"SAMLEKOM!!" Teriakan membahana terdengar dari luar rumah."SPADA!! MAHEN YANG CAKEP MEMBAHANA DATANG BERKUNJUNG!!"
Ceklek
Pintu di buka dan nampaklah dua pemuda dengan satu gadis sedang berdiri dengan senyuman lebar di depan pintu itu yang kini terbuka lebar.
"Maaf kalian siapa ya? Teriak di depan rumah saya pagi pagi gini, ganggu orang tidur aja" tegur orang itu yang bahkan tak di kenali oleh mereka sama sekali.
"Loh ini rumah bapak Denias kan?" Tanya vano panik melihat lelaki berumur di depannya.
"Bukan, pergi sana saya masih ngantuk hoammm" lelaki itu menguap dan masuk kembali ke rumahnya, menutup pintu sedikit keras.
"Jadi rumah Arkan yang mana?" Tanya Vanya menahan malu dan ingin menangis karena mereka salah rumah.
"Tapi gue yakin kok rumah nya ini" cicit mahen pelan namun masih terdengar oleh kedua orang lainnya.
Vano dan Vanya mencibir pelan merutuki ingatan Mahen yang bahkan sampai lupa rumah sahabat sendiri.
Skip.
"HAHAHAHAHA jadi kalian teriak di rumah orang!!" Tawa kencang arkan memenuhi ruang tengahnya, bahkan beni dan Arta juga ikut tertawa mendengarnya.
Vanya menceritakan semuanya saat sudah datang di rumah Arkan, dia bahkan ikut tertawa setelah mendengar tawa nyaring Arkan.
Ternyata rumah Arkan itu nomor 17 namun Mahen malah mengingatnya sebagai nomor 7 jadi tadi mereka sangat jauh dari rumah asli Arkan HAHA."Untung ada pak RT disana, kalo gak kita ketok tiap rumah kayanya" gerutu vano setelah meneguk jus yang di suguhkan Gina tadi.
"Lagian ngapain kalian ke rumah gue?" Tanya Arkan heran pasalnya ini pertama kalinya mereka ke rumahnya.
"Gue yang suruh" Arta menyaut pertanyaan arkan.
"Loh kenapa?" Tanya arkan pada kakak tengahnya itu.
"Biar nanti lo gak sendirian di rumah" jawabnya enteng membuat semuanya menatapnya menyelidik.
"Mau pergi kemana lo?" Tanya vano dengan mata memincing.
"Lo mau ninggalin gue lagi?!" Tanya arkan sedikit panik.
"Bang Arta kalo pergi lagi nanti Arkan sakit lagi bang" ucap Vanya menatap Arta.
"Bang Arta mau kemana emang?" Mahen juga ikut bertanya.
Mereka memandang Arta penuh harap agar pemuda itu menjawab mereka, namun Arta malah mengerjapkan matanya dua kali dan mulai tertawa.
"Fftttttt bwahahaha kalian lucu banget! HAHAHA" pecah sudah tawa Arta, bahkan dia sampai menepuk lututnya saking lucunya bagi dia.
"Oke oke gua jelasin, HAHAHA" Arta masih sibuk tertawa dia berusaha menghentikan tawanya dan mulai menjelaskannya.
"Gue cuma pergi sebentar kok, lagian bunda sama ayah pergi juga kan, bang Beni pasti sibuk, jadi gue minta kalian ke sini buat nemenin arkan nantinya" jelasnya panjang lebar.------------------------------------
"Eunghh" lenguhan kecil terdengar dari bibir tipis yang mulai mengering itu.
Aery gadis itu sudah di gudang selama 2 hari, bahkan dia tidak di beri makan dan minum, dia merasa sangat tersiksa, sungguh!.
Badan Aery sangat lemas, dirinya membutuhkan air tenggorokan nya sangat kering dan sakit saat ini, ingin rasanya ia berteriak hanya untuk meminta air.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEE SMILE
Fiksi RemajaCerita ini tentang seorang remaja yang jatuh hati pada pandangan pertama, Arta Geonathan. Arta menyukai gadis manis itu, namun dia tak berani untuk melangkah dan mengutarakan isi hatinya, dia hanya ingin membuat gadis itu bahagia, karena dia yakin j...