BAB 23

39 27 13
                                    

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki berantakan terdengar memenuhi lorong rumah sakit, terlihat dua orang berlarian menuju satu ruangan.

Ceklek

"Beni...hiks" lirih Gina.

Ya mereka adalah Gina dan Denias yang sudah pulang, mereka langsung terbang dari New york setelah mendapat telpon jika anak sulungnya diserang dan kini koma di rumah sakit.

"Bunda...hiks..huwaaaaaa!" Arkan yang saat itu sedang duduk di samping ranjang beni langsung memeluk bundanya yang baru datang.

"Kenapa..hiks, kenapa bisa gini...hiks?!" Gina memeluk erat anak bungsunya dan mengusap kepala nya.

"Bang beni... Hiks bundaa...bang...beni...hiks huwaaa.." arkan tidak bisa melanjutkan ucapannya dia menangis sejadi-jadinya.

Denias mengusap air matanya, dia menepuk-nepuk pelan pundak anaknya dan istrinya. Denias menatap beni yang saat ini memakai masker oksigen di wajahnya dan ditemani suara mesin detektor detak jantung.

Denias berjalan menghampiri ranjang Beni.

Wajah beni sangat pucat, bibirnya memutih, sungguh Denias merasa dirinya gagal menjaga anaknya, bagaimana bisa anaknya sampai seperti ini, anak sulungnya yang malang.

"Arta...hiks dia kemana?" Tanya gina dan dibalas gelengan oleh arkan.

"Bun..., arta tadi pergi entah kemana" suara lelaki itu membuat Gina dan Denias melirik ke samping di sebuah sofa yang ada di ujung ruangan.

Disana vano sedang berdiri menatap ke arah mereka, dia bersama arkan menemani beni. Sedangkan vanya dan mahen mereka di suruh kembali oleh orangtua mereka dan memilih kembali esok hari.

"Astaga maaf kita gak liat kamu tadi, terimakasih sudah menemani arkan" ucap denias.

Vano mengangguk "Iya om , vano sendiri yang mau kok nemenin disini" balasnya sopan.

"Tadi...hiks kamu bilang Arta pergi?" Gina melepas pelukannya dan kini mengusap-usap punggung arkan yang sudah tidak menangis hanya sedikit sesegukan.

"Iya, dia pas tau keadaan bang beni langsung pergi, tapi bang Han udah kejar dia" jelas vano membuat kedua suami istri itu saling pandang.

"Baiklah, sebaiknya kalian istirahat aja ya, beni biar kita yang tungguin, vano bisa nginep dirumah kita kalo mau" bujuk Gina menatap anaknya dan vano bergantian.

"Tapi arkan gak-

"Kamu harus istirahat, biar ayah yang jagain abang, bunda juga ya" potong Denias tegas.

"Vano, kamu bisa bawa mobil om kan?" Lanjutnya.

"Bisa om"

"Tolong jagain mereka ya, disini biar om yang urus" ucapnya dan memberikan kunci mobil pada vano.

Vano mengangguk, dan yang lainnya juga menurut, mereka akan istirahat dirumah dan kembali lagi besok.

-------------------------------

Ceklek

Krieettt

Bruk

Tap tap tap

"Farel, awan, gilang" panggil seorang lelaki yang baru masuk.

Terlihat ketiga orang yang di panggil itu menoleh dan terkejut dengan kedatangan orang yang memanggilnya itu.

"KETUA!! WAKIL KETUA!!" Teriak mereka bertiga.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang