21. Woman X Childhood Wounds

295 53 10
                                    

Naruto masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Hinata bicara dengan wajah dingin. Meski dia berusaha bersikap keras. Namun terlihat jelas, dia menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Naruto tidak dapat membaca apa yang ada di dalam pikiran Hinata. Yang jelas terlihat adalah, dia wanita keras kepala yang sangat sulit untuk di patahkan.

Dia, wanita yang sangat mandiri hingga nyaris tidak tersentuh. Naruto tidak tahu apa yang telah terjadi pada wanita itu. Yang membuatnya seolah punya dua kepribadian. Dia adalah wanita yang hangat dan perduli dengan orang lain.

Namun, dirinya yang lain adalah sisi~nya yang terlihat sekeras batu karang di lautan. Dia punya pemikiran yang sangat sulit untuk di tembus.

Naruto memejamkan matanya sembari mencoba mencerna lebih dalam apa yang Hinata katakan.

"Kau menolak ku?!" Naruto menaikan sebelah alisnya yang bertaut.

Hinata menggelengkan kepala sembari terkekeh.
"Entahlah! Mungkin aku terlalu percaya diri mengatakan~nya."Sahut Hinata. Dia tidak ingin menjadi besar kepala dengan pikiran liar~nya. Namun, melihat bagaimana sikap Naruto belakangan ini. Semua orang akan berasumsi sama dengannya. Bahwa Naruto mulai menyukai~nya."... Aku hanya ingin kau tahu. Aku tidak ingin terlibat romansa dengan siapapun. Dan sikapmu belakangan ini membuat ku sangat tidak nyaman. Aku terbiasa menghabiskan separuh hidupku sendirian. Aku bahkan tidak banyak berhubungan dengan sembarang orang."

Naruto mengerutkan dahi~nya semakin dalam.
"Jadi, menurut mu aku sembarang orang?"

Hinata menggelengkan kepalanya lebih tegas. Dia tidak ingin Naruto salah paham dengan maksudnya.
"Ada apa dengan mu? Aku tidak bicara tentang kita!" Hinata berkilah."... Lagipula, kita hanya orang asing yang kebetulan bertemu dengan cara yang aneh. Tidak ada yang spesial dengan semua itu. Kita biasa terlibat dalam perdebatan yang panjang. Kita dua orang berbeda prinsip yang hidup dengan cara yang bertolak belakang. Benarkan?!"

Hinata mempertegas kalimatnya. Membuat Naruto terdiam seribu bahasa karena semua yang wanita itu katakan memang benar.

Mereka biasa terlibat kekacauan. Bahkan hubungan mereka di awali dengan salah faham yang berakhir dengan salah satu memanfaatkan kebaikan yang lain.

Naruto tidak bisa menyangkalnya. Namun, dia juga harus menjelaskan apa yang terjadi setelah semua itu. Dia tidak ingin hanya diam ketika Hinata telah mulai bicara tentang semua~nya begitu jelas.

"Dan setelahnya aku banyak belajar! Kita memang biasa terlibat pertengkaran kecil yang membuat ku banyak berpikir. Kau mengubah ku, Hinata. Aku____"

"Aku tidak perduli, Naruto!" Hinata menyelak dan menoleh pria itu dengan wajah~nya yang dingin."... Aku tidak perduli dengan apa yang terjadi setelah itu. Bagi ku, kau tetap orang asing yang datang dan pada akhirnya harus pergi. Aku ingin hidup sendiri. Tanpa siapapun yang pada akhirnya akan menjadi beban."

"Kau menganggap ku beban? Setelah kau menyebut bahwa aku sembarang orang?"Naruto bergumam dengan gemuruh di hatinya. "... Apa maksud mu? Kau seperti orang lain yang tidak ku kenal."

Dia tahu, Hinata pernah bilang bahwa dia adalah wanita yang cukup rumit. Dan dia bukan wanita dengan pemikiran sederhana yang bisa di rayu dengan kata-kata cinta yang biasa.

Namun, dia tidak tahu bahwa wanita itu bisa sekeras ini mempertahankan pendirian~nya.

Hinata menggeleng sembari tersenyum hangat. Memberi pengertian bahwa dia tidak ingin menyakiti Naruto dengan sikapnya. Padahal jelas terlihat, wanita itu menyakiti Naruto dengan kalimat~nya yang terdengar dingin menusuk hati Naruto.

Miss Congeniatily[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang