BAB#10

1.2K 75 2
                                    

AUTHOR POV

Pagi berlalu begitu cepat, hingga Valery dan Ien memutuskan untuk makan siang di luar dan mungkin akan menghabiskan hari ini dengan bersama. Sudah terlalu lama juga, mereka tidak memiliki waktu berdua. Apalagi, Ien yang selalu pulang pergi, Jakarta dan Semarang membuat waktu temu mereka terkadang hanya sedikit.

Tangan Ien dengan setia menggandeng tangan Valery masuk ke salah satu mall yang ada di Jakarta Selatan. Sesekali Valery melirik ke arah Ien dan tersenyum. Begitu juga dengan Ien, dia selalu membalas senyuman Valery.

Tiba di salah satu restoran, mereka bergegas masuk dan memesan beberapa menu makanan. Karyawan di sana lalu memastikan kembali apa yang mereka pesan, dan meninggalkan meja tempat mereka duduk.

Kini pandangan Ien terus tertuju pada Valery. Dengan rambut yang digerai di bagian bawah dan memberikan aksen gelombang serta polesan tipis di wajahnya, bahkan dengan black t-shirt dan black long pants yang di gunakan Valery, membuat Ien semakin terpesona oleh kekasihnya meskipun itu hanyalah pakaian sederhana yang dikenakan Val.

Begitu juga sebaliknya dengan Valery, dia begitu kagum dengan wajah cantik sang wanita yang kini duduk di depannya. Dengan rambut yang digulung dan dijepit dengan jedai serta polesan tipis di wajahnya membuat Valery begitu tergila-gila padanya. Bahkan dengan menggunakan kaos putih yang dimasukan ke dalam rok mini berbahan jeans yang dikenakan Ien, membuat Valery hampir saja mimisan karena melihat wanitanya begitu seksi.

Seakan mereka saling beradu pandangan, sampai seseorang menyadarkan tatapan mereka.

"Jadi mau sampai kapan kalian bertatapan begitu"

"Ngapain kamu kesini?" Ucap Ien bertanya

"Mau ganggu orang pacaran. Apalagi"

Valery lalu tersenyum malu ke arah sahabat Ien, yang entah dari mana datangnya.

"Val, aku juga di traktir dong jangan cuma Ien aja"

"Kamu kayak baru kenal aku tau Al, lagian uangku juga uang Ien. Coba kamu tanya dia, bisa gak?" Ucap Valery mengganggu Alicia

"Gak" ucap Ien dan mendapat pukulan di lengannya, Valery yang melihat itu terkejut, tapi kemudian dia kembali bersantai menikmati candaan dua sahabat di depannya.

Tiba-tiba punggungnya kembali terasa sakit bahkan kini bukan hanya punggungnya saja namun seluruh perut sampai ke selangkangan miliknya juga begitu nyeri. Karena tidak mau kekasihnya sadar akan hal itu, Valery kemudian pamit menuju ke toilet.

***

VALERY LEDEZMA POV

Nyeri di punggungku memang semakin sakit, bahkan perut bagian bawahku juga ikutan nyeri. Masuk ke dalam salah satu bilik di sana, aku menyandarkan tubuhku tegak sambil mengusap punggung ku. Aku juga mengatur pernapasan agar kembali stabil.

Karena aku yang mulai merasa ingin kencing, lantas segera membuka celana yang ku kenakan, dan segera membuang air seni. Tapi sesuatu yang mengejutkan terjadi, air seni ku tiba-tiba berubah warna menjadi merah. Aku sempat berpikir apakah ini darah? Namun selama ini, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini. Apa yang terjadi padaku juga aku tidak tau?

Sejujurnya ini adalah suatu keanehan, lantaran dari punggung yang sakit dan air seniku yang berwarna merah, membuatku seakan hampir gila karena memikirkan hal ini. Entahlah aku akan menahan ini sampai aku mungkin akan melangkah ke dokter. Tapi untuk saat ini, biarkan aku menjalani kebahagiaan dengan kekasihku. Dan jika itu adalah penyakit, ku harap tidak terlalu parah.

Kembali dari toilet semua makanan telah tersaji di meja, Ien bahkan dengan setia menungguku. Padahal Alicia sudah mencuri start duluan. Aku tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya ini, "Val, lapar aku tuh. Maaf duluan ya" ucap Alicia padaku. Sedangkan Ien menatap sahabatnya penuh amarah, melihat itu ku usap lembut kepalanya. "Udah, sama sahabat sendiri kok lihatnya begitu sayang"

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang