BAB#22

1K 73 1
                                    

VALERY LEDEZMA POV

Pulang dari kantor kemarin, aku sempat mampir di apartment adik ku untuk mengambil kartu tanda penduduk miliknya. Jika kalian tanya bagaimana aku masuk ke sana? Tentu saja aku mendapatkan kartu akses dari papa. Sebelum kembali ke Salatiga, Eval memberikan satu untuk papa. Sebenarnya papa juga baru mengetahui itu saat beberapa hari lalu dia ke Jakarta. Ternyata rumah yang di belikan papa untuk Eval tidak di tinggalnya. Aku juga tidak tau pasti apa penyebabnya, aku tidak berniat menanyakan terlalu jauh.

Saat ini waktu menunjukan pukul 14:27 WIB. Dan aku sudah berada di bandara. Perjalanan yang akan di tempuh beberapa jam ini, membuatku begitu bersemangat. Karena tidak lama lagi aku akan bertemu dengan keluarga baru ku. Sambil menunggu announcement keberangkatan, aku sambil memainkan handphone milik ku. Ku buka aplikasi whatsapp dan mengirimkan pesan pada kekasihku tapi sepertinya aku harus menunggu lagi sampai kembali centang dua.

Beberapa saat kemudian, announcement keberangkatan berbunyi. Dengan segera aku berdiri dan melangkah masuk ke pesawat.

Duduk di dalam pesawat sambil menyandarkan tubuhku pada sandaran kursi, handphone ku lalu berdering. Tapi saat aku melihat di layar hp milik ku, tertera nomor tidak di kenal. Aku sempat ingin menerimanya, tapi sebentar lagi pesawat akan take off. Maka ku putuskan untuk tidak menerima panggilan itu. Ku aktifkan fitur mode pesawat dan ku masukan handphone milik ku ke dalam tas. Sesaat kemudian, ku tegakan kepala kembali serta bersandar pada kursi untuk mencari tidur selama perjalanan.

Dengan penerbangan kira-kira satu jam lebih. Pesawat segera mendarat di kota Semarang. Aku kemudian melangkah ke arah pintu kedatangan sambil mencari orang suruhan papa yang akan menjemputku.

"Pak, namanya siapa?" Tanyaku saat sudah bertemu dengan orang yang sudah ku cari sedari tadi.

"Panggil pak Sem aja mbak"

Aku tersenyum ke arah pak Sem, kemudian melirik arloji ku sebentar dan masuk ke mobil. Karena aku akan melakukan perjalanan lagi menuju Salatiga, maka aku meminta driver untuk membawa ku sebentar membeli makanan. Handphone ku yang lowbat juga membuatku tidak dapat mengabari Ien. Padahal aku ingin bertemu dengannya sebentar di sini. Mumpung aku belum berangkat ke Salatiga.

"Oh iya pak, saya Valery" ucapku

"Kan pak Nio sudah kasih tau mbak"

"Hahahaha. Oh iya, benar pak. Maklum lagi lapar dan ngantuk"

"Nanti setelah ini mbak ke hotel istirahat dulu kan, masih sampai jam delapan acaranya"

"Tapi ini udah jam empat lebih loh pak, apa gak terlambat ke Salatiga nya?"

"Loh mbak. Pak Nio gak kasih tau? Lamarannya di Semarang. Kan calon adik ipar mbak asli orang sini"

Aku sedikit kaget, masalahnya memang aku tidak tau hal itu. Aku lalu hanya tersenyum ke arahnya. Berada jauh sedikit dari bandara, kini kami telah tiba di salah satu restoran, aku hanya memesan makanan untuk nanti ku makan di hotel. Dengan sistem drive thru membuatku tidak susah-susah harus turun dari mobil.

***

AUTHOR POV

Setelah selesai memesan makanan, kini mobil yang di tumpangi Valery melaju menuju hotel yang telah di persiapkan ayahnya. Turun dari mobil, Val lantas di temani pak Sem yang membantu mengangkat kopernya masuk ke dalam gedung hotel, serta langsung melangkah menuju kamar hotel Valery.

"Pak nanti jemput saya lagi kan?" Ucap Val

"Iya mbak. Saya nanti jemput mbak saja. Bapak dan lainnya sudah ada driver sendiri"

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang