiap sudut ada ungunya"

"Nanti rumah di Yonif di isi perabotan serba ungu, mau ?"

"Perabotan yg lama gimana ?"

"Perabotan apa yang ? Mas cuma punya 1 panci, 1 teflon, 1 mangkok, 1 piring, sama 1 gelas"

"Hah ? Serius mas ?"

"Ya buat apa banyak banyak yang mas takutin mas pindah yonif dan kerepotan yang kan pas itu masih bujang"

"Sekarang ?"

"Sekarang kan sudah jadi suaminya dokter Hilya Tsabita"

"Hahahahahaha, kayaknya kalau pagi itu aku ndak minta dinikahin ke Baba kita gak bakal udah kaya gini yah yang"

"Gak boleh gitu dong, kan takdir Allah, pagi itu hanya perantara sayang"

"Iya juga sih, lagian mas sih udah suka gak mau diungkapin, nyebelin banget"

"Hahaha maaf yah, mas gak PD mau lamar anak gadisnya Letkol Hamdan yang, kaya bagaikan langit dan bumi gitu"

Hilya terkekeh mendengarnya "Apaan sih"

"Ya gini yah yang, sayang itu anak perempuan yang diratukan semua orang bahkan umik yang notabennya juga punya anak perempuan, kamu juga disayang banget sama semua orang termasuk Pakde Fajrin karna beliau gak punya anak perempuan, mas tuh takut gitu gak bisa membahagiakan seperti layaknya mereka membahagiakan kamu sayang"

"Halah sama umik akutuh bukan diratukan, diledek mulu dari kecil"

"Hahahahaha iya juga sih keinget banget waktu kecil kamu selalu nangis karna diledek umik"

"Sekarang malah jadi menantunya yah"

"Iya juga, adaaaawww yang kenapa nggigit"

"Gemesssss Mas Raidan Gemessin"

Raidan tertawa, karna pundaknya di gigit Hilya

HALLO DOK !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang