Setelah turun dari kereta, Name disambut oleh seorang shinobi asing yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Shinobi itu membawa pesan yang membuat Name semakin bingung dan waspada.
"Nona Name, kau harus ikut kami menuju ke suatu tempat," ucap shinobi itu dengan suara tegas dan sikap yang kaku.
"Kemana?" tanya Name, mencoba memahami situasi yang tak terduga ini. Rasa penasaran dan ketidaknyamanan bercampur di dalam hatinya.
Shinobi itu tidak menjawab langsung. Ia terdiam sejenak sebelum berkata, "Aku hanya diberi tugas untuk mengantarkanmu ke suatu tempat. Aku tidak diizinkan untuk memberitahumu."
Meskipun Name merasa sedikit tidak puas dengan jawaban tersebut, ia akhirnya mengangguk dan mengikuti shinobi itu. Rasa penasaran dan sedikit ketakutan menyelimuti pikirannya. Bagaimana tidak? Ini adalah dunia baru baginya dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Shinobi itu membawa Name ke sebuah gedung besar yang tampaknya adalah kantor kepolisian Konoha. Di depan pintu masuk, banyak shinobi berseragam polisi berjaga, menambah kesan serius dan misterius pada situasi ini.
"Nona Name, ayo masuk," ucap shinobi itu, dan Name mengikutinya dari belakang dengan perasaan campur aduk.
Name tidak tahu ia akan dibawa kemana. Shinobi itu mengarahkannya ke ruangan bawah tanah. Hawa lembab dan kondisi ruangan yang gelap membuat suasana semakin horor dan menambah rasa takut di hati Name. Langkah kaki mereka bergema di lorong yang sempit, menambah ketegangan di udara.
Setelah beberapa saat berjalan, shinobi itu berhenti mendadak, membuat Name bingung.
"Ada apa?" tanya Name penasaran, suaranya sedikit bergetar.
"Kita sudah sampai," ucap shinobi itu.
Di depan mereka berdiri seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka di bibirnya. Pria itu tidak dikenali oleh Name, tetapi auranya yang menakutkan membuatnya merasa waspada.
"Akhirnya kau sampai juga, aku Ibiki," ucap Ibiki sambil tersenyum paksa, tatapan matanya tajam mengamati Name.
Shinobi yang mengantarkan Name kemudian pamit, dan Name serta Ibiki mengangguk sebagai tanda perpisahan.
"Maaf, kita ingin kemana?" tanya Name pelan, mencoba menahan rasa takutnya.
"Iikuti saja aku," jawab Ibiki dengan nada sinis yang membuat Name semakin takut. Langkah kakinya berat mengikuti pria besar itu.
Ibiki membawa Name ke sebuah sel penjara. Di dalam sel, ada seseorang dengan tubuh besar dan janggut kuning. Name mundur beberapa langkah karena merasa takut, tiba-tiba orang itu menatap Name dengan tatapan sinis.
"Kenapa aku dibawa kesini?" pikir Name, ketakutan mulai merayapi hatinya.
..........
Sementara itu, di sebuah ruangan lain, sudah ada Kakashi dan Boruto yang menunggu.
"Pak Ibiki? Name?" tanya Boruto dengan raut wajah bingung saat melihat kedatangan mereka.
Name yang ada di sebelah Ibiki tersenyum manis, mencoba menenangkan dirinya. "Apa yang sebenarnya terjadi?" batinnya.
"Apa Anda yakin soal ini, Hokage keenam?" tanya Ibiki pada Kakashi, suaranya tegas.
"Begitulah, aku yang akan bertanggung jawab," jawab Kakashi dengan tenang, menunjukkan kepercayaannya pada situasi ini.
"Dan satu lagi, kenapa Anda meminta Name ikut?" tanya Ibiki lagi, kali ini nada suaranya menunjukkan sedikit keraguan.
"Ini pelajaran untuk Name, ia harus bisa mencontoh cara bertarung Boruto," jawab Kakashi sambil mengedipkan sebelah matanya, memberikan isyarat bahwa ada maksud tertentu di balik keputusannya.
Name sedikit terkejut saat mendengar bahwa Boruto akan melawan Shojoji. Dia berpikir, "Aku disini hanya untuk menonton?"
..........
Pertarungan antara Boruto dan Shojoji dimulai dengan sengit. Name berdiri di sebelah Kakashi, matanya fokus pada pergerakan Boruto dan telinganya mendengarkan suara pertarungan yang terjadi. Suara dentingan senjata dan serangan jutsu menggema di ruangan.
"Boruto terlihat sangat serius," pikir Name sambil terus memperhatikan.
Tiba-tiba, Boruto menggunakan Rasengannya, membuat Name terpukau. "Hebat!" ucap Name dengan semangat, matanya berbinar kagum.
Begitu juga dengan Ibiki dan Kakashi yang merasa terpukau melihat pertarungan Boruto dan Shojoji. Dengan satu gerakan, Boruto berhasil mengalahkan Shojoji yang tumbang tak berdaya.
"Yah, meski begitu, kekuatannya hebat sekali," ucap Kakashi, memuji kemampuan Boruto.
"Kalau bukan karena Fuuinjutsu, dia pasti sudah mati," sambung Kakashi, memberikan penjelasan lebih lanjut tentang situasi tersebut.
Boruto berlari ke arah Kakashi dengan senyum khasnya. "Itulah Rasengan ku yang baru!" ucap Boruto bangga.
"Benarkah? Tadi itu sangat keren!" puji Name, membuat Boruto tersenyum ke arahnya, merasa dihargai.
Namun, tiba-tiba Boruto merasakan sakit di tangannya, membuat Name bingung dan khawatir. "Apa yang terjadi?" pikirnya. Secara tiba-tiba, Boruto tertidur. Name yang panik berjongkok di samping Boruto dan ingin membangunkannya, tapi dicegah oleh Kakashi.
"Biarkan saja, dia baik-baik saja," ucap Kakashi, membuat Name merasa lebih lega.
"Name, ayo pulang! Ibiki, tolong antar Boruto pulang ya," pinta Kakashi yang membuat Ibiki sedikit kesal.
"Dengan senang hati, Hokage," jawab Ibiki dengan nada datar, meski ada sedikit nada jengkel.
Sementara Name terkekeh melihat reaksi Ibiki. Mereka kemudian meninggalkan tempat itu, dengan Name yang merasa telah melihat sisi lain dari dunia shinobi yang penuh tantangan dan kejutan.
........
Perjalanan pulang mereka diiringi dengan obrolan ringan antara Kakashi dan Name. "Kau tahu, Name, menjadi shinobi bukan hanya tentang kekuatan fisik. Mental dan keinginan untuk melindungi yang lemah juga penting," ujar Kakashi, memberikan nasehat.
Name mengangguk, "Aku mengerti, Ayah. Terima kasih atas pelajarannya hari ini."
Kakashi tersenyum, "Baguslah. Boruto dan teman-temannya adalah generasi yang lumayan hebat. Mungkin suatu hari nanti kau bisa berdiri di samping mereka, melindungi desa ini."
Mendengar itu, semangat Name membara. "Aku akan berlatih keras dan menjadi shinobi yang kuat," tekadnya dalam hati.
.........
YOOOOOO
JANGAN LUPA VOTE NYA KAKAK
(Kritik dan saran di persilahkan)
Huhuhu....
Buat ni cerpen butuh 3 jam😭 tau nyambung apa gak soalnya lupa sama alur
KAMU SEDANG MEMBACA
WADAH (Boruto: Naruto Next Generations x reader)
Sonstiges"Kau Name bukan?" ucap pria itu dengan suara serak. "Siapa kau?" tanya Name dengan waspada, meski ketakutan terpancar jelas dari dirinya. "Panggil aku Jigen. Aku tahu segalanya tentangmu, Name. Apakah kau ingin keluar dari kehidupan yang kau jalan...