"Kau Name bukan?" ucap pria itu dengan suara serak.
"Siapa kau?" tanya Name dengan waspada, meski ketakutan terpancar jelas dari dirinya.
"Panggil aku Jigen. Aku tahu segalanya tentangmu, Name. Apakah kau ingin keluar dari kehidupan yang kau jalan...
Setelah meninggalkan rumah, Name melangkah dengan langkah cepat menuju perpustakaan. Jalanan tampak ramai dengan orang-orang yang menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa orang tersenyum ramah kepada Name, sedangkan yang lain tampak acuh atau bahkan memandangnya dengan pandangan tidak suka. Namun, Name tidak terlalu peduli dengan reaksi orang-orang di sekitarnya dan tetap fokus menuju tujuan utamanya.
Setibanya di perpustakaan, Name berjalan dengan tenang menuju meja pustakawan yang berada di dekat pintu masuk. Pustakawan yang sedang sibuk merapikan buku-buku di meja, langsung menoleh ketika mendengar suara langkah Name mendekat.
"Permisi..." Name memanggil dengan suara lembut, mencoba menarik perhatian pustakawan.
"Oh... kau lagi. Ingin meminjam buku lagi?" Pustakawan tersebut tersenyum ramah kepada Name.
Namun, Name hanya menggelengkan kepala sambil mengeluarkan buku yang ia pinjam kemarin dari tasnya, lalu meletakkannya di atas meja.
"Aku ingin mengembalikan buku," jawab Name singkat namun ramah. Pustakawan itu mengangguk sambil menerima buku dari Name.
Setelah itu, Name berbalik dan hendak meninggalkan perpustakaan. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, pustakawan tersebut kembali memanggilnya.
"Sudah ingin pulang? Kau tidak ingin mampir dulu dan membaca buku lainnya? Hari ini ada beberapa buku baru, loh~" Pustakawan itu berkata sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya, mencoba memikat Name untuk tetap tinggal.
Mendengar itu, Name berhenti sejenak dan berbalik badan. "Buku baru?" tanya Name meskipun dari nadanya tidak terdengar begitu tertarik.
"Ya, ada buku sejarah, cerita, novel romantis, aksi, dan petualangan-" ucapan pustakawan terpotong ketika Name menyela dengan pertanyaan.
"Kau punya buku yang sering dibaca Hokage keenam?" tanya Name tiba-tiba, membuat pustakawan tersebut tampak bingung.
"Aku tidak menyarankan untuk membaca buku itu," jawab pustakawan dengan ragu.
"Kenapa?" tanya Name dengan nada penasaran.
"Kurasa usiamu masih terlalu muda untuk membaca itu," pustakawan menjawab sambil mencoba tersenyum.
"Usiaku 12 tahun," jawab Name dengan nada datar.
Pustakawan itu terlihat kaget dan berkedip beberapa kali, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Itu lebih buruk... Hah... Buku itu hanya boleh dibaca orang dewasa," pustakawan menjelaskan dengan nada lelah, berusaha meyakinkan Name untuk tidak mencoba membaca buku tersebut.
Name mengangguk mengerti, lalu berbalik untuk melangkah pergi. Namun, saat ia sampai di pintu keluar perpustakaan, pustakawan kembali memanggilnya.
"Akizuki...," Name menoleh ke sumber suara, dan melihat pustakawan tersebut tersenyum padanya.
"Akizuki... itu nama...ku. Name...," Akizuki tersenyum dan melambaikan tangan, dan Name membalas dengan senyuman tipis sebelum keluar dari perpustakaan.
---
Setelah keluar dari perpustakaan, Name berpikir untuk langsung pulang ke rumah dan beristirahat. Namun, perutnya tiba-tiba meronta-ronta, membuatnya merasa lapar. Name merogoh sakunya dan menemukan beberapa lembar uang, cukup untuk membeli sesuatu yang sederhana. Ia melihat sekeliling untuk menemukan toko yang menarik perhatian, hingga akhirnya matanya tertuju pada sebuah toko burger yang pernah ia kunjungi sebelumnya.
Name memutuskan untuk masuk ke dalam toko burger tersebut. Ketika ia masuk, ia mendengar suara-suara familiar dari sudut ruangan.
"Yang benar saja, kau sungguh ingin membawakan burger ke orang sakit?" Suara Metal Lee terdengar dengan nada yang sedikit ragu.
"Iwabe-kun, lebih baik kita membawakan buah saja," saran Denki dengan nada lebih tenang.
"Tapi jika Boruto diberi burger, dia akan cepat sadar," Iwabe membalas dengan suara meyakinkan.
Mendengar nama Boruto disebutkan, Name langsung menoleh dan berjalan mendekati meja tempat ketiga pemuda tersebut duduk.
"Kau...?" Denki tampak sedikit bingung saat melihat Name mendekat, tetapi ia segera mengenali siapa Name.
"Apa tadi kalian menyebut Boruto?" tanya Name langsung, tanpa basa-basi.
Ketiga laki-laki itu saling bertukar pandang sejenak sebelum akhirnya Iwabe mengangguk. "Ya, kami ingin mengunjunginya di rumah sakit. Dia katanya pingsan, jadi kami ingin membawakan sesuatu yang bisa membuatnya senang," jawab Iwabe dengan sedikit canggung.
"Ada apa dengan Boruto?" tanya Name lagi, kali ini dengan nada yang lebih serius.
"Aaa... kami juga kurang tahu, yang kami tahu dia ada di rumah sakit, jadi kami ingin mengunjunginya," Denki mencoba menjelaskan, namun belum selesai bicara, Name sudah menyela.
"Boleh aku ikut?" pinta Name tiba-tiba. Ketiga pemuda itu saling bertatapan lagi, bingung dengan permintaan mendadak ini, tetapi akhirnya mereka mengangguk setuju.
"Baiklah, kau bisa ikut dengan kami. Tapi kita harus cepat kalau ingin bertemu Boruto sebelum waktu kunjungan habis" ujar Metal Lee dengan semangat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyoh....gambar name pas latihan bareng kakashi......