5.malam untuk misi

537 68 0
                                    

Sebelum pulang ke penginapan name mampir ke toko roti untuk membeli beberapa roti.

Sorot mata Name menyapu rak-rak roti di toko, mencari pilihan yang sempurna. Tukang roti dengan senyum ramah membantu menawarkan berbagai macam roti yang lezat.

"Selamat sore! Ada yang bisa saya bantu?" Ucap tukang roti

"Selamat sore. Saya ingin membeli beberapa roti untuk dibawa pulang."

"Tentu saja! Kami memiliki berbagai pilihan roti lezat. Apakah Anda memiliki roti favorit?" Tanya tukang roti

"Saya ingin mencoba Roti coklat. Apakah itu ada?"

"Tentu, pilihan yang bagus! Satu potong Roti seharga 5 yen, tapi ada diskon khusus, 4 yen saja untuk Anda." Ucap tukang roti

"Baik, saya ambil beberapa potong Roti coklat. Terima kasih."

Setelah transaksi selesai, Name membawa pulang beberapa potong Roti coklat. Aroma harum roti yang segar mengiringi langkahnya kembali ke penginapannya.

Sesampainya di penginapan, Name meletakkan roti yang baru dibelinya di atas meja dekat tempat tidurnya. Cahaya senja yang masuk dari jendela menghadirkan suasana yang tenang. Name memutuskan untuk menjadikan momen ini sebagai waktu untuk merilekskan diri.

Name mengarah ke kamar mandi dengan pikiran yang terus memutar rencana. Setetes air di bak mandi yang hangat mengalirkan kelelahan dan ketegangan dari tubuhnya. Pada saat yang sama, pikirannya tetap fokus pada misi yang akan datang.

Setelah mandi, Name kembali mengenakan baju yang sudah dipakainya sebelumnya. Dalam tatapan singkat ke jam dinding, ternyata masih pukul 3 sore. Waktu yang cukup untuk mempertajam strategi sebelum malam tiba.

Name melangkah ke meja tempat ia meninggalkan Roti coklat, mengambil sepotong dengan hati-hati. Rasa lezatnya memenuhi mulutnya, dan aroma rempah-rempah dari roti tersebut menggoda indra penciumannya.

Sambil memikirkan rencananya untuk membunuh Hokage Ke-6, Kakashi, Name merasa bahwa Roti coklat ini mungkin menjadi teman yang baik dalam menghadapi misi berat tersebut.

Sambil menikmati roti, Name kembali merenung di jendela kamar. Suasana Desa Konoha di senja yang tenang menciptakan atmosfer yang mendalam. Name membiarkan pikirannya melayang, mencoba menggali segala kemungkinan dan memastikan setiap detail rencananya terperinci.

Saat malam semakin mendekat, Name memutuskan untuk duduk di jendela dan menikmati keindahan Desa Konoha yang mulai terang benderang dengan lampu-lampu malam yang menyala.

Sambil menunggu malam menjelang, Name terus membenamkan dirinya dalam pemikiran dan perencanaan, siap untuk melangkah ke dalam bayangan demi menyelesaikan misinya. Dengan setiap gigitan roti yang ia ambil, ia merasa semakin siap menghadapi ujian gelap yang menantinya.

Saat malam tiba, Name dengan hati-hati mengganti pakaiannya, melepas pakaian tadi dan lalu mengenakan celana hitam yang nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat malam tiba, Name dengan hati-hati mengganti pakaiannya, melepas pakaian tadi dan lalu mengenakan celana hitam yang nyaman. Ia memakai jaket putih miliknya yang telah menjadi ciri khas dan tidak lupa penutup mata putih membuat nya merasa itu memberikan kepercayaan diri yang diperlukan.

Mengambil pisau andalannya dari dalam tas, Name merenung sejenak di dalam keheningan kamar. Tangan terampilnya menggenggam pisau dengan kuat. Ia merasa beban misi di pundaknya, namun tekadnya tidak goyah.

Sambil menatap cermin, Name memutuskan untuk mengikat rambutnya. Ia tidak ingin hal kecil ini mengganggu pandangannya selama pertarungan nanti. Setelah rambut terikat dengan rapi, ia mengamati dirinya sejenak, menilai kesiapannya untuk melangkah ke dalam malam yang gelap.

Melalui jendela yang terbuka lebar, Name menyelinap keluar dengan langkah-langkah yang ringan. Dengan keahlian ninja-nya, ia melompat dari atap ke atap lain, menyelinap dalam kegelapan, menyusuri desa yang tenang.

Satu jam berlalu, namun belum ada tanda-tanda Hokage Ke-6. Name terus merayap di antara bayangan, telinganya selalu waspada terhadap setiap suara yang mungkin mengungkap keberadaannya.

Akhirnya, seperti bayangan yang terungkap dari kegelapan, Hokage Ke-6 muncul dari pemandian air panas. Name, yang tetap tak terlihat, menyusuri setiap langkah Kakashi dengan hati-hati. Rasa dingin malam menyelimuti keduanya, menciptakan atmosfer yang tegang.

Name terus membuntuti, menjaga jarak agar tidak terdeteksi oleh indera tajam Hokage. Setiap langkah Kakashi disusul oleh langkah perlahan Name yang terus mengikuti, menunggu momen yang tepat untuk bertindak.

Di antara bayangan malam, perangkap gelap yang ditata dengan hati-hati oleh Name semakin terbentuk. Misi untuk membunuh Hokage Ke-6 semakin mendekati puncaknya, dan ketegangan di udara semakin terasa.


Langit malam menyelimuti desa Konoha dengan gelap yang hening. Hokage Ke-6, Hatake Kakashi, melangkah di jalan sepi, tidak menyadari bahwa bayangan gelap tengah membuntutinya. Name, dengan pisau andalannya yang berkilat di tangan, muncul dengan cepat, mengepung Kakashi dalam atmosfer ketegangan.

Merasa di buntuti kakashi lalu menoleh kebelakang "Siapa kau?"

Namun, sebelum Kakashi bisa merespons lebih jauh, Name melancarkan serangan brutal. Pisau bersinar di bawah sinar rembulan, dan pertarungan pun dimulai.

Name mengayunkan pisau dengan kecepatan yang luar biasa, menciptakan serangkaian serangan yang sulit diprediksi. Kakashi, dengan refleks ninja-nya yang legendaris, berhasil menghindari sebagian besar serangan tersebut, tapi Name terus menekan.

"Kau akan mati di tangan ku" ucap name dingin

"Kau...." ucap kakashi sambil menahan pisau name dengan kunai nya

Pertarungan berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa. Name menyerang Kakashi dengan serangkaian pukulan dan tendangan yang menghujani dari berbagai arah. Namun, Kakashi, sebagai seorang ninja berpengalaman, mempertahankan diri dengan keahliannya yang tinggi.

Tiba-tiba, Kakashi melancarkan serangan balasan yang tajam. Pukulan dan tendangan yang cepat mengguncang tubuh Name. Namun, Name tidak membiarkan dirinya kalah. Dengan lincah, ia menghindari sebagian besar serangan dan terus menyerang dengan intensitas yang mematikan.

Pertarungan mereka membentuk tarian gelap di antara bayangan. Desa Konoha, yang sebelumnya tenang, menjadi saksi pertarungan dua ninja terampil yang saling mengejar dan menyerang dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.

Saat pertarungan mencapai puncaknya, atmosfer menjadi semakin tegang. Name, dengan mata penuh tekad, terus mengejar tujuannya untuk menyelesaikan misinya. Kakashi, sementara itu, mencoba menahan serangan brutal tersebut sambil tetap tenang dan berfokus.

Pertarungan antara Name dan Hokage Ke-6 menciptakan lonceng keheningan yang terdengar di seluruh desa. Dalam setiap gerakan dan serangan, keduanya berusaha memahami satu sama lain, mengeksplorasi kelemahan dan kekuatan masing-masing dalam usaha bertahan hidup dan menyelesaikan pertarungan yang mematikan ini.

WADAH  (Boruto: Naruto Next Generations x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang