"Cih jadi ini anak sok pemberani itu?!"
"Dasar anak jalang, lo tuh cuma anak pungut!"
"Keluarga lo kok mau ya ngukut anak kaya lo, hahahaha"
"Hahahahaha"
"Arkan Dwinata anak buangan yang di pungut keluarganya, cuma segini kemampuan lo?!"
Arta yang mendengar itu sedari tadi sudah mengepalkan tangannya, ia sangat emosi saat ini.
"Cari mati!" Ucap Arta dengan suara rendah.
Arta bangun dari duduknya, ia menuju ke arah suara tadi itu, diikuti vano yang juga tak kalah marahnya. Walau Arkan sering membuat dia darah tinggi, tapi dia tetap adik sahabatnya.
Suara itu terdengar dari arah belakang gudang sekolah, dan benar saja mereka melihat Arkan yang terduduk di tanah dengan luka di bibirnya.
Arkan diam menunduk, dia menahan tangisnya dengan menggigit bibirnya, sudut mulutnya sudah berdarah karena pukulan.
"Kalian bukan dari sekolah ini?" Tanya vano melihat ke arah orang orang yang sedang tertawa itu.
"Siapa kalian?!" Tanya salah satu orang itu.
Arkan yang mendengar dan kenal suara itu akhirnya mengangkat wajahnya, dia melihat vano dan Arta kakaknya yang saat ini menatap nya dingin.
"Harusnya kita yang nanya gitu, kalian anak sekolah lain buat apa ke sekolah kita?!" Vano mulai maju untuk menolong Arkan.
Dia tanpa takut membantu Arkan bangun, dan membawanya ke arah Arta.
"Heh ikut campur aja lo!"
Salah satu orang itu maju hendak menendang tubuh vano, namun di dului arta yang menendang tubuhnya hingga terjatuh kebelakang.
"Berani sentuh mereka, mati" ancam Arta penuh penekanan.
"Bacot!!"
Bughh
Brakk
Grkkh
"Aakhhh"
Keempat orang itu menyerang Arta, dia berusaha memukulnya namun selalu di tangkis dan di balas arta, mereka di kalahkan oleh Arta sendiri. Dan berakhir mereka mendapat luka di seluruh tubuh mereka.
"Camkan ini baik-baik, Arkan Dwinata adik seorang Arta Geonathan, sekali lagi kalian berani ganggu dia gua bunuh kalian semua!" Ancam arta mencekram kerah baju salah satu orang itu, sepertinya dia ketuanya.
Orang itu mengangguk dengan ketakutan, Arta melepaskan cengkeramannya dan menendang perutnya. Keempat orang itu kabur meninggalkan sekolah mereka.
"Maaf" cicit Arkan pelan.
"Vano ayo bawa dia ke UKS" ucap Arta tanpa mendengarkan ucapan Arkan.
Vano mengangguk dan membantu Arkan untuk ke UKS. Temannya itu serem kalo udah marah, apalagi sudah menyangkut paut tentang adiknya itu. Dulu juga pernah dia bikin anak orang masuk rumah sakit bahkan patah tulang karena meledek Arkan hingga menangis.
Arta jika sudah marah maka dia akan jauh berbeda dari Arta yang biasanya. Aura bahkan suara nya akan berbeda, dan tidak ada siapapun yang boleh menyinggunya jika tidak ingin berakhir terbaring di rumah sakit.
Vano membantu Arkan mengobati lukanya, ia mengoleskan obat di sudut bibir Arkan, dan di punggung Arkan yang sepertinya terluka karena di pukul tadi.
"Kok lo bisa sih di bawa mereka?" Tanya vano heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEE SMILE
Teen FictionCerita ini tentang seorang remaja yang jatuh hati pada pandangan pertama, Arta Geonathan. Arta menyukai gadis manis itu, namun dia tak berani untuk melangkah dan mengutarakan isi hatinya, dia hanya ingin membuat gadis itu bahagia, karena dia yakin j...