"Aku mendapat kabar buruk dari China! Kita di persilahkan untuk datang dan belajar lebih banyak di Chongjing sebelum bisa memegang satu proyek di sana. Bukankah ini sebuah penghinaan?"
Shikamaru berkata sinis. Dia barjalan sembari membawa sebuah berkas di mana Hard Copy sebuah undangan di tujukan kepada Naruto.
"Mereka meremehkan kita! Mereka harus lihat karya kita di Azabu! Auditorium Karekatan adalah yang terhebat di seluruh Jepang."Shikamaru meninggikan suaranya sembari menyombongkan diri.
Meski dia tahu, Chongjing dengan Auditorium adalah sesuatu yang sangat tidak bisa di jadikan perbandingan. Chongjing adalah kota modern dimana peradaban berhasil mengalahkan bentangan alam yang extrem dan penuh tantangan.
Sementara Naruto terlihat tidak terusik dengan ocehan Shikamaru yang sebenarnya cukup mengganggu telinga. Pria itu tetap fokus pada kegiatannya membaca beberapa berkas dan meneliti.
"Kita memang harus belajar lebih banyak di sana. Akui saja, Chongjing adalah sebuah maha karya arsitektur dimana kekuatan menjadi fondasi utama struktur bangunan."Sahut Naruto santai sembari menutup map~nya. Akhirnya pria itu mengangkat wajahnya dan menatap Shikamaru sembari tersenyum tipis."Aku akan membalas Email mereka segera. Jangan mudah marah! Kau akan cepat tua jika terus melakukannya."
Pria itu bangkit dan dia berjalan menuju sebuah jendela besar di tengah ruangan. Dimana pemandangan luar biasa kota Tokyo tersaji sejauh mata memandang.
Apa yang Shikamaru dengar dari Naruto sangat tidak masuk akal. Dahulu, pria itu yang akan meledak-ledak dan marah jika ada suatu hal yang tidak berjalan sesuai rencananya.
Ada apa ini? Apa dia sedang sekarat? Kenapa dia bertingkah sangat aneh belakangan ini? Apa dia sedang menuju kematian?
Shikamaru semakin mengerutkan dahinya ketika dia melihat Naruto yang menatap hamparan kota sembari memasukkan sebelah tangan ke saku celananya.
"Kau terlihat lebih melankolis belakangan ini? Ada apa Naruto? Kau membuat ku takut!" Tanya pria itu yang sudah tidak tahan dengan sikap Naruto yang menurut~nya terlalu berbeda.
Shikamaru tahu, mungkin itu adalah suatu hal yang baik. Pria itu membuang semua kebiasaan buruk~nya dan berubah dalam waktu singkat. Tapi, dia cukup yakin. Perubahan itu juga di picu oleh sesuatu yang menyakitkan yang akhirnya memaksa sang Bos berubah haluan.
Jika itu terjadi, mungkin saja hidup Naruto berada dalam bahaya. Atau lebih buruk lagi.
Dia mungkin terserang penyakit mematikan yang membuatnya harus bersikap baik di akhir hayatnya!Shikamaru menggelengkan kepala atas semua prasangka buruk yang hinggap di benaknya.
"Apa kau sakit?"Naruto menggelengkan kepala pelan.
"Aku hanya sedang berpikir. Banyak hal yang menganggu pikiran ku."Shikamaru mengerutkan dahi semakin dalam.
"Benarkah? Kau tidak sedang sekarat kan? Kau banyak berubah. Dan itu membuat ku takut."Tidak ada jawaban dari Naruto kecuali pria itu yang kini fokus menatap apa yang dia lihat dari balik kaca ruang kerjanya. Dan itu membuat Shikamaru mendesah lelah. Mungkin dia belum mau bicara sekarang. Naruto memang cukup tertutup mengenai kehidupan pribadinya. Shikamaru tidak bisa melakukan apapun kecuali hanya menunggu sampai pria itu sendiri yang mengatakan semuanya.
"Baiklah!" Ucap pria itu sembari melangkahkan kakinya menuju pintu keluar."Aku akan memberi kabar pada Bos Uchiha mengenai apa yang terjadi dengan proyek China. Proyek ini milik mereka. Kita hanya pihak kedua sebagai pemegang tender. Ah___"Shikamaru berbalik dia kembali pada sofa di tengah ruangan. Duduk di sana dan dia mengambil ponsel~nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Congeniatily[ON GOING]
FanfictionNaruto punya ide gila untuk menyelesaikan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dia membuat cerita untuk menarik Sakura dan menyelesaikan tuntutan kedua orang tuanya. Namun dia lupa, Pasangannya adalah seorang gadis keras kepala yang punya predikat...