BAB 21

34 27 9
                                    

"woyy lo dari mana aja anjir?!" Vano menyambar Arta yang kini baru duduk di mejanya.

"Di perpus gue" jawab Arta malas.

Vano nampak terkejut, dia pindah duduk ke depan meja arta yang masih kosong.

Tempat duduk mereka sedikit berjauhan, arta di sebelah kanan dekat tembok meja paling belakang dan meja milik vano di ujung kiri dan paling belakang juga, mereka semua duduk sendiri per-meja nya.

"Lo gak kesambet kan?!" Tanya heboh vano

Arta melirik tajam ke arah vano, dia tidak peduli dan melanjutkan aktivitasnya mengeluarkan buku pelajarannya.

"Jawab woy, lo gak kerasukan setan perpus kan?! Lo gak pernah ke sana soalnya!!"

"Berisik lo sana pergi"

"Hehe jangan marah dong, gua mau ngasih tau sesuatu sama lo"

"Apa?" Tanya arta yang kini sudah selesai menyiapkan semua alat tulisnya di meja.

"Tadi pas berangkat gue liat si arkan di anterin bang beni"

"Tau" sela arta menatap malas ke arah vano yang kini memajukan mukanya seolah sedang berbagi rahasia.

"Bukan itu masalahnya...." Vano menggantungkan ucapannya membuat arta sedikit kesal.

Sebelum Arta protes, vano kembali melanjutkan ucapannya membuat arta mengurungkan niatnya memaki vano.

"Gue liat ada orang baju hitam yang liatin mereka, dan setelah abang lo pergi orang itu juga ikut pergi pake mobilnya, gua sih curiga dia ngikutin abang lo" jelas vano dengan ekspresi khawatir.

"Bang beni gak ada masalah sama orang kan?" Lanjutnya.

Arta sebenarnya kaget, dia mulai berpikir hal negatif yang bisa aja terjadi ke abang nya itu. Namun arta berusaha menutupinya dari vano, dan segera menggeleng membuat vano menghela nafas sepertinya merasa lega.

"Syukur deh, gue udah overthinking banget" ujarnya.

"Kalo lo liat lagi, bilang ke gue" ujar Arta serius membuat vano mengangguk cepat.

Saat vano ingin berbicara lagi para murid sudah masuk ke kelas, bahkan siswi pemilik bangku yang vano duduki juga, dia meminta vano untuk menyingkir karna bel masuk kelas sudah berbunyi.

"Permisi, gue mau duduk" siswi itu menunjuk meja miliknya yang masih di duduki vano.

Vano tersenyum jail, dia tersenyum pada siswi itu.

"Ayo duduk di sini aja" usilnya menepuk paha sebelah kirinya.

"Pak doni udah mau masuk, lo bisa balik ke meja lo gak?!" Siswi itu mengabaikannya dan kembali menyuruhnya kembali ke mejanya dengan tegas.

"Galak amat jadi cewek" vano mencibir dan berdiri untuk kembali ke mejanya.

Arta mengabaikan mereka dan fokus ke hp nya yang sedang bertukar pesan.

"Lo-

"SELAMAT PAGI ANAK-ANAK!" Perkataan siswi itu terpotong oleh guru yang kini masuk dan duduk di meja guru di depan.

Vano menjulurkan lidahnya dan berlari ke mejanya, sedangkan siswa itu menatap jengkel vano.

"Awas aja nanti lo!" Ancam gadis itu tanpa suara ke arah vano yang kini sedang tertawa mengejek.

-----------------------------

"Gue gak salah liat kan, itu mobil emang ngikutin mobil gue!"

BEE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang