AUTHOR POV
Tiba di depan kamar, Ien bahkan belum mengetuk pintu itu, tapi pintu itu telah terbuka menampilkan Valery yang basah kuyup. Bahkan sangat berantakan. Tangannya bahkan masih meneteskan darah, bukan hanya dari satu tangan. Tapi kini sudah dua tangannya yang terluka. Masih sama seperti sebelumnya, Val tidak bisa mengendalikan dirinya. Dia tetap menangis dan tertawa terus menerus secara bergantian.
"Hahahaha. Kamu mau apa Ien? Kamu mau apa lagi?" tanya Valery dan berjalan masuk meninggalkan Ien yang berdiri di depan pintu, dengan tangisan bahkan dia tidak sanggup melangkah masuk mengikuti Valery. Ien merasakan sakit yang sangat sakit, melihat orang yang begitu dia cintai terluka karena dirinya.
Ien mengunci pintu itu dan berjalan masuk mengikuti Valery. Dia segera terduduk dan berlutut pada Valery.
"Maafkan aku, maafkan aku Val" ucap Ien dalam tangisannya,
Valery yang membelakangi Ien pun, tidak kala hancurnya. Dia bahkan kembali menangis tapi dia menahan agar suara tangisannya tidak keluar. "Aku sudah mengikhlaskan kamu Ien" ucap Valery, dia berbalik dan kaget saat ini Ien berlutut padanya. Valery bergerak cepat dan mendirikan Ien. Dia bahkan memeluk Ien, begitu juga dengan Ien yang membalas pelukan Valery. Dalam pelukan mereka, kini di keheningan malam di kamar hotel itu, hanya terdengar suara tangisan dari Valery dan Ien.
Perlahan juga sepertinya keadaan Val bisa dapat dikendalikan saat dia menyatukan pelukan itu bersama dengan Ien.
"By" ucap Valery, dia lalu melepaskan pelukannya. Ien menyadari tangan Valery yang berdarah hendak bergerak mengambil sesuatu untuk membalutnya agar darahnya berhenti menetes. Tapi tangan Valery menahan tangan Ien, dia menggenggam tangan Ien dan menatap ke dalam mata Ien.
"Apa aku kurang by?"
"Enggak Val, kamu gak ada kurang. Aku yang kurang banyak selama ini by"
"Apa aku salah by?"
"Enggak by. Gak ada sama sekali. Aku yang tidak puas dengan cinta yang kamu berikan. Padahal kamu berkorban banyak untuk kita. Kamu memberikan kebahagiaan yang orang lain tidak berikan padaku. Kamu menjadi Valery yang luar biasa, yang menerima segala kurang ku. Bahkan aku seperti ratu yang di layani dengan sangat baik"
"Kamu tidak salah, aku yang salah. Mungkin aku terlalu menjagamu selama ini, membuat kamu merasa tertekan by"
"Enggak by, aku gak merasa seperti itu. Aku minta maaf Val, aku minta maaf menduakan kamu dalam dua tahun ini"
Valery terdiam dan terus menatap tanpa mengalihkan pandangannya. Dia memejamkan mata sebentar, lalu tersenyum. Satu fakta baru bahwa Valery menduakan cintanya selama dua tahun. Ini adalah satu hal yang memperkuat Val untuk melangkah mundur.
"By, empat tahun kita bersama. Kamu kenal aku, aku kenal kamu. Suka dan duka kita lewati sama-sama. Semua hal yang terjadi padaku, aku membaginya sama kamu. Tidak sekalipun aku menutupinya. Aku tidak marah atas apa yang terjadi, aku tidak membenci mu by. Aku cuma gak nyangka kamu tega lukai aku begitu dalam. Mari kita sama-sama melupakan, terima aku sebagai kakak ipar kamu dan aku akan menerima kamu sebagai adik ipar ku. Selama ini tidak sekalipun di antara kita ada kata putus bukan? Maka detik ini, untuk pertama kalinya. Mari kita putus" ucap Valery dalam keadaan mata terpejam. Dia tidak sanggup untuk mengatakan kata putus atas hubungan mereka.
Ien terus menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin hubungan ini berakhir, "Val, aku minta maaf. Tapi aku gak mau pisah by. Aku gak bisa hidup tanpa kamu" ucap Ien.
"Aku sudah hancur Ien. Sangat hancur! Selama ini aku hanya punya kamu, punya cinta yang bahagia hanya di kamu. Bahkan aku tidak pernah menghadirkan orang lain by. Aku udah lakukan semua yang aku bisa by, cuma untuk kamu. Aku udah korbankan semua Ien. Lalu kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Teen FictionCinta dan Nyaman merupakan dua kata yang memiliki arti yang sangat berbeda. Dalam hubungan Valery dan Adriene yang telah di jalani empat tahun, mereka sama-sama menumbuhkan cinta dalam hubungan mereka. Sehingga bagi orang lain itu begitu indah. Tap...