BAB#11

1K 76 6
                                    

VALERY LEDEZMA POV

Saat menunggu kekasihku yang sedang berada di dalam, sambil mencari barang yang ingin di belinya. Aku lalu menerima panggilan video dari papa, dan melangkah sedikit menjauh dari toko itu.

Kepulangan papa ke Jakarta hari ini, membuatku sangat bahagia. Setidaknya, papa masih membagi waktunya sampai detik ini dengan begitu baik. Sambil berbicara dengan papa, papa lalu mengganti kamera depan ke kamera belakang untuk menunjukan satu rumah mewah, yang aku sendiri tidak tau ini rumah siapa?

"Papa, dimana?" tanyaku,

"Ini rumah adik mu. Dia sekarang berada di Jakarta"

"Wah asik dong pa, kenapa gak tinggal sama kita aja sih?"

"Eval gak mau sayang. Dia mau tinggal sendiri. Lagian hanya beberapa hari saja kok. Papa beli biar kalau nanti dia jadi menetap di sini, ya berarti dia akan tinggal di sini"

Oke, satu berita baik. Adik ku bernama Eval. Aku bersyukur bahwa papa perlahan meruntuhkan tembok yang selama ini papa dirikan antara aku dan adik-adik ku.

Kembali berbicara dengan papa, sampai aku lupa kalau kekasihku mungkin saja sedang mencari ku di sana. Aku lalu mengakhiri panggilan dengan papa serta melangkah ke arah toko tadi. Kali ini, aku tidak hanya menunggu di depan toko, namun aku segera masuk dan mencari keberadaan Ien.

Mencari sekeliling toko, aku malah tidak mendapati kekasihku. Merasa Ien yang mungkin telah keluar mencari ku, aku dengan cepat bergegas hendak keluar, namun tiba-tiba aku di hadang oleh seorang wanita yang ku pikir karyawan di tempat ini, "Maaf mbak, hm cari temannya ya?"

"Iya mbak, maaf saya gak ada niat buat harus meriksa di sini cuma saya nyari pacar saya"

"Pacar?" tanya wanita ini, "maaf, bukan mencampuri urusan mbak, itu bukan tugas saya sebenarnya. Cuma tadi dia sudah keluar sekitar lima menit yang lalu bersama seorang pria"

Oke ini orang ke dua yang mengatakan Ien bersama pria, "maaf mbak, boleh di katakan ciri-cirinya?"

"Tingginya mungkin sebahu sama mbak, terus potongan rambutnya itu potongan undercut gitu mbak, hidungnya mancung, kalau buat saya ya 80% gantengnya. Soalnya kalau 90 itu pacar saya" jelasnya padaku

Ku lirik papan namanya, lalu tersenyum ke arah wanita ini "Hahahaha. Oke mbak Reva terima kasih. Saya permisi"

"Mbak, maaf ya" ucapnya padaku.

Aku kemudian tersenyum dan melangkah pelan sambil menghubungi Frans. Awalnya aku ingin mengejar Ien, tapi itu sudah tidak mungkin. Ien pasti sudah pergi dari mall ini. Setelah terhubung aku lalu menanyakan tentang ciri-ciri pria yang di maksud Frans waktu itu. Dan saat Frans menjelaskannya, itu 98% mirip dengan yang dijelaskan mbak Reva tadi. Panggilan ku putuskan dan aku diam sebentar. Sakit rasanya ketika mendengar ini, tapi aku belum bisa sepenuhnya percaya kata mereka. Karena posisinya aku tidak menangkapnya dengan mata kepalaku. Aku lalu masukan kembali handphone ke dalam tas ku. Dan berjalan menuju area parkiran.

***

ADRIENE YNAREZ POV

"Kamu tau darimana aku di situ?"

"Tadi itu aku mau beli beberapa barang sayang, nah pas aku lewat tuh aku udah liat kamu. Ya sudah aku ikutin kamu deh"

Aku bisa gila sekarang juga, bagaimana Rey berada di Jakarta tanpa mengatakan apapun padaku. Dia seperti spiderman yang berpindah tempat dengan sangat cepat. Aku bahkan meninggalkan Val di mall itu sendiri, tanpa berkata apa-apa.

"Baiklah. Lantas kita akan ke mana?"

"Ke tempat tinggal ku sayang"

Rey menggenggam tanganku berjalan ke arah gedung apartment yang ku rasa mungkin di sini tempat tinggalnya. Posisi gedung ini bersebelahan, jadi ku rasa memang tadi bukan satu hal yang disengajakan bukan?

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang