BAB#46

987 74 13
                                    

VALERY LEDEZMA POV

Aku tau Kathleen hanya menggangguku, namun ucapannya tentang Ien, membuat otak ku ternodai. Alhasil, berakhirlah kami di atas tempat tidur ini atau lebih tepatnya kami mengulang kegiatan panas kami.

Selesai dengan itu, kami bersiap-siap untuk keluar mencari makan dan sekaligus untuk pergi ke rumah papa, mengingat waktu sudah menunjukan sekitar jam tujuh malam.

"By, ayo. Aku sudah sangat lapar" ucapku

"Oke sayang, kita berangkat sekarang" ucap Ien lalu berjalan ke arahku serta menggandeng lenganku.

Kami lalu sama-sama berjalan keluar dari rumah, dan masuk ke mobil secara bersama-sama. Tidak lupa memasangkan seatbelt milik kekasihku, kemudian mobil dengan perlahan mulai keluar dari halaman rumah Ien.

"Sayang, besok ke kampus jam berapa?"

"Pagi sayang. Siangnya udah balik kok"

"Oke, biar sayang bisa latihan bawa mobil sendiri"

"Sayang yang ajar ya"

Aku lalu mengangguk setuju dan tersenyum ke arah kekasihku, "Sayang, mau makan apa?"

"Nasi goreng tempat biasa sayang, apakah boleh?"

"Boleh sayangku" ucapku pada Ien

Mobil terus melaju, hingga kami tiba di tempat makan nasi goreng langganan. Aku dan Ien segera turun dari mobil dan memesan makanan kami.

"Bang, nasi goreng dua ya. Seperti biasa" ucapku

"Sudah lama gak ke sini ya mbak Val. Terakhir, mbak Ien doang yang sama pacarnya ke sini"

Aku lantas tersenyum ke arahnya dan segera mencari tempat untuk kami duduk.

Mendapati tempat duduk, aku dan Ien segera duduk lalu aku mengeluarkan hp dan membuka instagram milik ku. Foto-foto ku dan Ien kembali ku munculkan pada feed instagram.

"Sayang marah?"

Ku alihkan pandangan ku ke arah Ien dan mengerutkan keningku, "Marah untuk apa by?"

"Karena aku membawa Rey ke sini" ucap Ien

"Semua sudah berlalu cintaku. Jangan di ingat lagi"

"Maafkan aku Val, untuk semua yang terjadi"

"Sayang, kan kita sudah bahagia sekarang"

"Aku masih merasa bersalah sayang"

Aku berdiri dari duduk ku, dan berpindah ke samping Ien. Perlahan tanganku bergerak dan mengusap lembut punggungnya, "Aku cinta kamu" ucapku dan mengedipkan mata ku ke arah Ien.

"Aku cinta cinta cinta kamu sayang ku" ucap Ien

Merasa Ien telah kembali tenang, aku lanjut memainkan hp dan begitu juga dengan Ien.

"Sayang, ayo foto"

Aku mengalihkan pandanganku ke arah layar hp Ien dan tersenyum. Satu persatu gerakan di arahkan Ien padaku, hingga makanan kami telah di antarkan. Ien dan aku sama-sama meletakan hp masing-masing, lalu segera menyantap makanan di depan kami.

Beberapa menit berlalu, makanan kami habis tidak tersisa. Aku dan Ien bahkan tidak berlama-lama, kami segera kembali ke mobil dan melaju menuju rumah.

Semua masih menjadi rahasia, hanya Tuhan yang tau akan terjadi apa untuk ku dan Ien di rumah itu nanti. Di terima atau di tolak, aku akan tetap menerima semua keputusan papa.

"Sayang, jangan takut. Ada aku"

Tanpa menjawab ucapan Ien, aku lalu menggenggam tangannya dan mencium punggung tangan Ien berulang kali. Aku mungkin tidak takut, hanya saja aku khawatir kalau kata-kata papa dan tante Mona akan membuat Ien sakit hati.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang