Saat ini pelajaran sekolah sedang berlangsung, Arta sedang menelungkupkan kepalanya diantara tangannya, dia tidak tidur hanya saja dia menutup matanya dan sedang memikirkan taktik agar menang nanti saat mereka melawan musuh yang sudah di rencanakan seperti sebelumnya.
"Shuttt shuttt woyy artaaa~" vano mencoba memanggil arta dengan suara pelannya.
Arta mendengarnya namun dia malas menanggapi nya, dia hanya mengabaikan panggilan vano, membuat vano terus menerus memanggilnya.
"Woyy~ arta anjir tai lo sengaja kan?!~" vano marah namun masih dengan suara pelan.
Vano sudah berkali-kali memanggil arta namun dia masih tetap mengabaikannya. Hingga yang kesekian kalinya vano memanggil arta, dia mendadak membeku panik karna-
"BU, VANO TERUS GANGGUIN KONSENTRASI SAYA BU!!" Teriakan itu memenuhi kelas yang sedang sepi dan hanya suara Bu Ida -sang guru fisika yang terkenal galak- sedang menerangkan.
"VANO!!" Kini bu ida menatap tajam vano.
"Ma-maaf bu..." Cicit vano pelan, dia berdiri dan melirik tajam ke arah siswi yang barusan mengadukannya.
"Sialan, awas aja lo monyet!" Maki vano dalam hati sembari melirik ke siswi yang duduk didepan meja milik arta itu.
"Kamu keluar dari kelas saya, dan berdiri dengan satu kaki di depan kelas, SEKARANG!!"
Vano melangkah dengan lunglai, dia kesal dan malas. Harusnya arta yang di hukum karna tertidur di kelas namun malah dirinya yang kena hukuman.
Vano melirik kembali gadis yang tadi, gadis itu terlihat memeletkan lidahnya mengejek vano. Dia berjanji akan memperhitungkan masalah ini. 'gue bales lo, pengadu!' tatapannya seolah ingin menggususr siswi itu, namun siswi itu hanya acuh dan kembali fokus kedepan.
Setelah vano keluar dari kelas, bu ida kembali menerangkan pelajaran pada murid-murid nya dengan hikmad hingga suara bel istirahat terdengar.
.
.
.
"ANJIR YA! POKOKNYA GUE MAU BALAS DIA!!" Teriakan vano sambil memakan baso nya.
Arta memutar matanya jengah, sudah sekitar 10 menit dia duduk di kantin, dan selama itu juga vano terus mengulang kata itu.
"Semua ini tuh salah lo!!" Kini vano menunjuk arta dengan sendoknya.
"Kok gue?" Tak terima Arta dan memandang vano dengan tatapan dingin dan menusuk.
"Anjir kok dia jadi serem sih" vano berbicara dalam hatinya setelah melihat tatapan menakutkan dari arta.
"Ya salah lo pokoknya!"
Arta menggeleng lelah, dia kembali fokus memakan nasgor nya, dia juga memainkan hp nya untuk mengecek apa semuanya baik baik saja sekarang.
"Permisi" Suara pelan seseorang membuat mereka mengalihkan pandangan mereka, bukan hanya arta dan vano, namun semua penghuni kantin ini sekarang.
"Siapa lo? Mau apa panggil panggil kaya kunti gitu?!" Ceplos vano membuat dua orang yang baru datang itu menatap nya tajam.
Arta kembali fokus pada ponselnya, dia sedang memarahi han saat ini, tentu saja karena orang yang baru datang ini.
"Bo-boleh kita gabung?" Ucap salah satunya yang memakai kaca mata.
Kedua orang itu masih berdiri menunggu jawaban arta, mereka menatap penuh mohon ke arah arta membuat arta ingin memukul kepala mereka.
"Hm" dehaman singkat arta membuat kedua pemuda itu langsung duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEE SMILE
Teen FictionCerita ini tentang seorang remaja yang jatuh hati pada pandangan pertama, Arta Geonathan. Arta menyukai gadis manis itu, namun dia tak berani untuk melangkah dan mengutarakan isi hatinya, dia hanya ingin membuat gadis itu bahagia, karena dia yakin j...