"Heh kampret jalanan kaya lo bisa apa?!" Teriak vano menatap sengit ke lawan bicara nya itu.
"Berhenti ikut campur!" Ucap orang itu.
"Arkan buka mulut lo itu anjir, gak usah takut sama tikus boncel kek dia!" Teriak vano melihat arkan yang kini di bantu mahen untuk berdiri.
"Hahaha serang mereka!!" Perintah Dewa dan beberapa orang mulai mengelilingi mereka semua.
Arta, Vano, Mahen dan Arkan kini mereka sudah terkepung puluhan orang berbadan besar, dan jangan lupakan empat curut yang dulu pernah Arta hajar.
Flashback.
Saat ini Arta dan vano sedang mengikuti sebuah bus dengan motor Arta. Mereka memakai topi dan masker yang tertutup.
Namun, saat ini banyak mata yang melirik ke arah mereka, mereka sangat tampan dengan style seperti itu.
Arta memakai baju sekolahnya namun di tutup jaket bomber hitam, dia memakai topi dengan sebuah tulisan kecil didepannya, jangan lupakan masker hitam yang menutupi wajahnya dan rambut yang sedikit berantakan.
Sedangkan vano, dia hanya membalut baju sekolah nya dengan jaket levis dan memakai masker hitam,rambutnya ia sisir rapih dengan poni yang sedikit panjang.
Sekitar 15 menit mereka berkendara, dan kini bus itu juga berhenti di terminal dekat sebuah rumah sakit. Arta memarkirkan motornya sedikit jauh dari terminal itu.
Terlihat arkan dan mahen keluar dari bus, mereka berjalan kearah rumah sakit, namun saat mereka hendak masuk kedalam, beberapa orang menghadang mereka dan menyeret mereka berdua ke gang kecil di pinggir rumah sakit itu. Arta yang melihatnya kaget dan segera mengejar mereka begitupula vano.
"Hai arkan, Lo inget kita kan?" Tanya salah satu orang itu dengan senyum miring di wajahnya.
"Cih Lo tau gara gara abang bangsat lo itu bokap gue sita semuanya dari gue!" Sentak sang ketuanya dan menendang kaki Arkan hingga tersungkur.
"Arkan!!" Teriak Mahen membantu Arkan.
"Sialan lo harus rasain pembalasan gue!" Ucapnya lagi dan menyuruh yang lainnya memukuli Arkan dan Mahen.
Awalnya mahen melawan dan Arkan juga, namun mereka tetap kalah karena kalah jumlah, mereka hanya berdua sedangkan lawannya berempat.
"Kalian hanya berani main keroyokan ya?" Tanya Arta dengan nada dinginnya. Arta berdiri di belakang mereka membuat sang ketua membalik badannya dan melihat ke arahnya.
"Hahahahaha lihat abang bangsat lo balik lagi" tawa orang itu dan menendang tubuh arkan yang kini mulai sedikit kewalahan.
"Heh sialan gue bakal balas yang udah lo lakuin, gue DEWA JAENANDRA bakal bikin lo berlutut di kaki gue!!" Lanjutnya dengan berteriak menatap Arta remeh.
"Gak usah banyak bacot lo!" Teriak vano menatap dewa.
"Liat ini semua salah lo, kalian bakal mati di tangan gue sekarang" ujar dewa dengan penuh percaya diri ke arah Arkan dan beralih menatap Arta.
Flashback off.
Dan begitulah awal dari keadaan saat ini, kini mereka berempat terkepung dengan sepuluh anak buah dewa.
Vano maju dan membantu Arkan dan Mahen bangun, dia sangat khawatir dengan keadaan mereka saat ini.
"Kalian gapapa?" Tanyanya.
"Lecet dikit tapi gapapa" balas mahen dan di angguki Arkan.
"Ayo kita selesaikan mereka" ucap Arta dan mulai menyerang orang orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEE SMILE
Teen FictionCerita ini tentang seorang remaja yang jatuh hati pada pandangan pertama, Arta Geonathan. Arta menyukai gadis manis itu, namun dia tak berani untuk melangkah dan mengutarakan isi hatinya, dia hanya ingin membuat gadis itu bahagia, karena dia yakin j...