BAB 11

31 26 2
                                    

"Ayah, bunda, bang arta kemana? Kok gak pulang bareng kalian?" Tanya Arkan yang kini duduk di sofa di ruang tengah.

"Bang arta bilang mau ke suatu tempat dulu" jawab Gina pada anaknya itu dan di balas anggukan oleh anaknya.

"Tadi kata bang beni kalian sebentar, tapi ini sudah hampir makan malam, terus bang arta malah gak pulang" Arkan penasaran sekali ada apa, apa orang tuanya berantem dengan kakak tengahnya itu.

"Bunda mau siapin makanan" Gina tidak menjawab perkataan arkan dan malah pergi ke dapur.

"Ayah mau bersih bersih dulu" Denias juga pergi ke kamarnya.

"Lah gue malah di tinggalin anjir" gerutu arkan pelan.

Di tempat lain, saat ini Arta turun dari bus yang ia tumpangi tadi, dia sedang membututi orang yang sangat ia kenali. Dia mengikuti nya dari awal keluar restoran mewah tadi sampai ke sini sebuah rumah sakit kecil di pinggir kota.

"Ngapain dia kesini" monolog Arta masih mengikuti orang itu tanpa ketahuan pastinya.

Orang itu terlihat masuk ke rumah sakit itu, dia terlihat mengobrol dengan resepsionis disana dan langsung pergi kedalam rumah sakit.

Arta mengikutinya dari belakang sampai orang itu berhenti di depan salah satu kamar rawat, orang itu masuk ke dalam.

Arta mendekati kamar rawat itu, dia mengintip dari celah pintu yang tertutup kaca dan terkejutnya dia saat melihat ke dalam kamar itu.



---------------------------------------

Malam ini tubuh Aery tiba-tiba drop, tubuhnya menggigil hebat, dan panas di tubuhnya bahkan membuat kasur yang di tempatinya menjadi ikut hangat, dia bahkan hanya terbaring di kasurnya.

"Nonaa... Apa yang terjadi dengan nona hiks" Syena yang membantu aery sedari tadi.

Syena sudah menelpon vernon dan katanya pemuda itu akan segera datang ke rumah aery, namun sudah setengah jam dia menunggu dan vernon tak kunjung datang.

"Aish tuan Galan kemana, nona sabar ya habis ini kita ke rumah sakit hiks" syena sudah nampak sangat panik dan khawatir.

Aery masih tak sadarkan diri membuat syena makin frustasi dia sudah berpikiran negatif saat ini.

Ceklek

Pintu kamar Aery terdengan dibuka, itu Vernon dia datang dengan wajah khawatirnya, dan disampingnya ada wanita yang ikut terlihat khawatir.

"Aery!! Aery!! Hey wake up!!" Vernon sedikit mengguncang tubuh aery.

"Galan ayo bawa dia ke rumah sakit" wanita yang bersama vernon tadi memegang tangan vernon.

Vernon menggendong tubuh lemah adiknya itu, dia hendak membawanya ke rumah sakit. Namun, suara ibu tiri Aery menghentikan langkahnya dan membuat vernon menatap ibu tiri aery dingin.

"Sebaiknya bawa dia ke rumah sakit yang jauh, tak perlu rumah sakit besar"

Itu ucapan ibu tiri Aery, dia mengetahui aery sakit sedari tadi, tapi dia tak berniat membantu bahkan tidak peduli padanya.

Jujur, Vernon ingin menonjoknya saat itu juga, tapi dia urungkan karena aery saat ini butuh pertolongannya. Dan seperti kata ibu tiri aery, vernon membawa aery ke rumah sakit yang di pinggir kota.

"DOKTER!! DOKTER!!" teriakan vernon memenuhi seisi rumah sakit, dia berteriak bak orang kesetanan.

Beberapa perawat nampak berlari membawa brankar khusus untuk membantu aery membawanya ke UGD.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang