AUTHOR POV
"Sayang, bulan depan aku akan melamar kamu pada ibu dan ayah" ucap Rey pada Ien,
Ien tersentak kaget saat mendengar ucapan Rey, dia lalu memejamkan mata dan memijit pelipisnya, Ien mencoba berpikir agar bisa menunda lamaran ini. Lebih tepatnya karena Ien belum bisa melepaskan Valery, dia masih sangat mencintai Valery.
Ien menarik nafas dan membuangnya, "Sayang, apa ini tidak terlalu cepat?" tanya Ien pada Rey
"Lebih cepat lebih baik sayang"
Kepalanya kini merasa sakit, jantungnya berdetak tidak karuan. Pandangan matanya terus mengarah ke depannya yang memperlihatkan mahasiswa sedang berlalu lalang. Tapi pikirannya kini melayang untuk hubungan antara dirinya dan Rey begitu juga dengan Val.
"Aku ada kelas, nanti kita bicara lagi ya sayang" ucap Ien dan memutuskan panggilannya.
Kembali ke kelas Ien melanjutkan materi yang sempat tadi terputus. Dia mencoba bersikap profesional tanpa melibatkan masalah pribadinya. Satu jam lebih Ien mengajar, kini tiba waktunya untuk dia beristirahat dan menunggu jadwal mengajar berikutnya. Perlahan Ien bergerak keluar dan kembali ke ruangannya, saat dia membuka pintu ruangannya, dia mendapati sahabatnya yang telah menunggu kedatangannya.
"Boleh cerita sekarang?" Tanya Alicia pada Ien,
Ien lalu meletakan laptopnya dan duduk tepat di samping Alicia, "Al, aku di lamar Rey"
Alicia lantas memukul keras meja kerjanya, sambil menggelengkan kepalanya. "Ien, lalu bagaimana dengan Val?"
Mendengar ucapan Alicia, Ien kemudian meletakan kepalanya di meja kerja. Dia tidak tau harus menjawab apa yang Alicia tanyakan.
"Mending kamu langsung bilang sama Val, sebelum terlambat" ucap Alicia lagi,
"Tapi aku tidak ingin kehilangannya Al"
"Adriene, kamu memilih untuk menarik mereka masuk ke hatimu. Maka kamu harus bisa memutuskan siapa yang akan kamu pilih"
Air mata Ien kini tertumpah, merasakan sakit di hatinya akibat apa yang dia lakukan pada Val dan juga Rey. Alicia yang melihat itu, menjadi tidak tega pada sahabatnya, dia lalu menarik Ien dan segera memeluknya. Diusapnya punggung sang sahabat untuk menenangkan perasaan Ien yang saat ini sedang berantakan.
***
VALERY LEDEZMA POV
Setelah selesai mengantar Ien, aku segera berangkat ke kantor. Untungnya perjalanan dari kampus Ien ke kantor ku tidak terlalu begitu macet, jadi perjalanan ku terasa sangat menyenangkan meskipun rasanya mataku ingin ku pejamkan, karena rasa ngantuk ini.
Tiba di kantor, aku melangkahkan kaki secepat mungkin agar cepat tiba di ruanganku. Namun langkah ku tertahan karena melihat kehadiran papa yang saat ini duduk di lobby kantor.
"Pa, ada apa?"
"Papa mencari mu sayang, apa ada masalah? Subuh tadi papa melihat mu keluar dari rumah"
Aku sedikit terkejut, aku kira papa tidak menyadari kepergianku tadi subuh. Aku lalu mengajak papa untuk terlebih dulu masuk ke ruanganku. "Val tadi menemui teman Val pa, dia menelpon Val untuk membantunya. Tapi aman kok"
Aku lalu tersenyum ke arahnya, melangkah mendekat ke arah papa. Dan ku peluk dirinya dalam pelukan hangat ku. Sesekali papa mengusap lembut punggungku, begitu juga aku, rasanya aku tidak sanggup membayangkan diri ku hidup tanpa papa.
"Oke sayang, papa ke sini bawa kabar bahagia"
"Apa kabar bahagianya pa?"
Papa lantas melepaskan pelukan ku dan menarik ku duduk di sofa ruang kerjaku, "Papa akan mempertemukan kamu dengan tante mona dan juga adik-adikmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Teen FictionCinta dan Nyaman merupakan dua kata yang memiliki arti yang sangat berbeda. Dalam hubungan Valery dan Adriene yang telah di jalani empat tahun, mereka sama-sama menumbuhkan cinta dalam hubungan mereka. Sehingga bagi orang lain itu begitu indah. Tap...