BAB 20

44 33 7
                                    

Mereka diam tak ingin bertanya lagi, beni segera membawa mobilnya menuju rumahnya, walau jalannya jadi sedikit jauh tapi dia bersyukur karena mereka lepas dari maut. Siapa yang tau apa yang orang tadi lakukan setelah mereka berhasil mengejar mobilnya.

"Besok bang beni anterin dia ke sekolah, gue bawa motor sendiri"

"Ngapa dah?! Biasanya juga bareng!!" Seru arkan tak terima.

"Gak bisa, lo besok sama bang beni" tegas arta menatap dingin adiknya.

"Iya iya besok gue anterin dia, udah kalian tidur sana"

"Ish nyebelin!"

Arkan berjalan duluan melewati kedua kakaknya itu, dia sedikit membanting pintu kamarnya membuat kedua orang itu menghela nafas lelah.

.

.

.

Keesokan harinya, pukul 06.20 arkan dan beni sedang sarapan. Mereka berdua, ya hanya berdua karna arta sudah berangkat pagi sekali.
Arta memakan sarapannya dengan hati dongkol, dia kesal dengan kakak tengahnya yang gak mau berangkat bareng dia, enath apa alasannya.

"Udah kan gue anterin, lo jangan manyun terus makin jelek tuh muka lo" ledek beni melihat adiknya yang cemberut itu.

"Enak aja lo! Muka gue cakep, ganteng, lugu kaya gini lo bilang jelek, beli kacamata sana biar bisa liat jelas ketampanan seorang arkan!!" Murka arkan membuat beni melongo tak percaya dengan bualan adiknya ini.

"Dah ah ayo cepet bisa terlambat gue ke sekolah!"

"Kalo bukan adek gue jual lo!"

"Kalo bukan abang gue lempar lu ke lubang buaya!" Tak mau kalah arkan memeletkan lidahnya dan segera masuk mobil milik kakaknya itu.

Skip

"Sana belajar yang bener, gak usah banyakin pacaran lo"

"Serah gue lah, ini hidup gue juga, dah ah males ngomong sama lo, bye!!"

Beni tak mau ambil pusing dia sudah melajukan mobilnya meninggalakn pekarangan sekolah.

Arkan kini berjalan santai menuju kelasnya, masih ada dua puluh menit sebelum bel sekolah bunyi, jadi dia dengan santainya membelokan arahnya menuju kantin sekolah.

"WOYY ARKAN!!" Panggilan itu membuat langkah arkan terhenti dan melihat ke belakangnya kesal.

"Woyy lo mau ke kantin? Bareng yok!" Orang itu berlari dan merangkul arkan.

"Berat sialan!" Maki arkan melepas rangkulan orang itu dan sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Ya maaf hehehe" kekeh mahen.

Orang itu tak lain dan tak bukan adalah si mahen sahabat sejati, sehati, dan bacot nya arkan. Dia baru datang dan akan ke kelasnya, namun melihat punggung arkan yang sedang berjalan ke arah kantin dan akhirnya dia memilih ikut menuju kantin.

"Lagian lo ngapain ngikutin gue sih, gak punya temen lo?!" Mulai sudah perkelahian antar mulut mereka.

"Sembarangan lo! Gue ini terkenal ya dengan sikap friendly gue, semua murid di sekolah ini kenal gue"

"Ya udah sana cari temen lo aja sana"

"Lo sensi amat heran, ngapa lo? Pms? Datang bulan?"

"Gue laki anjing!"

"Lo lakinya anjing?! Maksud lo si vanya sepupu gue lo samain sama anjing hah?!"

"Serah lo sumpah!!"

"Yee~ ngambek nih yahhh..." Goda mahen mencolek dagu arkan dan segera berlari ke kantin meninggalkan arkan yang siap memukulnya.

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang