Hinata mendecak malas sementara Naruto menatap wanita itu dengan sorot mata yang sulit di artikan.
Hinata tahu, pria itu menuntut penjelasan atas ucapan~nya yang sangat tidak dewasa. Hinata dapat merasakan tatapan~nya yang dalam namun tulus. Tapi, dia hanya tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Naruto.
Mereka dalam hubungan yang rumit. Dan dia tidak ingin menyakiti dirinya sendiri jika pada akhirnya pria itu kembali menatap masa lalunya dan berlalu pergi. Dia juga tahu, Naruto punya hubungan yang aneh bersama Sakura. Pria itu bisa saja berubah pikiran kapan pun dia mau.
"Hinata!" Sebuah suara membuat keheningan di antara kedua~nya pecah. Mereka menatap dimana sumber suara berasal.
Naruto mengerutkan dahinya ketika dia melihat orang yang cukup dia kenal memanggil nama Hinata. Pria itu bahkan melambaikan tangan dengan santai dan berjalan menuju mereka. Seolah keduanya adalah teman akrab yang sudah lama saling mengenal.
"Sedang apa kau di sini?!" Tanya Naruto Sinis sembari mengerutkan dahi~nya semakin dalam.
Pria dengan surai Raven itu terlihat tidak terganggu dengan tatapan tidak suka penuh tanya dari Naruto. Dia malah tersenyum lebar pada Hinata dan menghampiri wanita itu dengan wajah tanpa beban.
"Sasuke! Aku bertanya pada mu!"Ulang Naruto lagi. Sementara Sang sahabat sudah berdiri tepat di sebelah Hinata.
"Kami punya janji sore ini. Kau tidak tahu?" Tanya Sasuke yang membuat Naruto beralih menatap Hinata penuh tanya. Menuntut sebuah penjelasan pada wanita itu.
"Ya! Kami akan mengunjungi rumah sakit sore ini."Sahut Hinata dengan wajah tidak enak. Dia tahu, dia mungkin membuat Naruto merasa di abaikan dengan mengatakan~nya. Tapi, dia punya alasan yang cukup untuk melakukan~nya.
Naruto masih terdiam dengan wajah tidak percaya. Menunggu penjelasan lebih jauh lagi atas apa yang baru saja dia dengar. Penjelasan Hinata terdengar tidak cukup memuaskan di telinga~nya.
"Aku sedang menjalani kerja sosial bersama Hinata. Kami akan mengunjungi rumah sakit selanjut~nya sore ini." Sambung Sasuke lagi yang seketika membuat Naruto meradang.
Pria itu menaikan sudut bibirnya sembari mendecih kesal pada Hinata. Menahan kata-kata kasar yang mungkin saja keluar dari mulutnya.
Namun, dengan cepat dia menahan emosinya yang hampir meledak. Menekannya sampai ke dasar ketika dia merasa masih butuh banyak penjelasan dari kedua~nya. Kemarahan hanya akan membuat Hinata semakin menjauh dari~nya.
"Selanjutnya?!!"Tanya Naruto nyaris berdesis karena kini dia menahan amarah yang hampir memenuhi kepala~nya.
Hinata memejamkan mata~nya. Sembari mengeram kesal pada Sasuke.
Pria itu ternyata tidak bisa membaca situasi! Tidak seharusnya dia mengatakan semua pada Naruto!"Ya! Kami sudah melakukan ini dari kemarin."Sahut Sasuke Santai."Beberapa rumah sakit khusus orang tua melakukan perayaan hari orang tua. Dan kami berdua datang membantu acara itu sebagai sukarelawan. Hinata yang memperkenalkan ku pada semua hal itu."
Sambung Sasuke lagi dengan santai. Seolah sedang menyombongkan hubungan~nya dengan Hinata. Membuat Naruto menatap Hinata tajam. Seolah menembus Iris bulan~nya yang kini mulai bergetar.
Hinata tersenyum canggung di antara kedua~nya. Sementara hati~nya mendecak kesal.
°°°
Hinata terus meruntuk sepanjang perjalanan. Pasalnya, dia harus berada di antara dua sahabat yang terdiam namun tatapan mereka menyiratkan pertarungan sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Congeniatily[ON GOING]
FanfictionNaruto punya ide gila untuk menyelesaikan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dia membuat cerita untuk menarik Sakura dan menyelesaikan tuntutan kedua orang tuanya. Namun dia lupa, Pasangannya adalah seorang gadis keras kepala yang punya predikat...