10.kabur

520 70 1
                                    

Malam yang sunyi menghampiri Name, memberikan kesempatan untuk merenung dan merasakan kedamaian yang jarang dirasakannya. Di kamar rawatan yang teduh, angin malam membelai wajahnya dan bintang-bintang berkelip di langit, menciptakan suasana tenang.

Namun, kesunyian itu juga membawa kekesepian yang mendalam. Name, terlepas dari pengawasan dan perhatian yang diberikan, merasa terisolasi dalam kegelapan kenangan yang terpendam. Pemandangan malam yang indah di luar jendela tidak dapat sepenuhnya mengusir kesepian yang menghantui batinnya.

Di ruang monitor, Kakashi, Shikamaru, dan Naruto terus memperhatikan setiap gerakannya. Mereka merasa kegelisahan yang dirasakan Name, dan kesepian yang melingkupi dirinya menjadi pertanda bahwa masih ada beban yang perlu diangkat dan rahasia yang perlu diungkap.

"Tidak salah lagi ada cakra juubi di dalam tubuhnya.saat aku memeluknya cakra itu terasa sangat kuat" ucap kakashi serius

"Kurasa ada suatu hal yang membuatnya takut menceritakan nya tentang juubi itu" sahut shikamaru.

Malam terus berlalu, membawa cerita Name dan ketidakpastian masa depan yang masih terbentang di depannya. Dalam keheningan yang meresap, Name dan mereka yang memantau terus berjalan di lorong yang penuh rahasia dan harapan.

Saat suasana tengah malam memuncak, suasana di sekitar rumah sakit menjadi semakin sunyi. Name duduk di dekat jendela, merenung sendirian, ketika tiba-tiba seseorang muncul tanpa diduga. Sosok misterius yang ia kenal,ya itu adalah orang yang menyuruh name untuk membunuh tuan hokage ke 6

"Name, aku tahu kau tak ingin terkurung di sini. Walaupun tugas mu gagal tapi aku masih membutuhkan mu"

"Apa?"

Namun, sebelum Name bisa memberikan jawaban yang panjang, orang itu dengan cekatan melepas rantai yang mengikat tangannya. Rantai yang selama ini menjadi simbol keterbatasan dan pengawasan tiba-tiba terlepas, memberikan kebebasan yang lama ditunggu-tunggu.

"Kabur bersamaku, Name. Kita bisa menemukan kebebasan bersama."

Meskipun ragu, namun keinginan Name untuk merasakan kebebasan akhirnya memenangkan pertarungan dalam hatinya. Ia mengambil tangan orang itu, dan bersama-sama, mereka melompat keluar jendela menuju kegelapan malam.

Sementara itu, beberapa shinobi yang berjaga di luar kamar Name merasakan ada kehadiran yang tak diinginkan. Dengan sigap, mereka mempersiapkan diri dan membuka pintu kamar dengan langkah hati-hati. Namun, mereka terlambat menyadari bahwa Name sudah berhasil melarikan diri, meninggalkan kamar rawatannya kosong dan jendela terbuka lebar.

Di dalam kamar rawat yang sepi, ketidakpastian baru saja dimulai. Apakah keputusan Name ini membawanya pada petualangan atau kehancuran, hanya waktu yang akan memberikan jawaban.

Di tengah jalan yang gelap, suasana tegang melingkupi pertemuan antara Name, Tsunade, Kakashi, dan beberapa anbu serta ninja elit yang berdiri siap menghadapi situasi apa pun. Naruto mencoba memahami alasan di balik tindakan Name, sementara Tsunade mengekspresikan kekecewaannya atas perilaku tersebut.

Naruto dengan suara lembut "Name, kau masih perlu merawat dirimu di rumah sakit. Ayo kembali bersama kami."

Namun, respon Name tidak segera terlihat. Ia menatap mereka dengan ekspresi bimbang, berjuang dengan pertanyaan dalam benaknya. Tsunade, sebagai hokage yang tegas, merasa kecewa dengan tindakan Name yang tampaknya mengingkari kesempatan untuk pulih.

Tsunade  marah "Jangan kira kami tak tahu apa yang kau rencanakan, Name. Membelot seperti ini hanya akan membawa malapetaka."

Ketika orang yang menyuruh Name untuk membunuh Kakashi merasa kecewa dengan keputusan Name, kekesalan tersebut berkobar menjadi kata-kata kasar yang dilontarkan ke arah Name. Namun, dalam keadaan masih terluka dan terbatas, Name tetap setia pada keputusannya untuk kembali ke rumah sakit.

Name mulai berpikir "Mungkin ini saatnya aku menyelesaikan hal-hal di masa lalu dan memulai yang baru."

Dengan menganggukan kepala, Name memutuskan untuk kembali ke rumah sakit bersama Naruto dan yang lainnya. Namun, pertanyaan dan ketidakpastian masih menyelimuti keputusannya, menciptakan bayangan yang mengikuti langkah-langkahnya dalam kisah yang terus berkembang.

Namun orang yang menyuruh name untuk membunuh kakashi sudah kehabisan kesabaran dan akhirnya menyerang kakashi.
"Kakashi Hatake. Aku akan menghapusmu."

Dengan cepat, orang tersebut melancarkan serangan dengan jurus yang lincah dan mematikan. Kakashi, yang selalu waspada, mampu mengantisipasi serangan tersebut.

Kakashi dengan tenang "Kau takkan bisa mengubah takdir."

Mereka terlibat dalam pertarungan sengit di bawah sinar bulan yang redup. Kakashi dengan keahliannya yang legendaris menghadapi lawannya yang terampil. Serangan kilat, belati tersembunyi, dan jurus-jurus misterius melibatkan keduanya dalam tarian yang penuh teka-teki.

Setelah serangkaian pertarungan yang intens, Kakashi akhirnya mengungguli lawannya. Dengan serangan terakhir, lawan Kakashi terkapar di tanah.

"Perjuanganmu sia-sia." Ucap kakashi

Kakashi memanggil bantuan dari para anbu dan petugas keamanan rumah sakit yang segera merespons. Orang misterius itu ditangkap dan diikat, siap untuk dihadapkan pada konsekuensi tindakannya.

Setelah kembali ke rumah sakit, Name mendapati dirinya terus diawasi oleh para anbu dan staf medis. Di kamar rawatnya,  naruto,shikamaru,Tsunade dan Kakashi mengadakan pertemuan untuk membahas situasi Name.

"Jika apa yang kau katakan benar,tentang cakra juubi di dalam tubuhnya kita harus mengurungnya di tempat yang aman" ucap tsunade tegas pada kakashi

"Tapi dia masih anak anak" jawab kakashi

"Tapi ini demi keselamatnya dan juga warga desa konoha,jika kita bebaskan dia bisa saja kekuatannya di manfaaatkan oleh seseorang" kata shikamaru sambil berkacak pinggang

"Apa ini ada hubungannya dengan organisasi aneh itu?" Tanya naruto.

Sementara itu, Name duduk di tempat tidurnya, merenungkan keputusannya untuk kembali. Di antara pertimbangan yang berat, keinginannya untuk mencari kebebasan bertentangan dengan ikatan masa lalu yang masih menghantuinya.

Name dengan suara pelan "Aku tidak bisa melarikan diri dari masa laluku. Ini adalah bagian dari diriku yang harus aku selesaikan."

Sementara Tsunade dan Kakashi mencoba menguraikan teka-teki di balik serangan dan hubungan Name dengan orang yang menyuruhnya membunuh, Name merasa beban emosional yang semakin bertumpuk. Pilihan yang sulit dan pertarungan internal yang tak terhindarkan menciptakan lapisan konflik yang mendalam.

" Hidup ini takkan pernah mudah, namun aku takkan menyerah begitu saja."

Malam yang sunyi di rumah sakit menjadi latar belakang untuk perjalanan Name yang semakin kompleks. Rintangan di masa lalu dan kini membentuk landasan cerita yang menggeliat, menanti untuk diurai dalam kisah yang lebih dalam dan penuh misteri.

WADAH  (Boruto: Naruto Next Generations x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang