BAB 05

55 46 37
                                    

Saat ini di kamar Arta terlihat sangat suram.

"Berani mereka sentuh adek gue." Guman Arta sedari tadi.

Dia saat ini mengotak atik laptopnya, hingga akhirnya dia tersenyum miring menatap laptop nya.

"Lalat itu harus di hancurkan agar tidak menyebar kemana mana" lanjutnya masih di barengi senyum miringnya.

Flashback 10 tahun lalu.

"Bun...aku mau pipis dulu" cicit beni kecil dengan sedikit menjinjit jinjit kakinya.

"Yaudah ayo bunda anter ya" ajak gina pada anak sulungnya itu.

"Yaudah ayah tungguin disini sama ata" ucap Denias yang memangku anak keduanya.

"Ata mawu esklim yah" ucap cadel Arta.

"Ayo kita cari eskrim!" ajak ayahnya berseru.

Kedua insan itu mengelilingi mall, mereka mencari eskrim yang Arta mau, tentu saja setelah memberi tahu Gina.

"Huhuhuhu....."

"Ayah itu suala hantu?" Tanya Arta penasaran mendengar suara tangisan.

"Bukan lah, itu suara anak kecil nangis" jawab Denias gemas mencubit pipi Arta pelan.

"Ohhh ituuhh!! Ituuu angis ayah!!" Teriak Arta heboh menunjuk sesuatu.

Denias melihat ke arah yang arta tunjuk, disana terlihat seorang anak kecil terduduk menangis.

"Ayahhh tuyun!! Ata mawu ade!!" Teriak Arta minta di turunkan dari gendongan Denias.

"Bentar sayang kamu bisa terluka kalo kaya gitu" tegas Denias.

"Aaf... Ata mawu ade angis peyuk" cicit Arta pelan.

Denias akhirnya menurunkan arta, dan membiarkannya mendekati anak yang menangis tadi.

"Ayy ade!!" Sapa Arta penuh semangat.

Anak itu mendongak dan menatap Arta, wajahnya sudah di penuhi air mata dan ingus yang mengalir. Hidung nya merah begitu juga matanya.

"Hahahahahaha adut!! Ade kaya adut!!" Tawa Arta membuat anak itu ikut tertawa.

"Hayo attu acan"

"Hah kamu macan?" Tanya Arta dengan muka cengo nya.

Anak itu menggeleng dengan cepat dan lucu.

"Attu acan, ukan acan"

"Kamu kaya bayi, ata gya ngelti ama kamu"

Hahaha saat ini Denias menahan tawa nya mendengar percakapan para anak kecil ini.

"Kamu dari mana? Mama kamu kemana?" Tanya denias dan mengusap kepala anak itu pelan.

"Mama inggal acan huweeeeee...." Anak itu kembali menangis.

"Napa kamu angis? Ata mawu angis uga huwaaaaa" Arta ikut menangis.

Denias jadi panik, anak anak ini malah menangis. Dirinya juga ingin menangis sekarang karena malu di liatin seisi mall.

Setelah kejadian itu, Denias membawa anak itu ke rumahnya, karena paksaan arta juga.
Gina hanya bisa mengizinkannya juga, lagi pula anak ini baik.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang