BAB 26

20 9 1
                                    

"tuan, satu coklat dan satu strawberry" ujar vernon sembari melirik ke arah aery.

Awalnya dia biasa saja bahkan dia merasa senang melihat adik sepupunya tersenyum lebar padanya.

"Ini tuan" ucap si penjual eskrim dan memberikan 2 eskrim pesanannya.

Vernon mengambil eskrim itu setelah membayarnya, dia sedikit mengangguk ke arah si penjual dan hendak melangkah kembali ke adik sepupunya itu.

Saat vernon berbalik dan dia melihat adiknya sedang menatap seorang pemuda yang terlihat seumuran dengan aery. Aery nampak diam saja saat pemuda itu mendaratkan tangannya dan mengusak rambut adik sepupunya dengan tawa pelan di bibir si pemuda itu.

Vernon segera berlari, dia langsung menghampiri mereka dan memberi tatapan tajam pada si pemuda yang masih belum sadar kehadiran dirinya.

"Siapa?" Suara dingin vernon terdengar membuat orang itu menghentikan tawanya dan melirik ke arah suara itu.

"Maaf tuan, perkenalkan saya Arta Geonathan" jawab pemuda itu dengan suara dingin nya.

"Jangan asal menyentuh adik ku!" Peringatan yang vernon berikan masih dengan tatapan tajam ke arah Arta.

Aery nampak sadar, dia menatap vernon yang masih setia memegang eskrimnya yang sudah sedikit mencair.

Aery menarik ujung baju vernon pelan, dia menunjuk eskrim miliknya yang masih vernon pegang membuat kedua pemuda itu sedikit terkekeh gemas.

"Aku mencintainya" ucap Arta tiba tiba membuat vernon tersedak ludahnya sendiri.

"APA?" vernon nampak terkejut, sangat, dia menatap penuh selidik ke arah Arta yang masih fokus memandangi wajah aery.

"Aku mencintainya, namun hidup ku akan sangat berbahaya, aku tidak ingin dia terluka, sedikit pun" jelas Arta panjang lebar.

Arta masih fokus memandang wajah cantik di depannya yang sedang fokus memakan eskrim. Vernon juga beralih menatap adik sepupunya.

Vernon merasa senang ada yang menyukai adik sepupunya itu, tapi dia juga merasa takut jika pemuda itu tidak tau jika Aery berbeda dengan yang lainnya.

"Dia tidak bisa mende-

"Aku tau, aku tau semuanya" sela arta melirik vernon tajam.

"Huft.... Lalu kau ingin apa?" Kini vernon menatap pasrah Arta yang masih setia dengan wajah datar dan nada dinginnya.

"Jaga dia sebentar lagi, aku janji setelah ini aku yang akan menjaganya dengan sepenuh hati ku" ujar Arta dia memandang vernon dengan sedikit tatapan memohon.

Arta sangat ingin menjaga aery, namun dirinya tidak bisa. Sekarang keadaan semakin tidak menguntungkan. Pertarungan akan terjadi 2 hari lagi, sedangkan ayahnya malah salah paham padanya membuat pikirannya menjadi bercabang dan membuatnya jadi sering sakit kepala.

"Baiklah, aku akan menjaganya dan menunggu janjimu" ujar vernon menatap sinis ke arah Arta.

.

.

.

Arta kini sedang duduk di depan ruangan milik beni, dia sebenarnya sudah masuk namun ayahnya kembali mengusirnya.

Beni juga masih belum membuka matanya, tadi sempat ada respon saat dokter memeriksa nya menandakan dia akan siuman. Namun, setelah beberapa menit respon itu kembali menghilang, sepertinya beni memilih kembali membiarkan raganya koma.

"Huftt~" arta menghela nafas lelah.

Sedangkan di dalam ruangan kini Arkan menatap ayahnya tidak suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang