BAB#62

767 56 2
                                    

VALERY LEDEZMA POV

Seminggu sudah papa di rawat. Tepat di hari ini, aku sudah mengantarkan papa kembali ke rumah baru miliknya. Rumah yang kini terlihat lebih sederhana dari rumah kami sebelumnya. Tapi itu tetap terlihat mewah, karena kata papa, rumah ini adalah rumah pemberian ku.

Ya, aku memberikan rumah ini untuk papa. Karena setelah keluar dari rumah kami yang dulu, papa dan tante Mona serta Evan ternyata tinggal di satu kosan kecil, yang saat aku melihatnya saja, membuat hati ku begitu teriris. Itu tidak bisa di tinggali tiga orang, bahkan bukan tiga, tapi jika dua orang yang tinggal di sana pun, akan terasa sempit.
Selain itu, aku ingin papa dan tante Mona memiliki ruang bergerak, yang mampu yang membuat mereka pulih dari kesehatan mereka.

Selama seminggu ini, aku tidak menetap di rumah ku dan juga Ien. Dan kami juga menjadi jarang bertemu. Tapi selama kami berpisah, tidak sekalipun kami berhenti berkomunikasi.

"Pa, aku habis ini kembali ke kantor. Papa istirahat ya" ucapku lalu membantu papa berbaring pada tempat tidur.

"Kamu gak mau pegang perusahan papa lagi?"

Aku lalu menatapnya dan mencium papa pada keningnya, "Aku akan membantu memulihkan perusahan papa, tapi aku gak bisa kembali pa. Aku percaya, papa bisa mengatur ini semua lagi. Ini karena masalah-masalah di keluarga kita saja, yang membuat papa menjadi hilang konsentrasi. Coba deh saat papa benar-benar pulih, papa pasti akan mendapatkan jalan untuk perusahan kembali seperti semula"

Papa lalu menggenggam tanganku dan mencium tanganku, "Jika nanti papa bisa kembali memulihkan perusahan. Itu semua karena kamu sayang. Kamu yang telah memaafkan papa. Papa tau, perusahan itu telah menyatu di dalam diri kamu Val. Makanya ketika kamu pergi, perlahan perusahan itu hancur"

"Pa, Val sudah bilang bukan? Lupakan. Apapun yang nanti papa butuhkan, kasih tau ke Val atau Ien"

"Iya sayang, terima kasih banyak" ucap papa

Aku lantas tersenyum ke arah papa, kemudian bergerak berdiri dari duduk ku dan pamit dari papa. Tidak lupa ku ingatkan papa untuk nantinya makan dan minum obat.

"Tan, aku sudah hubungi mbak Rere. Nanti mbak Rere, bantu tante dan juga Evan buat layani papa. Aku juga usahakan, nanti sering-sering ke sini buat jenguk papa dan tante juga"

Tante Mona perlahan mendorong kursi roda miliknya mendekat ke arahku, dia menggenggam tanganku serta mengusap tanganku lembut, "Bisakah kamu memanggil mama saja, jangan gunakan kata tante lagi. Tapi jika tidak, tante bisa memahami itu"

Aku tersenyum ke arah tante Mona, hm bukan tapi mama, "Iya mama" ucapku dan segera mama menangis serta menarik ku dan memeluk ku.

"Mama sayang Val, dan sayang Evan"

"Sayang Eval juga ma" ucapku dan melepaskan pelukan kami.

Mendengar ucapan ku, mama hanya berdiam sambil tersenyum, "Eval juga anak mama. Semuanya anak mama. Kita sudah bertekad melupakan masa lalu bukan ma?"

"Iya sayang, terima kasih sayang. Terima kasih banyak"

Aku mencium kening mama sebentar, lalu berpamitan serta pergi meninggalkan rumah.

Mobil yang kini sudah berada jauh dari rumah, membuatku perlahan menghentikan mobil itu dan mengirimkan pesan pada kekasih ku.

Baby :*

Saya
By, aku jemput sekarang ya    14:11

Baby :*
Oke sayang, kalau sudah di lobby nanti, kabari aku   14:11

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang