BAB#42

1.2K 87 4
                                    

AUTHOR POV

Rasa bahagia untuk Ien dan Val tidak dapat di gambarkan lagi, namun ada beberapa masalah yang mungkin akan mereka hadapi. Salah satunya, terkait dengan Ien yang kini telah kembali dalam pelukan Val. Mereka memikirkan bagaimana caranya menghadapi keluarga Val.

"Sayang, ini sebenarnya akan lebih berat. Karena kamu tau sendiri, posisi aku dan papa saat ini seperti apa. Bahkan, kamu adalah mantan calon istri adik ku" ucap Val

"Kalau kamu saja bisa minta restu ke orang tua ku dan keluargaku, lalu kenapa aku tidak? Kita akan sama-sama sayang, apapun nanti kita hadapi"

Valery lalu mencium Ien di wajahnya berulang kali, "Sayang, tapi ada yang aku ingin bicarakan" ucap Val

"Apapun, katakan padaku" ucap Ien lalu menangkup wajah kekasihnya, sambil terus menatap ke dalam mata Val.

"Aku belum punya pekerjaan sayang. Apa kamu keberatan?"

Ien melepaskan tangannya dari wajah Ien, dan segera melipat tangannya serta membentuk wajah kesal. Ien memang kesal, lantaran Val seakan berbicara begitu seolah Ien adalah wanita yang hanya memandang seseorang dari pekerjaannya. Padahal, di dalam hatinya, dia mencintai Val bukan karena pekerjaan yang Val punya, tapi karena cinta tulus yang selalu Val berikan untuknya.

"Sayang kenapa?" ucap Val dan menggenggam Ien. Namun Ien segera menepis tangan Val, kemudian memutar duduknya, hingga membelakangi Val. Melihat itu, Val segera menyadari ucapannya tadi. Perlahan tangannya berpindah dan memeluk Ien dari belakang, "Maaf sayang, aku gak akan bicara seperti itu lagi"

"Janji?" Ucap Ien segera mengangkat jari kelingking ke arah wajah Val yang sementara meletakan dagu di pundak Ien serta memeluk Ien dari belakang.

"Aku janji by, aku tidak akan berbicara begitu lagi" ucap Val kemudian menautkan jari kelingking miliknya ke jari kelingking Ien.

Jari mereka yang bertaut perlahan terlepas, tangan Ien lalu mengusap lembut tangan Val yang sementara melingkar di perutnya, "Kamu bekerja atau tidak, aku akan selalu mencintai kamu. Aku tidak akan pernah keberatan sayang, karena aku masih mampu memberikan kehidupan yang layak untuk mu. Lagian, kita masih memiliki tabungan sayang. Apa yang kamu takutkan? Aku di sini, dan tidak akan ada lagi luka yang kamu rasakan"

Valery semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Ien, bahkan dia mencium pundak Ien secara berulang kali.

"Terima kasih sayangku" ucap Val

Ien lalu memutar tubuhnya dan kembali menatap Valery yang sedari tadi duduk di belakang tubuhnya. Dengan terus menatap Val, kini setelah sekian lamanya, Ien kembali merasakan sesuatu bergejolak dalam dirinya. Bahkan hanya dengan melihat wajah Valery di depannya.

"Sayang, aku........" Ucap Ien

"Kenapa sayang?" ucap Val yang juga sementara merasakan hal yang sama dengan Ien. Namun dia sendiri sementara berusaha mengontrol dirinya sendiri.

Ien lalu mengigit bibir bawahnya, bahkan dia menelan ludah berulang kali. Tangannya lalu perlahan, menangkup wajah Val, dan mulai bergerak mengelilingi wajah Val. Mulai dari rahang yang di usapnya lembut, kemudian berpindah ke telinga Val, dan kemudian perlahan kembali ke arah bibir Val.

Sementara Val yang di buat begitu hanya bisa mematung, padahal miliknya sudah berdenyut di bawah sana. Tangan Val, bahkan hanya mencengkram sofa yang kini dia duduk bersama dengan Ien.

Ien lalu membasahi bibirnya dengan lidah, kemudian menggigit bibir bawahnya lagi. Spontan dia mengedipkan matanya ke arah Val.

Valery semakin tidak kuat menahan, dia segera menangkup wajah Ien menariknya hingga bibir mereka menyatu. Ciuman mereka begitu lembut, semakin lembut ciuman itu. Gairah mereka semakin memuncak. Bahkan di tambah saat Val mulai memainkan telinga Ien sesekali menggunakan lidah.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang