BAB 09

37 27 5
                                    

"Lo mau ngapain ke rumah sakit ini sih?" Tanya vano ke arkan dan mahen.

"Kita mau jenguk sepupu gue, iya kan Arkan?" Jawab Mahen dan melirik arkan yang ranjangnya di samping mahen.

"Ahahaha iya mau jenguk sepupunya" arkan sedikit kaku dengan tawa canggungnya.

"Sepupu? Aku? Aku sepupunya mahen" ujar vanya menunjuk dirinya sendiri.

ZAVANYA KAERISTA, sepupu Mahen, Vanya sesekolahan dengan mereka dan berada di tingkat yang sama dengan Arkan dan Mahen, namun beda kelas ia di kelas IPA A sedangkan mereka berdua dikelas IPA C.

"Lo pacar Arkan?" Tanya Arta to the point.

"Iya/iya" jawab Arkan dan Vanya bareng.

"Gue nanya Vanya, bukan lo" ledek Arta melirik malas ke arah Arkan.

"Lo...gak marah?" Cicit Arkan pelan namun tetap terdengar oleh semua yang disana.

"Marah, gue marah karena lo diem aja gak lawan tadi tuh anak monyet" ujar Arta kembali menutup matanya.

"Bukan itu-"

"Gak, buat apa marah, asal lo bisa jaga tuh cewek lo" potong Arta sebelum arkan menyelesaikan ucapannya.

Arkan mengangguk mantap, Vanya hanya menyimak dan tersenyum, mahen juga tersenyum.

"Bang vano ada yang sakit gak?" Tanya mahen, namun tak mendapat jawaban dari yang punya nama.

Awalnya mahen kira karena brankar vano paling ujung dan dirinya paling ujung juga jadi suara mahen tidak terdengar.

"Bang?" Panggil Mahen lagi lebih kencang dan kini menengok ke brankar Vano, begitu juga yang lain.

Yang mereka lihat saat ini malah Vano yang tertidur dengan pulasnya, bahkan sudah ada air terjun yang mengalir dari mulutnya.

"Ih anjir bang vano jorok!!" Teriak Arkan, vanya dan Mahen barengan. Arta terkekeh pelan dan kembali menutup matanya.

"Slurrp... Hah? apa? apa?" Vano terbangun kaget dan mengelap ilernya itu.

--------------------------------------


"Aery!!!" Teriakan memenuhi rumah besar itu.

"Berani sekali kamu membuat putriku terluka!" Bentak ibu tiri Aery dan menarik tangan aery dengan kasarnya hingga aery hampir jatuh.

Aery menggeleng tanda dia tak melakukan apapun, dia sedari tadi hanya mengurung dirinya di kamar, dan kebetulan aery keluar kamar untuk mengambil air, dan dia membantu Claudya adik tirinya yang tampak acak acakan itu. Aery hanya ingin membantu adiknya itu namun ibu tirinya mengira dia yang membuat adiknya seperti itu.

"Euuhhh auhhh" Aery berusaha berbicara sambil menggelengkan kepalanya.

"Berhenti mengeluarkan suara menjijikan seperti itu! Kau pikir kau seekor anjing?! Jika bisu ya diam saja dan tetap jadi manusia bisu!!" Bentak ibu tiri Aery dan mendorong aery hingga terduduk di lantai.

Aery terdiam, dia sedikit bisa membaca gerakan bibir, dia menangkap apa yang ibunya katakan, Aery sangat sedih dia pikir dirinya sangat menjijikan, ibu tirinya bahkan semua orang menatapnya dengan tatapan jijik, bahkan adiknya yang tadi ingin dia tolong.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang