"bun, abang pulang kan?" Arkan menghampiri bundanya yang masih duduk di sofa ruang tamu.
Arkan awalnya ingin turun mengambil air karna merasa haus, namun saat melewati ruang tamu dia mendengar suara bundanya yang menghela nafas lelah.
"Pulang sayang, kok belum tidur?" Jawab dan tanya Gina.
"Haus, arkan mau ambil air" balas arkan dan kini duduk di sofa di samping bundanya.
"Bunda gak tidur?"
"Sebentar lagi bunda tidur kok, kamu juga tidur lagi sana, cepet ambil minumnya"
"Bun" panggil arkan lagi pelan.
"Kenapa?"
"Bang beni pasti sedih ya? Dia gak bakal terima kan dirinya lumpuh? Hiks"
"Besok kita ngobrol lagi, kamu cepet tidur ya, jangan sampai sakit"
Gina pergi meninggalkan anaknya, dia berjalan ke kamarnya, arkan masih menatap ke depan dengan pandangan kalutnya.
"Dia pasti benci semuanya kan, bang beni pasti gak terima kakinya harus lumpuh, hiks...hiks" Arkan menangis menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara lututnya.
Sekitar 10 menit arkan menangis disana, setelahnya dia kembali melangkahkan kakinya menuju dapur dan membawa gelas berisi air untuk di kamarnya.
Arkan masuk ke kamarnya, dia melihat vano yang masih tidur di kasurnya dengan membelakangi nya. Setelahnya dia langsung tidur di samping vano.
"Semoga bang beni cepet sembuh..." Doa arkan sebelum ia terlelap ke alam mimpinya.
.
.
.
Arta saat ini sedang mengendarai mobil Han untuk pulang dari markas mereka. Arta hanya fokus ke jalanan, dia sangat fokus sampai tidak mendengarkan apa yang han bicarakan.
"Kamu dengerin gak sih?" Tanya Han menepuk pundak arta.
Han duduk sebelah kursi kemudi, jadi dia dengan mudah memukul bahu arta.
"Gak" balas arta singkat dan dingin.
"Huft... Kamu mau pulang ke rumah atau balik rumah sakit?" Kini han bertanya lagi dengan nada pasrah.
"Rumah sakit"
"Baiklah"
Mereka kini melaju kembali ke rumah sakit mereka. Han kini fokus ke hp nya, ia mencari sesuatu dengan ponsel genggam itu.
Skip
"Dari mana kamu?" Tanya Denias setelah Arta masuk ke ruang inap tempat beni di rawat saat ini.
"Ada urusan" jawab arta melirik sekilas ke arah denias dan kembali fokus memandangi wajah beni yang masih setia di alam bawah sadarnya itu.
"Kamu harusnya jangan keluar sembarangan, kamu bisa liat kan keadaan beni sekarang? Bagaimana jika kamu juga di serang seperti dia!" Denias sedikit membentak Arta.
Arta kini melihat wajah denias tajam, kenapa dengan ayahnya ini?
"Apa maksud a-
"Kamu harus jaga diri, jangan sampai menyusahkan dan membuat kita kelimpungan! Bahkan bunda mu sampai hampir pingsan setelah mendengar keadaan beni! Kita semua sedang bersedih dengan keadaan abang mu tapi kamu malah keluyuran kemana tanpa memikirkan keadaan kita semua!"
"Kau membuat ayah kecewa, Arta."
"Ayah salah paham arta pergi karna ingin mengurus sesuatu-
"KAU HANYA MEMIKIRKAN DIRIMU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEE SMILE
Teen FictionCerita ini tentang seorang remaja yang jatuh hati pada pandangan pertama, Arta Geonathan. Arta menyukai gadis manis itu, namun dia tak berani untuk melangkah dan mengutarakan isi hatinya, dia hanya ingin membuat gadis itu bahagia, karena dia yakin j...