Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_Malamnya tanpa berpanjang lebar Raidan membawa kedua orang tuanya ke Semarang, kerumah Gus Hamdan
Sebelumnya Ning Shofia dan Gus Hamdan sudah saling bertukar cerita dan ternyata Gus Hamdan sudah memberitahu umi Ruqoyah
Umi merestui keduanya, umi pun sudah ada firasat pasal keduanya karna sorot mata keduanya saat bertemu itu berbeda
Namun lucunya, Hilya belum tau apa apa, dia belum tau bahwa Babanya sudah bertemu dengan Raidan, dia belum tau kalau Raidan akan datang malam ini
Hilya bahkan sedang bersantai di ruang tamu sembari menonton vidio vidio tiktok ditemani camilan mie yang digoreng dengan telur
Pada tau ndak makanan itu ?
Sesampainya Raidan di Semarang, dia langsung membukakan pintu untuk umiknya lalu membawa bingkisan untuk pakdenya tak lupa memastikan cincin dan gelang yang sudah dibelinya sore tadi tak tertinggal
Gus Zakky menggandeng istrinya lalu mulai mengetuk pintu rumah gus Hamdan
Hilya yg ada diruang tamu pun langsung memakai jilbabnya dan membukakan pintu
"Loh MasyaAllah Ammah, Ami, Raidan"
"Assalamualaikum dokter Cantik, Baba dan Bundanya ada ?" Ucap Ning Shofia
"Waalaikumussalam Ammah, ada mah, masuk mah, Mi, Rai"
Hilya mundur mempersilahkan tamunya masuk lalu membawa masuk piring camilannya dan memanggil bunda dan babanya yg sedang duduk di ruang makan
Hilya merenyit heran kala bundanya meminta berganti pakaian, padahal pakaian yg dipakainya malam ini tak sejelek itu untuk bertemu Ammahnya
Namun dia tak berani membantah bundanya, dia langsung berganti gamis dengan gamis yg bahkan sudah bundanya buatkan
Tak lama dia keluar dengan gamis berwarna Baby Blue senada dengan jilbabnya
Hilya langsung duduk ditengah bunda dan Babanya
"Cantik banget sih ponakan Ammah ini" puji Ning Shofia membuat Hilya tersipu
"Makasih Ammah"
"Jadi gimana ? Raidan sudah cerita kan semuanya ? Niat kedepannya mau gimana ? Shofia tadi ditanya katanya mau diungkapkan langsung sama Raidannya" ucap Gus Hamdan mengawali pembicaraan
Hilya diam diam heran, tak ada dalam fikirannya pasal ini adalah malam pertemuan kedua orang tua karna di fikirannya ini adalah malam dimana ammahnya main kerumah seperti biasa
"Sudah mas, kaget bukan main aku dengernya, tapi yah bismillah kita sebagai orang tua sebisa mungkin menuntun anak anak agar gak keblinger caranya yah mas" jawab Gus Zakky
"Raidannya kedepannya mau bagaimana ? Mau digantung anak orang atau gimana ?"
"Kalau pakde membolehkan, dan mba Hilyanya mau pindah ke Jogja, Minggu depan urus berkas pakde karna aku liat di list ada beberapa Perwira yg sudah urus berkas biar nanti pengajuannya bareng"
"Kok aku ?" Tanya Hilya bingung menatap yg ada diruang tamu itu
Gus Hamdan tak bisa menahan senyumnya lalu mengode pada Raidan
"Maaf mba Hilya kalau kesannya buru buru yah mba tapi kata pakde Fajrin dulu ke mas Malik kan niat baik gak boleh ditunda tunda mba"
"Niat baik apa ?"
"Niat baik aku ingin meminang mba Hilya sebagai Istri aku, mba Mau ?"
"Ha ?"
Hilya menatap kedua orang tuanya secara bergantian karna bingung
Gus Hamdan mengangguk saat putrinya menatapnya intens
"Babamu emang jailnya gak ketulungan yah Hil ? Sampe niat Ammah dateng kesini gak babamu kasih tau, kamu nya sampe bingung gini ?" Tanya Ning Shofia
"Baba kok gak ngomong dulu sih, ini maksudnya apa ?" Kesal Hilya
"Mba kemarin minta Baba nikahkan dengan orang yg mba Kagumi sejak dulu kan ? Raidan kan orangnya ? Cinta mba gak bertepuk sebelah tangan, Raidan juga sudah suka sama mba dari masih remaja, cuma dia emang kaya Umiknya gengsian"
"Lah aku yang dibawa bawa sih mas"
Gus Hamdan terkekeh mendengarnya
"Jadi bagaimana Hilya mau jadi menantu Ami ?" Tanya Gus Zakky
"Ini serius Ami ?"
"Yah kalau main main ngapain Ammi jauh jauh dari Kudus ke Semarang Hil kalau bukan karna anak Ami yang sudah terpana sama putrinya Letkol Hamdan"
Hilya terdiam menunduk namun tanpa ada yg tau detak jantung gadis Letkol Hamdan itu berdetak kencang, tangannya pun sangat dingin
Rasa senang, haru, kaget bercampur jadi satu
Apa benar rasa kagumnya juga terbalaskan oleh Raidan
"Gimana Sayang ? Mau diterima atau di usir aja Raidannya ?" Tanya Gus Hamdan
Hilya semakin menunduk, dia malu apalagi menatap Raidan
"Tanganne atis, grogi yah mba ?" Ledek Gus Hamdan setelah menggenggam tangan putrinya dan mendapat tatapan sengit dari Hilya
Hilya mengambil nafasnya dalam lalu mengeluarkannya perlahan
Ditegakkan kepalanya lalu menatap kedua orang tua Raidan dan juga Raidan
"Raidan bener serius sama aku ? Maksudnya bukan karna kamu sudah tau kalau aku mengagumi kamu sebelumnya ?"
"Aku ngasih tau Pakde kalau aku mengagumi Mba Hilya itu sebelum pakde ngasih tau kalau mba Hilya mengagumi aku"
"Apa yang kamu kagumi dari aku ?"
Raidan tersenyum sejenak "Rasa malu mba Hilya, Rasa malu seorang wanita adalah mahkota bagi wanita tersebut, dan yang pasti karna keSholehahannya mba Hilya"
"Aku gak seSholehah yg kamu tau"
"Lalu apa yg buat mba Hilya kagum sama aku ?"
"Ibadahmu dan penjagaan jarakmu pada lawan jenis"
Senyum Raidan mengembang bersamaan dengan mengembangnya senyum para orang tua
"Jadi ? Mba Hilya menerima aku ?"
Hilya berdehem sejenak lalu kembali mengambil nafasnya dalam
"Bismillah, mau"
"Alhamdulillah" ucap yang ada disana sedangkan Raidan dan Hilya tersipu malu
***********
Nyengir kan kalian 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
HALLO DOK !
Teen Fiction"Maaf membuatmu menunggu, saya kira kamu tidak menunggu saya, saya kira bukan saya yang kamu inginkan" ~ Mahagra Raidan Arsyanendra Zafia Jabbar Wiratama Squale Gus Perwira & Hallo Ning