VALERY LEDEZMA POV
Suasana di dalam restoran ini cukup ramai. Tapi pandanganku tidak pernah berpindah dari wanita yang saat ini duduk di depanku. Sejak pertama menjadi kekasihnya, ku rasakan aku adalah wanita yang sangat beruntung. Lamunanku lalu di sadarkan dengan usapan-usapan lembut di tanganku, bersamaan dengan itu kini dia membentuk senyuman manis di wajahnya.
"Baby, aku mau ke Semarang boleh?" Tanya Ien padaku,
Wanita dengan postur tubuh yang tinggi, bentuk mata upturned eyes, bibir tipis, dan hidung mancungnya membuatku begitu takjub padanya. Ku rasa wanita ini tidak memiliki kurang sedikitpun, bahkan kasih sayang yang dia berikan padaku, sungguh membuatku tidak ingin menggantikannya oleh siapa pun.
"Boleh by, kapan perginya?"
"Besok, dengan pesawat pagi by"
"Nanti aku pesankan tiketnya" ucapku lalu tersenyum ke arahnya
Tepat di hari ini, aku dan Ien memasuki hubungan ke empat tahun. Karena kebetulan, aku sedang ada meeting di luar kantor, maka aku sekalian mengajaknya untuk kami makan bersama. Mungkin saja perayaan kecil-kecilan atas hubungan kami yang masih bertahan sejauh ini. Dengan segala masalah yang aku dan Ien hadapi, kami mampu melewatinya tanpa kata putus sekalipun.
"Makasih by, kamu gak balik ke kantor lagi?"
"Aku antar kamu ke kampus dulu sayang, baru aku balik"
"Aku gak ada jadwal ngajar lagi, besok sampai lusa aku udah izin juga kok by"
"Oke, kalau begitu aku antar ke rumah sayang"
Selesai makan, aku lantas mengantarkan kekasihku balik ke rumahnya. Selama perjalanan sesekali aku tersenyum ke arahnya, perasaan ku bahkan selama empat tahun ini makin bertambah padanya. Padahal di luar sana orang berkata, semakin lama hubungan maka semakin bosan. Tapi bagi ku itu tidak berlaku.
Setelah tiba di rumah, aku melepaskan seatbelt miliknya dan dia bergegas turun dari mobilku. Sebelum mobilku meninggalkan rumah ini, aku sengaja tidak menurunkan kaca mobil untuk mengganggunya yang kini berdiri di luar mobilku, dengan wajah kesalnya Ien mengetuk kaca mobilku.
"Apa sayang?" Tanyaku pada Ien saat ku turunkan kaca mobil dan tersenyum kepadanya
Wajahnya terlihat begitu kesal, tapi menurutku itu sangat lucu, "Kamu gangguin aku ya? Kan kamu tau aku harus menasehati kamu dulu, untuk tidak ngebut, dan harus fokus saat nyetir sayang" ucap Ien sambil menggerakkan jari telunjuknya ke arahku.
"Sayang, ini sudah empat tahun. Bahkan itu tidak sekalipun kamu berhenti menasehati ku"
Ekspresi kesalnya tiba-tiba berubah menjadi sedih, aku lantas merasa bersalah dengan ucapanku tadi. "Sayang maaf" ucapku pada Ien
"apa kamu bosan mendengarnya?"
"Tidak sedikitpun sayangku"
"Pintar, ya sudah ayo ke kantor. Ini udah jam tiga loh" ucapnya dan kemudian membuatku bersemangat kembali, karena kini dia telah tersenyum ke arahku.
"Baik nyonya Ledezma"
"Kamu saja belum menikahi ku"
"Sekalipun kita tidak menikah, nama itu akan melekat di belakang namamu, agar semua dunia tau. Kamu milikku" ucapku penuh penekanan,
"Dan kamu juga milik ku sayang. Bye By"
Aku lalu tersenyum ke arahnya, ku naikan kaca mobil dan bergegas kembali ke kantor.
Aku Valery Ledezma. Usiaku 31 tahun, saat ini aku memimpin perusahan yang bergerak di bidang furniture dengan nama NGL furniture (Nextgen Ledezma Furniture). Dari namanya, sudah dapat disimpulkan bahwa perusahan ini merupakan perusahan dinasti yang terus berkelanjutan dari generasi ke generasi. Dimana dibangun oleh kakek ku, dan turun ke tangan papa dan mungkin terakhir di aku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Teen FictionCinta dan Nyaman merupakan dua kata yang memiliki arti yang sangat berbeda. Dalam hubungan Valery dan Adriene yang telah di jalani empat tahun, mereka sama-sama menumbuhkan cinta dalam hubungan mereka. Sehingga bagi orang lain itu begitu indah. Tap...