BAB#36

1.1K 72 1
                                    

AUTHOR POV

Menjelang pagi, saat Tisya tersadar dan tidak mendapati Ien di kamar, Tisya kemudian keluar dari kamar dan mencari Ien di seisi ruangan. Saat melihat kamar tamu, dengan segera Tisya melangkah ke sana kemudian membuka pintu itu.

"Kakak" ucap Tisya

"Hey sayang" ucap Ien

Dengan sekuat tenaganya, Ien bangun dari tidurnya lalu duduk di tepi tempat tidur dan di ikuti oleh Tisya.

Sebelum tadi Tisya masuk, Ien memang telah bangun. Bahkan dengan keadaan yang hancur, Ien bergegas membersihkan luka di tangannya dan merapikan kembali kamar yang berantakan oleh serpihan-serpihan kaca dari cermin yang di pukul Ien tadi malam. Ien hanya tidak ingin, Tisya menjadi khawatir dengan apa yang terjadi. Makanya, dia juga berpura-pura kembali ke tempat tidur.

"Kakak, kenapa gak tidur sama Tisya. Tisya tidurnya gak bagus ya? Tisya tendang kakak ya?"

"Enggak sayang, kakak baru pagi kesini kok" ucap Adriene berbohong. Namun seolah mempercayai ucapan kakaknya, Tisya lalu tersenyum ke arah Ien dan memeluknya.

"Ayo, kamu siap-siap sayang, kakak antar ke hotel"

"Hm, baiklah kakak ku sayang" ucap Tisya lalu berlari meninggalkan Ien.

Memastikan Tisya telah keluar sempurna dari kamar, Ien lalu turun dan merapikan tempat tidur. Dia melangkah kembali ke kamarnya, dan menghubungi Alicia untuk menyampaikan bahwa hari ini dirinya mungkin tidak hadir ke kampus.

Setelah panggilan terputus, Ien segera mempersiapkan pakaian yang akan di gunakan Tisya. Ien kemudian lanjut merapikan tempat tidur dan kamarnya.

"Kakak, ayo mandi" ucap Tisya yang telah keluar dari kamar mandi

"Iya dek" ucap Ien dan segera berlalu ke kamar mandi. Namun saat melewati tubuh adiknya, lengan Ien malah di tahan oleh Tisya, "Tangan kakak kenapa?"

"Gak apa-apa sayang" ucap Ien sambil melepaskan genggaman adiknya dan masuk ke kamar mandi.

Sementara Valery yang kini sudah tiba di kantor melangkah masuk ke ruangannya dan di ikuti oleh Kathleen. Perasaannya begitu hancur saat menerima tamparan dari papanya tadi malam. Namun, dia berusaha untuk memahami keadaan itu.

"Val, kita harus bicara" ucap Kathleen

"Lanjut" ucap Val singkat

Kathleen lantas menjelaskan beberapa kebijakan perusahan yang di ubah oleh Eval, salah satunya adalah terkait diberhentikannya tunjangan kesehatan dan tunjangan keluarga bagi setiap karyawan. Akibatnya, banyak karyawan merasa kecewa bahkan ada beberapa yang sampai tidak ingin masuk kerja.

Valery yang mendengar itu kembali merasa emosi. Lantaran, kebijakan yang di rubah oleh Eval ini adalah kebijakan yang sudah lama di jalankan. Bahkan ini sudah menjadi kebijakan penting di dalam perusahan NGL. Val tidak mempermasalahkan jika Eval melangkahi dirinya dalam mengambil keputusan, namun yang saat ini Val tidak terima adalah kebijakan yang merugikan banyak karyawan.

"Kita ke ruangannya" ucap Valery

Kathleen dan Valery lantas segera masuk ke ruangan Eval bahkan tanpa mengetuk pintu ruangannya. Melihat wajah Eval, rasanya Valery ingin menamparnya. Bukan hanya terkait apa yang dia lakukan pada karyawan di perusahan ini saja, namun kepada Ien yang merupakan calon istri dari Eval sendiri, wanita yang masih mendiami hati Val sampai saat ini.

"Kenapa kamu merubah kebijakan perusahan, yang sedari awal aku sudah katakan bahwa kebijakan ini adalah satu hal penting di perusahan ini" ucap Valery

"Kak, tenang. Lagian, itu baik bukan? Agar kita juga mendapatkan keuntungan yang besar. Jika kita hanya mementingkan kesejahteraan karyawan? Maka kita akan mengalami kerugian"

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang