8. Pretending

267 39 10
                                    

"Ya! Kami akan menikah!" ucap Naruto sembari menarik Hinata ke sisi~nya. Kemudian melingkari perpotongan pinggang wanita itu dengan lengan~nya. Dia bicara dengan suaranya yang datar dan raut wajah yang sulit di artikan.

Sementara Shikamaru dan Temari terkejut dengan apa yang Naruto lakukan. Keduanya saling melempar tatapan aneh.
Bukankah sebelumnya mereka selalu bertengkar? Mereka lebih seperti kucing dan anjing? Bagaimana bisa?

Hinata mengerutkan dahinya. Dia mendongakkan wajah sembari menatap wajah Naruto di atasnya penuh tanya. Perjanjian mereka mengenai hubungan pura-pura itu telah selesai. Namun lihatlah apa yang pria itu lakukan. Dia kembali memanfaatkan keadaan.

Sakura terdiam, terlihat bahwa dia cukup terkejut atas pernyataan Naruto. Namun dia segera menyembunyikan raut wajahnya. Bersikap tenang seolah dia tidak mendengar hal aneh.

Dia seorang Aktris, Hinata sangat yakin dia tengah terluka. Namun wanita itu dapat merubah air muka~nya dengan mudah.

Sakura menghembus nafas dalam. Kemudian tersenyum tipis.
"Aku cukup terkejut mendengarnya. Bibi menelepon ibuku dan berkata bahwa sebentar lagi dia akan memiliki menantu. Dan itu___ agak terdengar aneh di telinga ku." Sahut Sakura dengan nada tidak percaya.

Naruto menghendikkan bahu. Kemudian ikut menyunggingkan sebuah senyum tipis di sudut bibirnya.
"Kami baru saling mengenal. Dia___ tidak! Kau harus berkenalan dengan kekasih ku lebih dulu. Dia Hyuuga Hinata. Seorang Arsitek yang kini menjadi mitra bisnis NK Grup."

Naruto menatap Hinata. Memberi isyarat pada wanita itu untuk mengulurkan tangan~nya.

Dan Hinata hanya bisa menatap Naruto geram dengan wajah~nya yang bingung. Kemudian dia menghembus nafas lelah setelah mengerti maksud pria itu.

Dia melepas rangkulan Naruto pada tubuhnya dengan kasar. Dan kembali berdiri tegak dengan wajah meyakinkan.

Dia mengulurkan tangan sembari tersenyum lembut pada sakura
"Aku, Hyuuga Hinata! Senang berkenalan dengan mu."Ucap wanita itu dengan senyum yang tidak lepas dari wajah cantik~nya.

Sakura ikut tersenyum lebar. Kemudian membalas uluran tangan Hinata. Meski dia tersenyum. Dapat Hinata rasakan aura tidak bersahabat yang tergambar dari wajah cerah~nya.

"Sakura! Panggil aku dengan nama itu." Sahut Sakura singkat.

Kemudian dia kembali beralih pada Naruto. Dan menatap pria itu dingin. Senyum lebar itu tiba-tiba menghilang.

"Kau tidak bicara apapun pada kedua orang tua mu tentang hubungan kita?" Tanya Sakura, jelas terdengar nada menuntut dari wanita itu yang kini bicara dengan suara bergetar.

Naruto membalas tatapan itu dengan raut yang sama. Namun arti yang jauh berbeda. Hinata dapat melihat bahwa pria itu tengah berusaha melindungi diri~nya. Ada kilatan kesedihan yang terlihat jelas di sudut mata~nya.

"Bukankah itu mau mu?"Tanya Naruto. Membuat Sakura mendecih kesal dengan senyum sarkas."Kau tidak ingin melibatkan kedua orang tua kita dalam hubungan___ yang tidak jelas itu."Ucap Naruto. Setelah kata-katanya sempat terpotong karena dia sendiri juga bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan seperti apa yang mereka punya.

Mereka bertiga bersahabat, Naruto, Sasuke dan Sakura. Orang tua merekapun saling mengenal. Karena itu Naruto menyembunyikan hubungan mereka dari orang tua sampai mereka benar-benar siap untuk menjalin hubungan serius. Dia hanya tidak ingin merusak persahabatan jika semua tidak berhasil.

Saat Naruto berpikir mereka mulai serius dan mengajak Sakura untuk memberi tahu hubungan mereka pada orang tua. Sakura menghilang. Sangat jelas bagaimana perasaan wanita itu selama ini. Dia tergila-gila dengan sahabatnya sendiri, Sasuke. Sama halnya dengan Naruto yang tergila-gila dengan Sakura.

Miss Congeniatily[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang