BAB 18

38 29 1
                                    

"eunghh~"

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali, membiasakan cahaya yang sudah lama tak ia rasakan. Jari tangannya yang kaku ia coba gerakan. Seluruh badannya terasa kaku dan sakit karena berbaring terlalu lama tanpa gerak. Tak ada siapapun di ruangan ini, dia tak mengingat apa yang terjadi.

Aery, gadis itu kembali menggerakkan badan dan tangannya berusaha menekan tombol bel di samping ranjangnya. Dia takut sendirian makanya ia ingin memanggil dokter, setidaknya dia tidak sendiri di ruangan yang tidak terlalu besar namun tidak kecil juga ini.

Ceklek

"Aery!!" Vernon memekik kaget saat ia keluar dari toilet, ia segera menghampiri saat ia melihat adiknya itu kini sedang berusaha menekan tombol di sampingnya.

Vernon membantu menekan tombol itu membuat adiknya itu sedikit terkejut, karena ia tidak bisa mendengar jadi ia tidak tau jika kakak sepupunya itu ada di dalam ruangan itu.

"Kau merasa sakit?" Tanya vernon setelah membantu adiknya kembali berbaring.

Aery mengangguk, dan setelah itu dokter masuk untuk memeriksa keadaan nya.

"Syukurlah, dia sudah jauh lebih baik sekarang" ucap dokter han setelah ia memeriksa aery.

"Kepala nya bagaimana dok?"

"Kita akan memeriksa itu setelah ini, saya takutnya dia mengalami hilang ingatan karena luka itu cukup memengaruhi saraf otaknya, tapi seharusnya sih tidak ya" jelas dokter han.

"Kau ingat nama ku?" Vernon menggunakan bahasa isyaratnya untuk bertanya pada aery yang kini menatapnya sayu.

Aery mengangguk.

"Nama mu kau ingat?" Aery kembali mengangguk.

"Keluarga mu? Tempat tinggal mu?"

"Aku ingat semuanya, tapi aku tidak mengingat lelaki itu, siapa dia?" Balasnya.

"Lelaki? Dokter ini?" Aery menggeleng.

Vernon mengernyit bingung, dia mengingat kembali lelaki mana yang adiknya maksud ini, namun tetap dia tidak mengingatnya, apakah adiknya punya teman lelaki lain?

"Dia bilang ingat semua nya" vernon kini menatap dokter han dengan mata bingungnya "Dia bilang dia lupa nama lelaki itu" lanjutnya lagi.

"Lelaki? Pacarnya?" Dokter Han sedikit ragu saat mengatakannya, bagaimana jika orang itu mendengar nya.

Vernon menggeleng "Dia tidak punya pacar" tegasnya.

"Lalu siapa?"

Mereka mencoba mengingat siapa lelaki yang berkunjung atau yang sekiranya aery kenal.

"Arta? Apa itu dia?" Batin dokter Han sambil mengingat siapa saja yang telah bertemu pasiennya ini.

----------------------------------

"Iya"

"Abang beneran ih! Emang lo ketua geng?!" Pertanyaan arkan sedari ia pulang sekolah masih saja sama.

Setelah mereka sampai rumah, arta di kejutkan dengan adiknya yang masuk kamarnya dan langsung memberinya pertanyaan berulang padahal sudah ia jawab dengan jujur.

"Kan udah gue bilang iya iya iya dari tadi arkan!" Kesel juga arta di tanya terus.

"Ya tapi kan kaya gak mungkin loh" nah kan emang si arkan nya yang minta di tonjok:)

"Nanti malem gue mau keluar" arta berusaha mencari topik lain untuk menghentikan pertanyaan berulang dari arkan.

"Mau ikut!" Seru arkan bahkan ia kini menyiapkan alasan untuk ikut jika arta menolak atau melarang nya.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang