BAB 19

40 30 6
                                    

Seminggu berlalu setelah arta dan arkan yang berkunjung ke mansion milik Han, dan setelah itu juga arkan jadi sering main ke sana sepulang sekolah.

Awalnya arta selalu ngomel pas tau adiknya ke mansion Han, tapi setelah Han bilang dia yang menyuruhnya dia jadi bodo amat, asal adiknya aman gak luka dia gak masalah.

Beni juga kadang ikut arkan dan arta main kesana, padahal mereka cuma tiduran, makan, nonton tv disana:)

Seperti sekarang, setelah pulang sekolah, arkan ngebet mengajak kedua kakaknya untuk ke mansion han, dia bilang mereka diundang han buat makan malam bareng.

"Dia masih di rawat?" Arta kini sedang mengobrol berdua di ruang kerja Han.

"Iya, kepalanya masih sering sakit" Han menjelaskan tentang aery yang selalu arta jenguk tanpa diketahui pastinya.

"kayanya dia bisa denger kamu kali, soalnya tiap setelah kamu jenguk pasti dia bakal bilang kalo lelaki itu ngajak dia ngobrol terus"

"Atau dia mimpiin semua yang kamu ucapin?" Lanjut Han.

"Gak tau"

"Aish kamu ini ya, tapi nih ya kamu sebenernya temannya atau siapa nya dia sih?" Heran han.

Arta diam, dia terlihat berpikir namun sedetik kemudian dia menggidikkan bahunya. Dia bahkan gak di kenal sama aery, tapi hatinya merasa mereka sudah lama kenal, entah dimana dan kapan.

"Sudahlah, jawaban mu selalu saja membuatku kesal" pasrah han dan dia mulai berdiri ke laci kecil di samping meja yang mereka duduki sekarang.

Han terlihat mengambil beberapa map dan memberikannya pada arta, wajahnya berubah serius, begitu juga arta setelah dia membaca sedikit isinya dia langsung menampilkan wajah dingin tak bersahabat.

"'mereka' mulai menyerang kembali"

"Sejak kapan?"

"Bulan lalu, sudah banyak korban dari kita bahkan 'mereka' menyerang keluarga"

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Arta menatap han yang kini menunduk diam.

"Mereka meninggal?" Tanya nya lagi dan menerima anggukan dari han membuatnya mengepal kuat.

"Minggu depan"

Han mengangkat kepalanya, dia melihat arta dengan pandangan khawatir.

"Apa gak terlalu cep-

"Gak, lebih cepat lebih bagus" potong arta.

"Bagaimana kelu-

"Tenang saja, mereka bakal aman" potong arta kembali dengan nada lebih tegas.

Mereka saling memandang, han akhirnya menghembuskan nafas pasrah dan akan mengikuti apa yang di perintahkan pemuda didepannya ini.

"Baiklah, minggu depan kita lakukan, ketua"

Arta mendelik tak suka mendengar panggilan han, sudah beribu kali dia katakan kalau dia tak ingin di panggil seperti itu jika sedang tidak di markas, identitas nya masih tidak boleh tersebar, akan sangat berbahaya jika musuh mengetahui identitas nya dan mulai menargetkan keluarganya.

-------------------------------

"Bagaimana perasaan mu sekarang?"

"Kepala ku sedikit sakit, tapi sekarang jauh lebih baik" aery menggerakan tangannya sedikit lemas.

"Apa kau lapar?" Ara mendapat anggukan dari aery.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang