Hinata tidak menyangka Naruto akan bertindak seberani ini.
Pria itu mencium~nya dengan kasar seolah mereka adalah pasangan sesunguhnya yang tengah kasmaran.
Pria itu menyesap~nya dalam membuat Hinata nyaris kehabisan nafas. Keduanya hanyut dalam perasaan aneh yang tidak mereka mengerti. Sebuah rasa menuntut yang saling merindukan kehadiran masing-masing.
Meski mereka saling berhadapan. Seolah itu belum cukup memuaskan rasa ingin tahu mereka atas satu sama lain.
Tanpa mereka sadari, mereka saling membalas kecapan dengan intens hingga hawa dingin yang menyeruak mendadak menjadi panas dan menggairahkan.
Naruto menaruh telapak tangannya yang besar pada perpotongan leher Hinata yang jenjang. Mengusapnya pelan yang membuat kulit~nya meremang. Mereka hampir saja melupakan bahwa mereka hanyalah pasangan palsu jika ponsel Naruto tidak berdering dengan keras.
Membuat tautan mereka berhenti seketika dengan kecanggungan menyelimuti wajah kedua~nya. Hinata sibuk menata anak rambut di dahinya sementara Naruto segera meraih ponsel dengan kikuk.
Pria itu melihat nama Shikamaru yang tertera di layar ponsel. Kemudian kembali menghadap Hinata yang telah bangkit.
"Tunggu___!" Naruto hendak menghentikan langkah Hinata. Dia tidak berniat mengangkat panggilan telepon Shikamaru yang pasti tidak jauh dari Bisnis.
Dia memilih untuk menjelaskan apa yang telah terjadi pada Hinata. Namun wanita itu segera beranjak menjauh dari Naruto dengan cepat.
"Angkatlah!"Ucap Hinata sembari melangkah menjauh dengan suara~nya yang dingin."Itu pasti telepon penting. Dan___Tolong, jangan ganggu aku untuk saat ini."
Ucap wanita itu sembari melangkah meninggalkan Naruto di ruang tengah. Tanpa menoleh lagi pada pria itu yang terlihat keberatan.
Tapi, langkah Hinata yang cepat membuatnya tidak bisa berkata apapun kecuali menatap kepergian wanita itu menuju kamar dengan tergesa.
Sementara ponsel terus berdering dan Naruto memandang layar ponsel frustasi. Mendecak kesal karena Hinata yang pergi dalam keadaan marah dan dia tidak bisa melakukan apapun.
Dia cukup tahu diri untuk menjaga batas seperti apa yang Hinata pinta. Wanita itu mungkin ketakutan sekarang. Dia mungkin berpikir Naruto lelaki brengsek yang akan memanfaatkan keadaan demi nafsu~nya.
Naruto kembali mengeram kesal sembari meraup rambut~nya kasar. Dia mengangkat panggilan telepon shikamaru yang telah berulang sebanyak tiga kali.
Pria itu mungkin menelepon untuk hal yang sangat penting.
°°°
Hinata menutup pintu kamar dengan jantung yang masih berdegup kencang. Wanita itu bersandar pada daun pintu dengan nafas yang tidak beraturan. Wajahnya merona merah karena rasa sentuhan dari Naruto masih tertinggal dengan jelas di dalam kepala~nya.
Dadanya terasa sesak karena dia yang sejak tadi seolah kehabisan nafas.
Hinata beranjak pada ranjang dan menggelengkan kepalanya kasar.
Bagaimana bisa mereka melakukan hal gila seperti itu?Ini adalah ciuman pertama~nya yang telah pria itu rampas. Dia bukan wanita bebas sejak remaja hingga dia tidak banyak tahu sensasi sentuhan yang seperti itu. Ini akan bahaya untuk prinsip dan hidupnya yang selama ini damai tanpa romansa dari asmara yang menurut~nya merepotkan.
Hinata menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Bergelung dengan jantung yang masih berdegup kencang.
Dia harus melupakan semuanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Congeniatily[ON GOING]
FanfictionNaruto punya ide gila untuk menyelesaikan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dia membuat cerita untuk menarik Sakura dan menyelesaikan tuntutan kedua orang tuanya. Namun dia lupa, Pasangannya adalah seorang gadis keras kepala yang punya predikat...